Responsive Ad Slot

Antara Cinta dan Obsesi

Tidak ada komentar

Jumat, 31 Maret 2023


Sudah hampir dua tahun ini Wina berharap bisa balikan lagi sama mantannya yang sampai detik ini ia cintai. Sosok Bisma memang tak pernah bisa hilang dari otak dan juga hatinya. Hampir setiap hari Wina mengawasi Bisma melalui social media. Mengintip apa saja ativitas yang dia lakukan. Wina tahu kalau Bisma masih saja makan ramen, Bisma masih suka travelling, Bisma masih suka memakai baju hitam dan sebuah boots.




Kisah Wina mungkin dialami oleh beberapa wanita yang sulit sekali berdamai dengan masa lalu. Bahkan terkadang saking cintanya dengan seseorang






Bahkan, Wina juga selalu
mengikuti perkembangan kisah cinta Bisma yang sudah berganti pacar hingga tiga
kalisejak mereka berpisah. Wina juga tahu jika dua bulan yang lalu, Bisma putus
sama wanita yang merupakan  teman SD-nya
dulu.





Semua yang dilakukan Bisma, Wina selalu tahu. Maklum, hubungan mereka
memang cukup lama: 4 tahun dengan dua kali putus-sambung. Dan selama dua tahun
itulah sosok Bisma selalu ada. Wina memang sudah mencoba untuk dekat dengan
pria lain, tetapi hasilnya selalu sama: hanya ada Bisma di hatinya.





Kisah Wina mungkin dialami
oleh beberapa wanita yang sulit sekali berdamai dengan masa lalu. Bahkan
terkadang saking cintanya dengan seseorang, kita hingga lupa dan sulit
membedakan: apakah kamu benar-benar jatuh cinta atau hanya terobsesi. 





Seperti
Dinda yang baru berkomitmen dengan Ronald yang merupakan gebetan lamanya. Dinda
senang bak menemukan harta karun karena bisa dekat dengan Ronald yang sudah ia
tunggu hampir 3 tahun sejak SMA. Hingga akhirnya Dinda tak tahu apakah itu
cinta atau hanya sebuah obsesi yang justru bisa menghancurkan hubungan barunya
bersama Ronald.





Tiga point di bawah menjadi
pertanda dan jawaban apakah selama ini kamu benar-benar mencintainya atau hanya
sebuah obsesi.





Bisa Membatalkan Janji
Hanya untuk Dia



Anggaplah kamu sudah
memiliki janji dengan teman wanitamu atau sekadar hang out dengan rekan kerja
dan kolega. Namun, saat akan berangkat, pasangan kamu (atau mungkin mantan dan
gebetan) menelepon untuk ngajak kamu bertemu. Atau suatu hari pekerjaan kamu
sangat menumpuk, dan pasangan minta ditemani untuk beli sebuah kemeja. 





Jika
kamu merasa dia prioritasmu, tentu kamu akan membatalkan janji dengan teman,
kolega, atau meninggalkan tanggung jawabmu hanya untuk bertemu dia. Kamu tahu
kalau kamu menolak, si dia akan kecewa dan kamu tentu nggak akan membuatnya
kecewa. Dekat kata lain hidupmu hanya untuk membuatnya senang. Kalau begini,
suatu saat nanti kamu akan sadar dan menyesali keputusan kamu selalu ada
untuknya, sedangkan dia tak memiliki waktu untuk kamu.





Kehilangan Waktu
Mengerjakan Hal yang Kamu Cintai



Sebelum komitmen atau kenal
dengan si pria, kamu bebas melakukan apa pun. Kamu sudah travelling, suka
aktivitas ekstrem, suka pakai heels, suka pakai mini dress saat hang out sama
teman-teman. Namun, mendadak hal itu berubah saat kamu berkomitmen dengannya.
Dia mulai mengatur kamu memakai mini dress karena dia insecure kamu akan
dilirik pria lain. 





Kamu mulai dilarang travelling karena dia nggak bisa
menemani. Namun, hal-hal itu kamu anggap wajar dan bukti cinta dan peduli dia
sehingga kamu nggak masalah saat kehilangan waktu mengerjakan hal-hal yang kamu
sukai. Yang kamu lakukan hanya menunggu pesan teks darinya, teleponnya, dan
ajakan main si dia. Padahal dia belum tentu melakukan hal serupa seperti yang
kamu lakukan.





