Sudah hampir dua tahun ini Wina berharap bisa balikan lagi sama mantannya yang sampai detik ini ia cintai. Sosok Bisma memang tak pernah bisa hilang dari otak dan juga hatinya. Hampir setiap hari Wina mengawasi Bisma melalui social media. Mengintip apa saja ativitas yang dia lakukan. Wina tahu kalau Bisma masih saja makan ramen, Bisma masih suka travelling, Bisma masih suka memakai baju hitam dan sebuah boots.
Bahkan, Wina juga selalu
mengikuti perkembangan kisah cinta Bisma yang sudah berganti pacar hingga tiga
kalisejak mereka berpisah. Wina juga tahu jika dua bulan yang lalu, Bisma putus
sama wanita yang merupakan teman SD-nya
dulu.
Semua yang dilakukan Bisma, Wina selalu tahu. Maklum, hubungan mereka
memang cukup lama: 4 tahun dengan dua kali putus-sambung. Dan selama dua tahun
itulah sosok Bisma selalu ada. Wina memang sudah mencoba untuk dekat dengan
pria lain, tetapi hasilnya selalu sama: hanya ada Bisma di hatinya.
Kisah Wina mungkin dialami
oleh beberapa wanita yang sulit sekali berdamai dengan masa lalu. Bahkan
terkadang saking cintanya dengan seseorang, kita hingga lupa dan sulit
membedakan: apakah kamu benar-benar jatuh cinta atau hanya terobsesi.
Seperti
Dinda yang baru berkomitmen dengan Ronald yang merupakan gebetan lamanya. Dinda
senang bak menemukan harta karun karena bisa dekat dengan Ronald yang sudah ia
tunggu hampir 3 tahun sejak SMA. Hingga akhirnya Dinda tak tahu apakah itu
cinta atau hanya sebuah obsesi yang justru bisa menghancurkan hubungan barunya
bersama Ronald.
Tiga point di bawah menjadi
pertanda dan jawaban apakah selama ini kamu benar-benar mencintainya atau hanya
sebuah obsesi.
Bisa Membatalkan Janji
Hanya untuk Dia
Anggaplah kamu sudah
memiliki janji dengan teman wanitamu atau sekadar hang out dengan rekan kerja
dan kolega. Namun, saat akan berangkat, pasangan kamu (atau mungkin mantan dan
gebetan) menelepon untuk ngajak kamu bertemu. Atau suatu hari pekerjaan kamu
sangat menumpuk, dan pasangan minta ditemani untuk beli sebuah kemeja.
Jika
kamu merasa dia prioritasmu, tentu kamu akan membatalkan janji dengan teman,
kolega, atau meninggalkan tanggung jawabmu hanya untuk bertemu dia. Kamu tahu
kalau kamu menolak, si dia akan kecewa dan kamu tentu nggak akan membuatnya
kecewa. Dekat kata lain hidupmu hanya untuk membuatnya senang. Kalau begini,
suatu saat nanti kamu akan sadar dan menyesali keputusan kamu selalu ada
untuknya, sedangkan dia tak memiliki waktu untuk kamu.
Kehilangan Waktu
Mengerjakan Hal yang Kamu Cintai
Sebelum komitmen atau kenal
dengan si pria, kamu bebas melakukan apa pun. Kamu sudah travelling, suka
aktivitas ekstrem, suka pakai heels, suka pakai mini dress saat hang out sama
teman-teman. Namun, mendadak hal itu berubah saat kamu berkomitmen dengannya.
Dia mulai mengatur kamu memakai mini dress karena dia insecure kamu akan
dilirik pria lain.
Kamu mulai dilarang travelling karena dia nggak bisa
menemani. Namun, hal-hal itu kamu anggap wajar dan bukti cinta dan peduli dia
sehingga kamu nggak masalah saat kehilangan waktu mengerjakan hal-hal yang kamu
sukai. Yang kamu lakukan hanya menunggu pesan teks darinya, teleponnya, dan
ajakan main si dia. Padahal dia belum tentu melakukan hal serupa seperti yang
kamu lakukan.
Melupakan Teman
Beberapa dari mereka lambat
laun mulai menjauh dari teman-teman yang menemani mereka selama ini. Sudah
takada waktu untuk sekadar bertemu atau lupa mencari kabar tentang mereka. Jika
kamu sudah terobsesi dengan pasangan kamu, hal ini sering kali terjadi. Nggak
segan kamu mulai menghilang dari mereka. Waktumu hanya untuk pasangan meskipun selama
ini minimal dua minggu sekali bertemu dengan sahabat-sahabat.
Nah, jika ketiganya kamu
alami, kini kamu tahukan jawabannya? Cinta atau hanya obsesi?