Melupakan Teman



Beberapa dari mereka lambat
laun mulai menjauh dari teman-teman yang menemani mereka selama ini. Sudah
takada waktu untuk sekadar bertemu atau lupa mencari kabar tentang mereka. Jika
kamu sudah terobsesi dengan pasangan kamu, hal ini sering kali terjadi. Nggak
segan kamu mulai menghilang dari mereka. Waktumu hanya untuk pasangan meskipun selama
ini minimal dua minggu sekali bertemu dengan sahabat-sahabat.











Nah, jika ketiganya kamu
alami, kini kamu tahukan jawabannya? Cinta atau hanya obsesi?



Arti dan Makna Palu Menghancurkan Kaca, Palu Membentuk Baja

Tidak ada komentar

Kamis, 30 Maret 2023








Apa makna dari pepatah
diatas ?





Jika jiwa kita rapuh
seperti kaca, maka ketika palu atau masalah menghantam, kita akan mudah putus
asa, frustasi, kecewa, marah, dan jadi remuk redam. Jika kita adalah kaca, maka
kita juga rentan terhadap benturan, mudah tersinggung, kecewa, marah, atau sakit
hati saat kita berhubungan dengan orang lain.





 Sedikit benturan saja, sudah lebih dari cukup
untuk menghancurkan hubungan kita.





Jadi, jangan pernah menjadi
kaca, tapi jadilah baja. Mental baja adalah mental yang selalu positif, bahkan
tetap bersyukur di saat masalah dan keadaan yang benar-benar sulit tengah
menghimpit.





Mengapa begitu.....?





Orang yang seperti ini
selalu menganggap bahwa “masalah adalah proses kehidupan untuk membentuknya
menjadi lebih baik”. Sepotong besi baja akan menjadi sebuah alat yang lebih
berguna setelah lebih dulu ditempa dan dibentuk dengan palu. Setiap pukulan
memang menyakitkan, namun mereka yang bermental baja selalu menyadari bahwa itu
baik untuk dirinya.





Jika hari ini kita sedang
dilanda masalah hidup, jangan pernah merespons dengan sikap yang keliru!





Jika kita adalah BAJA, kita
akan selalu melihat palu yang menghantam kita sebagai sahabat yang akan
membentuk kita. Sebaliknya jika kita KACA maka kita akan selalu melihat palu
sebagai musuh yang akan menghancurkan kita.




Kisah Mengharukan: 8 Kebohongan Seorang IBU Untuk Kebaikan Anaknya

Tidak ada komentar








Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku masih kenyang”


Cerita bermula ketika aku
masih kecil, aku terlahi sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang
miskin.





Bahkan untuk makan saja,
seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya
untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : “Makanlah nak, aku
masih kenyang”








1.KEBOHONGAN IBU YANG
PERTAMA





Ketika saya mulai tumbuh
dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi
memancing di sungai dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia
bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing,
ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup
ikan itu, ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih
menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku
melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan
memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata :
“Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”








2.KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA





Sekarang aku sudah masuk
SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk
membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu
membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin
tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin
kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api.
Aku berkata : “Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.”
Ibu tersenyum dan berkata : “Kamu tidurlah duluan, aku belum mengantuk”








3.KEBOHONGAN IBU YANG
KETIGA





Ketika ujian tiba, ibu
meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah
siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di
bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi,
menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan
teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu
kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.
Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu
sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!”








4.KEBOHONGAN IBU YANG
KEEMPAT





Setelah kepergian ayah
karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang
pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri.
Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa
penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman
yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah
besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat
kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah
lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka,
ibu berkata : “Saya lebih senang sendiri bersamamu”








5.KEBOHONGAN IBU YANG
KELIMA





Setelah aku, sudah tamat
dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu
tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar
kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu,
tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik
uang tersebut. Ibu berkata : Ibu masih punya duit”








6.KEBOHONGAN IBU YANG
KEENAM





Setelah lulus dari S1, aku
pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah
universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan.
Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku
bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik
hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku lebih
suka disini”








7.KEBOHONGAN IBU YANG
KETUJUH





Setelah memasuki usianya
yang tua, ibu terkena penyakit kanker, harus dirawat di rumah sakit, aku yang
berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk
ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah
menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh
kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena
sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi
tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap
ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam
kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis
anakku, Aku tidak kesakitan”








8.KEBOHONGAN IBU YANG
KEDELAPAN.





Setelah mengucapkan
kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang
terakhir kalinya.





”Berbaktilah pada Ibumu,
Ibumu, Ibumu”.







Semoga cerita diatas bisa
membuat kita merenung sejenak, apa yang telah di lakukan ibu kita hingga kita
menjadi seperti saat ini. Begitu banyak pengorbanan yang telah dilakukannya
untuk membahagiakan kita...









Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde