Responsive Ad Slot

Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wisata. Tampilkan semua postingan

Mulai Februari 2024 Turis Asing ke Bali Wajib Bayar Pajak Wisata Rp150 Ribu

Tidak ada komentar

Selasa, 22 Agustus 2023




Pemerintah Provinsi Bali benar-benar melaksanakan niatnya untuk menarik pajak wisata alias retribusi kepada turis asing yang datang ke Pulau Dewata. Biaya yang dibebankan ditetapkan 10 dolar AS atau Rp150 ribu.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menyebut bahwa aturan legal untuk penarikan retribusi itu masih setengah jalan. "Perdanya sudah selesai, tinggal menyusun pergub, karena perda ini dibuat berdasarkan amanat dari Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023, khususnya pasal 8 ayat 3 dan 4," kata Tjok Bagus dalam The Weekly Briefing with Sandi Uno di Jakarta, Senin, 21 Agustus 2023.

Dalam pasal dimaksud, Bali diperkenankan mengutip retribusi untuk dana perlindungan kebudayaan dan lingkungan di Bali. Ia menjelaskan dalam peraturan gubernur yang masih disusun, pihaknya akan memasukkan penjelasan atau tata cara penarikan pungutan kepada turis asing.

"Dan ini akan kami terapkan mulai dari Februari 2024," imbuh dia.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan bahwa biaya retribusi untuk turis asing itu akan berlaku bagi mereka yang masuk ke wilayahnya, baik langsung dari luar negeri maupun melalui wilayah lainnya di Tanah Air. Pembayaran pungutan itu hanya berlaku satu kali selama berwisata di Bali.

"Pungutan yang wajib dibayar melalui pembayaran secara elektronik atau e-payment sebesar Rp150.000, atau kalau disetarakan kurs ini 10 dolar AS," kata Wayan Koster dalam Rapat Paripurna DPRD ke-26 yang membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), di Kantor DPRD Bali.

Masuk ke PAD Bali


Koster menjelaskan bahwa hasil retribusi itu akan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Biaya retribusi bagi turis asing itu akan dimanfaatkan untuk pemeliharaan kebudayaan dan pembangunan infrastruktur di kawasan wisata.

"Saya kira ini akan diatur dalam peraturan yang lebih teknis. Kemudian penerimaan dari pungutan bagi wisatawan asing akan diklasifikasikan ke dalam lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sesuai peraturan perundang-undangan," katanya.

Biaya pungutan tersebut juga akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur prioritas daerah yang akan dikelola oleh perangkat daerah dan pihak terkait secara terencana. Pungutan ini hanya menargetkan turis asing, sementara wisatawan domestik tidak dikenai pungutan.

Dia menyakini jika diterapkan pungutan itu tidak akan berpengaruh terhadap kedatangan turis asing ke Bali. Ia menilai turis akan senang jika uang mereka digunakan untuk meningkatkan kenyamanan mereka.

"Tidak ada masalah. Kalau sudah digunakan untuk kepentingan lingkungan, untuk budaya, apalagi akan dibangun infrastruktur yang lebih berkualitas sehingga berwisata di Bali akan menjadi nyaman dan aman serta kondusif. Wisatawan akan bagus," lanjutnya.

Pajak Wisata Akan Berlaku Nasional?


Penerapan pajak kepada turis asing diklaim sebagai salah satu strategi untuk mewujudkan pariwisata berkualitas. Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Frans Teguh menyampaikan wacana pajak turis asing hingga pembatasan kuota saat ini masih dalam tahap konsolidasi dengan berbagai kementerian.

Pembahasan juga dilakukan dengan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan karena berkaitan dengan pajak. Juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah karena menetapkan kebijakan seperti ini juga harus lebih komperhensif. "Ada tahapan sosialisasi sehingga hal-hal seperti ini bisa dimitigasi lebih dini," kata Frans kepada Liputan6.com, Sabtu, 10 Juni 2023.

Frans melanjutkan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengoordinasi terkait bidang pariwisata dan memastikan sebaiknya ada penerapan pajak turis asing di Bali. Di balik itu, kata Frans, pihaknya ingin menjadikan Pulau Dewata sebagai barometer pariwisata semakin berkualitas.

"Kita harapkan ada kontribusi yang lebih nyata dari wisatawan untuk memastikan alam dan budaya, yang menjadi produk utama yang dikunjungi dan dinikmati tetap terjaga dan terawat," tambahnya.

Frans mengungkapkan, "Sebetulnya, yang paling mendasar saat ini kita mencegah terjadinya wisatawan yang berlebih, artinya pada titik-titik tertentu kita lihat overtourism sudah mulai terjadi. Kita harapkan ini lebih dimininalisir."

Jumlah Kunjungan ke Bali


Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia melalui Bali terus meningkat. Menurut Menparekraf, data terakhir menunjukkan angket 312 persen kenaikan wisma ke Tanah Air.

"Lebih dari 4 juta kunjungan telah bisa kita hadirkan dan I Gusti Ngurah Rai Bali ini 45 persen sendiri," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam "The Weekly Brief with Sandi Uno" yang digelar secara hybrid pada Selasa, 11 Juli 2023.

Sandi menjelaskan Bandara Soekarno-Hatta yang selama ini jadi andalan masih dalam kondisi struggling. Sementara, Bali sudah ada di angka 45 persen.

"Targetnya 4,5 juta (wisman) di tahun ini dari total 8,5 juta wisatawan mancanegara yang akan ditargetkan di Indonesia. Kita melihat pentingnya Bali yang harus kita jaga sebagai destinasi unggulan," tambahnya

Kepala Dinas Pariwisata atau Kadispar Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menjelaskan soal kunjungan wisman ke Bali dari Januari hingga Juni 2023. "Total kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali 2.390.585 orang yang masih mendominasi Australia nomor satu," katanya.



PANTAI KRAKAL : Menanti Barrel di Pantai Krakal

Tidak ada komentar

Jumat, 04 Agustus 2023




Lokasi : Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia
Deretan pantai-pantai indah laut selatan di Gunungkidul menyembunyikan beberapa spot surfing yang menantang, salah satunya adalah Pantai Krakal.

Pantai Krakal sudah lama kondang sebagai salah satu pantai di ujung selatan Jogja yang memiliki keindahan luar biasa. Garis pantainya landai dan ditaburi pasir putih dengan hempasan ombak yang jernih. Batu karang menghiasi sebagian besar bibir pantai, menjadi rumah bagi ikan-ikan karang berwarna-warni. Ikan damselfish kuning dengan aksen biru di punggungnya, ikan kepe-kepe (butterflyfish) bergaris-garis biru tua dan biru muda, serta sekelompok ikan kecil berwarna biru terang berenang di antara bebatuan. Kaki-kaki bintang laut hitam menjulur keluar dari balik batu tempat persembunyian mereka.

Bosan bermain di pinggir pantai? Cobalah berjalan mengarungi lepas pantainya. Sederet batu karang menyembul ke permukaan dan berbaris memanjang seolah membentuk sebuah jalan setapak di lautan. Jangan lupa untuk mengenakan alas kaki mengingat tajamnya batu-batu karang ini. 

Beberapa nelayan melintas, mencari tempat yang strategis untuk melempar joran pancing. Yang lainnya asyik menyelam di laut dangkal untuk mencari umbal, sejenis hewan laut kecil yang hidup menempel pada batu. Oleh penduduk setempat, umbal ini kemudian diolah menjadi rempeyek yang gurih.

 reef break yang cukup menantang. Dasar lautnya didominasi oleh karang sehingga surfer harus ekstra hati-hati. Dry season antara bulan Maret dan September adalah waktu terbaik untuk menunggu barrel di Krakal.


Selain memiliki kecantikan yang eksotik, Krakal ternyata menyembunyikan ombak yang cocok untuk bermain selancar. Surfer harus berjalan menuju ke deretan batu karang di lepas pantai untuk kemudian menyongsong ombak bertipe


Meski terletak sekitar 2 jam perjalanan mobil dari Jogja, akses jalan menuju Pantai Krakal terbilang cukup bagus dan rata. Deretan warung makan dan beberapa hotel juga dapat dengan cukup mudah ditemui di sekitar pantai, sehingga memudahkan Anda yang ingin menginap sambil menunggu ombak terbaik untuk berselancar. Namun, surfing bukanlah jenis olahraga yang cukup populer di kalangan penduduk setempat. Anda harus membawa papan surfing sendiri karena belum ada tempat persewaan surfboard di sini.

Surf Spot Detail

Wave Quality Rating: 5
Type of Wave: Reef Break
Direction of Wave: Right and Left
Bottom: Reef
Difficulty: Intermediate, Advance
Crowd Level: Empty
Hazards: Reef, Sea Urchin, Jellyfish
General Description:

Garis Pantai Krakal didominasi oleh karang-karang tajam, sehingga tidak mudah untuk mencapai surf spots-nya. Ombaknya cukup bagus, terutama pada saat dry season (antara bulan Maret dan September) yang memungkinkan terciptanya barrel.



Kali Urang Sejuknya Seperti Dalam Ruangan ber-AC

Tidak ada komentar

Kamis, 27 Juli 2023

Pada awal abad ke-19, sejumlah ahli geologi Belanda yang tinggal di Yogyakarta, bermaksud mencari tempat peristirahatan bagi keluarganya. Mereka menyusuri kawasan utara yang merupakan dataran tinggi. Sesampainya di Kaliurang yang berada di ketinggian 900 meter dari permukaan laut, para "meneer" tersebut terpesona dengan keindahan dan kesejukan alam di kaki gunung itu. Mereka akhirnya membangun bungalow-bungalow dan memutuskan kawasan itu sebagai tempat peristirahatan mereka.

Perjalanan menuju kaliurang dari arah Jogja akan mengingatkan kita pada lukisan pemandangan saat masih di taman kanak-kanak. Sebuah gunung dengan jalan di tengahnya serta hamparan hijau yang membentang di kedua sisinya dihiasi dengan rumah penduduk, akan menghilangkan penat dalam bingkai lukisan alam.

Diselimuti angin yang berhembus sejuk, bahkan di saat mentari tepat di atas kepala, kesejukan itu masih terasa. Udara yang menari melewati pepohonan dan turun dengan gemulai, memberi rasa segar ketika menerpa tubuh.

Pemandangan Gunung Merapi memberi sensasi tersendiri di kawasan ini. Bagaikan seorang gadis desa yang menutup tabirnya bila sengaja diperhatikan, gunung ini akan tertutup kabut seolah malu bila sengaja datang untuk melihatnya.

Menyusur sisi barat Bukit Plawangan sejauh 1100 meter, menempuh perjalanan lintas alam, melalui jalan tanah yang diapit pepohonan dan lereng rimbun, deretan 22 gua peninggalan Jepang menjadi salah satu keunikan wisata alam Kaliurang.

Di samping keindahan alamnya, Kaliurang juga mempunyai beberapa bangunan peninggalan sejarah. Diantaranya adalah Wisma Kaliurang dan Pesangrahan Dalem Ngeksigondo milik Kraton yang pernah dipakai sebagai tempat berlangsungnya Komisi Tiga Negara. Atau Museum Ullen Sentalu yang sebagian bangunannya berada di bawah tanah. Museum ini menguak misteri kebudayaan dan nilai-nilai sejarah Jawa, terutama yang berhubungan dengan putri Kraton Yogyakarta dan Surakarta pada abad ke-19.

Kawasan Rekreasi Keluarga

Berjarak 28 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, Kaliurang kini menjadi sebuah kawasan wisata alam dan budaya yang memikat, serta menjadi tempat yang menyenangkan untuk rekreasi keluarga.

Bersantai dengan keluarga, orang tua bisa bersantai sambil mengawasi anak-anak bermain di Taman Rekreasi Kaliurang. Di dalam taman seluas 10.000 meter persegi anak-anak bisa bermain ayunan, perosotan, atau berenang di kolam renang mini. Selain itu di taman yang dihiasi oleh patung jin ala kisah 1001 malam dan beberapa jenis hewan ini, anak-anak juga bisa bermain mini car atau memasuki mulut patung seekor naga yang membentuk lorong kecil dan berakhir di bagian ekornya.

Sekitar 300 meter ke arah timur laut dari taman rekreasi terdapat Taman Wisata Plawangan Turgo. Di kawasan taman wisata ini terdapat kolam renang Tlogo Putri yang airnya berasal dari mata air di lereng Bukit Plawangan. Bermain ayunan atau bercanda bersama keluarga di taman bermain yang berada di dalam taman wisata, rasa lelah akan lebur dalam rimbunnya taman perhutani.

Melangkahkan kaki menyusuri sisi timur, melihat beberapa ekor monyet yang berloncatan dan berayun di dahan, menikmati kicau burung di jalur berbatu susun dan tangga berundak di jalan menanjak sejauh 900 meter; mungkin akan sedikit melelahkan, tetapi pemandangan Gunung Merapi di saat cuaca cerah dari Bukit Pronojiwo, akan menggantikan rasa lelah dengan kekaguman.


Pada perjalanan ke puncak Pronojiwo, YogYES sempat adu lari dengan seorang turis asing asal Inggris bernama Nick (47 tahun). Meski memenangkan adu lari, tapi perasaan menyatu dengan suasana alamlah yang paling membahagiakan. Air minum yang dijual oleh wanita penjaja minuman di puncak Pronojiwo bisa melepas rasa dahaga sambil menikmati Merapi yang berdiri tegak di tengah rimbunnya hamparan hijau. Setiap hari libur, Merapi bisa dilihat melalui teropong yang disewakan.

Sesampainya kembali di lokasi taman bermain, bersantailah sejenak di Tlogo Muncar. Meredakan letih sambil menikmati air yang terjun di sela-sela bebatuan. Biasanya air akan mengalir dengan deras di musim penghujan.

Jika ingin menikmati pemandangan Kaliurang, para pengunjung bisa berkeliling menggunakan kereta kelinci yang dikenal dengan istilah sepoer. Kendaraan ini biasa mangkal di depan taman wisata yang dipenuhi dengan kios-kios penjaja makanan. Jalur yang dilaluinya mengitari kawasan wisata Kaliurang dari timur ke barat. 

Melewati gardu pandang yang terletak di sebelah barat, Merapi akan terlihat jelas ketika cuaca cerah. Bila ingin merasakan sejuknya angin dan heningnya malam di Kaliurang, berbagai villa, bungalow, pesanggrahan atau pondok wisata bisa menjadi pilihan. Tarifnya juga beragam, mulai dari yang 25 ribuan hingga 200 ribuan. Beberapa penginapan yang bisa anda nikmati, antara lain: Bukit Surya, Puri Indah Inn (bintang 3), Wisma Sejahtera, dll.

Sebelum pulang pastikan untuk membawa sedikit oleh-oleh yang dijajakan. Mulai dari buah-buahan produksi petani lokal hingga makanan khas yakni tempe dan tahu bacem serta jadah (makanan yang terbuat dari beras ketan dan parutan kelapa).

Hamparan hijau di kaki gunung, udara sejuk dan segala paket kemewahan alamnya, akan meredakan segala kepenatan dan memberikan kesegaran dari hiruk pikuknya perkotaan.



Tempatnya Di Jawa, Tapi Nuansa Afrika

Tidak ada komentar

Jumat, 07 Juli 2023




Mau merasakan suasana padang savana dan penuh satwa liar? Tak perlu jauh-jauh ke Afrika, Indonesia juga punya lho. Tahukah kamu, ada dua tempat di Pulau Jawa yang sudah punya julukan 'Africa in Java'. Apa saja?Kedua tempatnya adalah Taman Nasional Baluran, Situbondo dan Sadengan di Taman Nasional Ala Purwo, Banyuwangi. Dua tempat yang lokasinya ada di Jawa Timur ini bakal membuat Anda serasa di Afrika!Kita mulai dari Taman Nasional Baluran terlebih dulu yang berlokasi di wilayah Banyuputih. Tri, dari bagian Pelayanan Pengunjung Taman Nasional Baluran, menjelaskan bagaimana cara menuju ke sana.

Berwisata di Baluran


"Sebenarnya lebih dekat dari Banyuwangi daripada dari Situbondo. Jadi, wisatawan dari Jakarta dapat naik kereta dan turun di Stasiun Banyuwangi Baru. Lalu, sambung naik angkutan umum ke arah Baluran sekitar Rp 10 ribu biayanya dan turun persis di pintu masuknya. Tapi, lebih enak bawa mobil sendiri," ujarnya.

Sekitar 12 kilometer dari pintu masuk, wisatawan akan melihat padang savana yang luas bak di Afrika. Berupa padang yang tandus, pohon-pohon yang kering dan bebatuan terlihat sejauh mata memandang. belum lagi, banyak satwanya!

"Ada rusa, kerbau, banteng, monyet, burung dan merak. Inilah 'Africa in Java'," tegas Tri.

Kebanyakan, wisatawan menghabiskan waktu di sana untuk berfoto-foto. Apalagi saat sunset, suasananya sangat bagus. Kala malam, giliran lagit bertabur bintang yang menyapa Anda.

"Biaya masuk Taman Nasional Baluran sendiri sebesar Rp 15 ribu saat weekday dan Rp 17.500 saat weekend. Bagi yang membawa mobil, kena biaya lagi Rp 10 ribu dan bagi yang membawa motor Rp 5 ribu," papar Tri.

Kurang puas hanya satu hari di sana, tenang saja, ada penginapan di kawasan Bekol yang tepai di tengah padang savana. Harga per malamnya Rp 150 ribu, belum termasuk makan.

"Hanya tempat untuk tidur saja dan ada 7 kamar, yang total bisa nampung 14 orang. Tapi harus jauh-jauh hari memesannya dengan menelfon ke nomor telefon Taman Nasional Baluran (0333-461936)," terang Tri.


Nuansa Afrikanya  nampak banget di Sadengan Banyuwangi.


Selain Taman Nasional Baluran, satu lagi Afrika di Pulau Jawa adalah Sadengan. Sadengan merupakan suatu kawasan di dalam Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi. Jarak dari pintunya sekitar 45 menit naik mobil.

"Sadengan juga disebut 'Africa in Java'. Ada padang savana yang tandus dan penuh satwa, seperti banteng, rusa dan burung merak. Namun, satwa-satwa di sini lebih buas," ujar Bagian Lapangan dari Dinas Pariwisata Banyuwangi, Sofyan Yudianto.

Di Sadengan, wisatawan dilarang untuk menjelajahi padang savananya yang bertujuan untuk melindungi habitat satwa-satwa di sana dan demi keselamatan wisatawannya juga. Tenang saja, Anda masih bisa melihat hamparan padang savana dari balik pagar pembatas dan naik ke atas tower untuk melihatnya dari ketinggian.


Sekumpulan Kijang di Sadengan.


"Hanya tim peneliti dan konservasi yang boleh masuk ke dalam. Satwa di sana memang dijaga betul, karena bisa terganggu kalau bertemu manusia dari dekat. Namun pemandangan yang dilihat sudah seperti di Afrika," papar Sofyan.

Tiket masuk ke Taman Nasional Alas Purwo adalah sekitar Rp 10 ribu. Dari Kota Banyuwangi, Anda bisa mengambil jalur menuju Muncar lalu masuk ke Desa Gedung Gebang. Kemudian, mengikuti Desa Kalipati yang merupakan desa terakhir sebelum masuk ke Taman Nasional Alas Purwo.

Kalau dipikir-pikir, cukup mudah untuk mendatangi dua tempat tersebut. Sudah begitu, harganya pun murah lagi. Selamat datang di Afrika ala Pulau Jawa! ***



Batu Alien : "Keunikan Pasca Erupsi Merapi di Dusun Jambu"

Tidak ada komentar

Rabu, 05 Juli 2023

Dibalik sebuah peristiwa pasti ada hikmahnya, baik peristiwa kesedihan maupun kegembiraan, semuanya pasti ada hikmah yang bisa kita ambil. Di balik peristiwa kesedihan kita bisa mengambil hikmah untuk tetap berpikir positif dan memandang dengan tegak, di balik peristiwa kegembiraan ada hikmah yang bisa kita ambil untuk tetap bersyukur dan tetap rendah hati dalam merayakannya.

Peristiwa erupsi Merapi yang menerjang daerah Dusun Jambu Bronggang Kec Cangkringan telah melululantahkan semua kehidupan menyatu dengan tanah. Batu-batu besar tersebar di daerah tersebut bagaikan kerikil kecil di jalan setapak.

Batu-batu besar tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan yang mengunjungi dusun Jambu. Ya, begitulah keadaan di lapangan,  sebagaimana yang bisa kita saksikan di tempat tersebut, lereng Gunung Merapi Sleman DIY.

Batu-batu yang bertebaran ini adalah saksi dari erupsi Merapi tahun 2010. Bisa dibayangkan batu-batu sebesar rumah, mobil berterbangan bagaikan batu kecil yang kita lempar dari tangan kita menjadi bukti maha dahsyatnya kekuatan Tuhan yang diwakilkan oleh alam buatan-Nya. Dari batu-batu besar yang terhampar terdapat sebuah buah batu yang memiliki keunikan sehingga banyak orang ingin melihat serta mengabadikannya. Bentuknya menyerupai wajah manusia yang sedang menangis dengan kedua bola matanya melengkung menunjukkan kesedihan.

“Warga di sini menyebutnya batu alien, karena memiliki keunikan menyerupai wajah seorang manusia. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan alien. Penamaan alien untuk memudahkan bagi wisatawan ketika melihat batu tersebut, ungkap,“Margono warga sekitar Kali Gendol. Pemilihan nama alien pada batu tersebut sangat berpengaruh pada tingkatan kunjungan wisatawan di dusun kami karena penasaran dengan batu tersebut banyak dari para tamu kembali lagi membawa teman-temannya untuk melihat fenomen alam ini.


Lokasi Batu Alien ini dulunya pemukiman penduduk, kini kondisinya sudah luluh lantah rata dengan tanah akibat tertutup jutaan meter kubik material dari Gunung Merapi. Batu Alien tidak sendirian saja teronggok, masih terdapat banyak bebatuan lain yang juga dilontarkan dari dalam Gunung Merapi.

Bagi teman-teman yang ingin berwisata di batu alien  ini dapat menggunakan layanan jeep wisata maupun trail yang siap melayanai perjalanan menikmati Batu Alien dan hamparan batu-batu besar material erupsi Merapi.

Disarankan untuk berkunjung di waktu pagi hari karena cuaca langit di sekitar merapi sangat cerah sehingga para wisatawan dapat melihat Gunung Merapi secara keseluruhan. Jangan lupa untuk membawa masker hidung maupun topi dikarenan rute yang dilewati menghasilkan debu yang banyak serta berbahaya bagi pernapasan anda semuanya.

Wayan Koster Inginkan Bali seperti Bhutan, Turis yang Datang Berkualitas

Tidak ada komentar

Selasa, 04 Juli 2023




- Gubernur Bali, Wayan Koster, ingin menjadikan pariwisata di Pulau Bali seperti di Bhutan, yang membatasi masuknya wisatawan mancanegara (wisman). Menurut Koster, meski dibatasi, wisman yang masuk berkualitas. Dia menuturkan, wisman yang masuk ke Bhutan dibatasi hanya 400 ribu orang per tahun, namun yang ingin datang untuk wisata ke negara di Asia Selatan itu mengantre.

"Idealnya kalau saya menginginkan seperti di Bhutan. Di Bhutan itu diberlakukan setahun hanya 400 ribu (wisman) yang masuk ke Bhutan, itu syaratnya ketat sekali. Dia harus membawa uang minimum sekian dollar dan ada uang yang dijaminkan selama sekian hari di Bhutan. Dan tambah hari, tambah banyak jaminannya," kata Koster, di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Selasa (3/7).

Koster menyebut, di Bhutan kearifan lokalnya mirip seperti Bali, yang sangat menghormati alamnya, menjaga kualitas udara, lingkungan dan kehidupan, sehingga tidak bisa mudah dikunjungi wisatawan yang jumlahnya melimpah.

"Tetapi dengan menerapkan kuota yang sangat ketat ini, orang ke Bhutan antre, perlu waktu satu tahun untuk datang ke Bhutan," ujar Koster.

"Nah menurut saya, kalau Bali mau kita jadikan surganya dunia wisatawan mancanegara dari berbagai negara, di Bali ini mestinya kita jauh dari perilaku-perilaku yang tidak sopan," sambungnya.

Politikus PDIP ini juga menambahkan, Bali akan dibuat seperti Bhutan, tetapi tidak seluruhnya dan dengan pertimbangan yang cermat serta rasional. Untuk kuota wisman yang masuk Bali juga akan mirip seperti di Bhutan.

"Mirip-mirip itu (Bhutan), tapi tidak pada angka yang definitif, tapi pada batasan wisatawan yang datang ke Bali harus yang berkualitas," tuturnya.

Selain itu, Koster juga menekankan alasan dia ingin Bali seperti Bhutan agar wisman yang datang ke Pulau Dewata lebih berkualitas dan tidak membuat masalah.

"Yang berkualitas, kita tidak ingin lagi pariwisata yang wisatawannya itu bikin masalah. Uangnya cukup cuma tiga hari (tapi tinggal) di Bali satu bulan, akhirnya uang habis, bikin masalah. ATM dibobol, mencuri, bekerja dan sebagainya, rusaklah. Berwisata iya berwisata, menikmati alam Bali dan berkontribusi untuk alam Bali," ujarnya. [bn]



SOSROWIJAYAN Kampung Turis di Pusat Kota Yogyakarta

Tidak ada komentar

Minggu, 25 Juni 2023


Sosrowijayan merupakan kampung turis kedua paling terkenal setelah Prawirotaman. Terletak di pusat kota Yogyakarta, kampung ini menawarkan penginapan terjangkau sekaligus bangunan hotel kuno, studio dan kursus batik hingga bookshop.


Berjalan sekitar 200 meter dari Stasiun Tugu, anda akan menemukan kawasan Sosrowijayan yang ditandai oleh sebuah jalan kecil ke arah barat yang bernama sama. Menghubungkan Jalan Jogonegaran dan Jalan Malioboro, Sosrowijayan dibagi menjadi dua daerah, yaitu Sosrowijayan Wetan dan Sosrowijayan Kulon. Daerah Sosrowijayan Wetan-lah yang kemudian dikenal sebagai kampung turis kedua di Yogyakarta setelah Prawirotaman.

Begitu sampai di pertigaan jalan yang dinamai berdasarkan penguasanya dahulu ini (Sosrowijoyo), anda akan disambut oleh sapa ramah pengayuh becak. Biasanya, mereka menawarkan anda untuk mencari penginapan, berkeliling ke Malioboro, atau membeli bakpia Pathuk. Karena kampung turis, banyak pula guide yang jika diminta bersedia mengantar anda untuk menunjukkan penginapan sesuai keinginan anda. Mereka juga akan bercerita seputar tempat wisata di Yogyakarta dan kekhasannya.

Dua buah bookshop seperti di Prawirotaman akan ditemukan bila memasuki gang pertama. Sebagian besar buku yang dijual di bookshop tersebut adalah novel berbahasa Inggris dan sebagian kecil buku-buku berbahasa Indonesia. Di bookshop itu, anda bisa memilih buku dengan leluasa sekaligus melihat sekilas isinya karena tak ada buku yang disegel plastik. 

Meski buku bekas, kualitas fisik buku masih terjaga sehingga masih layak pula dijadikan koleksi. Soal harga sangat bervariasi, tetapi yang jelas lebih murah dibanding di toko buku.
Hal lain yang ditawarkan kampung Sosrowijayan adalah kursus membatik yang ditawarkan oleh salah satu penginapan di gang kedua. Kini, tempat kursus itu tengah sepi sehingga anda bisa memanfaatkan untuk belajar membatik lebih intensif. 

Tak jauh dari penginapan itu juga terdapat studio batik yang dikelola oleh seorang warga Sosrowijayan. Jenis batik yang digarap di studio ini adalah batik lukis, seperti yang ditemukan di kampung Taman, sebelah Kompleks Istana Air Tamansari. Nilai lebih batik lukis adalah warnanya yang lebih bervariasi dan bercorak masa kini.

Sebagai kampung turis, tentu di Sosrowijayan juga terdapat penginapan. Lain dengan di Prawirotaman, penginapan di kampung ini lebih menyatu dengan penduduk karena kebanyakan terletak di gang. Tentu hal itu memberi kelebihan karena anda bisa berinteraksi dengan penduduk setempat. Namun, jika menginginkan penginapan yang lebih privat, anda bisa memilih hotel yang ada di pinggir Jalan Sosrowijayan. Tarif sewa penginapan di kampung terletak di sebelah selatan kawasan Pasar Kembang ini tak jauh berbeda dengan di Prawirotaman.

Saat sore, sambil bersantai setelah lelah mengelilingi Yogyakarta, anda bisa melihat kehidupan anak-anak Sosrowijayan. Biasanya, beberapa anak perempuan bermain lompat tali atau dolanan bocah lainnya sementara anak laki-laki sekedar bercakap di salah satu rumah. Sementara remaja kampung ini banyak yang duduk santai sambil bermain gitar sambil menyanyikan lagu-lagu hits Indonesia. Remaja yang juga tergabung dalam Komunitas Seni Malioboro itu kadang berpentas ketika ada acara tertentu, misalnya Ulang Tahun Yogyakarta.

Layanan jasa wisata juga dengan mudah ditemui di Sosrowijayan. Di pinggir jalan banyak terdapat money changer, warnet dan wartel, persewaan sepeda motor dan mobil, agen travel, dan sebagainya. Bila lapar, anda bisa mendatangi warung yang dibuka warga kampung ini. Di ujung gang pertama misalnya, terdapat sebuah warung yang meski sederhana banyak dimanfaatkan turis asing untuk mengisi perut. Masakannya berupa macam-masam oseng, mie goreng, dan lauk pauk yang lezat. Beberapa resto juga menyediakan jenis masakan seperti steak dengan harga miring.

Menginjak malam, Sosrowijayan semakin marak. Banyak anak muda berkumpul di tepi jalan sementara beberapa cafe menyediakan live music sebagai alternatif hiburan. Berpadu dengan suasana Malioboro, Sosrowijayan menjadi hidup. Sebuah warung kecil bertenda oranye yang biasa disebut warga Yogyakarta sebagai angkringan menjadi tempat bercengkerama yang asyik. Sambil bercakap, anda bisa menikmati teh panas dengan wangi melati, wedang jahe, hingga sate usus yang lezat.


Cafe : Zarazara Nitrogen Ice Cream, Bukan Sembarang Es Krim

Tidak ada komentar

Selasa, 13 Juni 2023


Jika beberapa tahun ini Jogja banyak bermunculan sejenis es krim bernama gelato, kini Jogja ada yang lebih baru lagi, yaitu es krim nitrogen. Es krim ini konon disebut-sebut lebih ringan dan memakan waktu lebih lama untuk mencair jika dibandingkan dengan es krim pada umumnya. Gerai bernama Zarazara yang terletak di ringroad utara (100 meter utara perempatan Ringroad Kentungan), Jogja.

Saya sendiri awalnya mendengar keberadaan gerai ini dari seorang teman. Sebagai orang yang gampang penasaran, saya pun lantas merasa harus mencobanya segera. Setelah tiba waktunya pulang kantor, saya pun langsung meluncur ke gerai tersebut. Begitu sampai, saya sempat merasa sedikit ragu karena tempatnya yang terbilang sedikit kurang representatif. Saya pun masuk dan langsung menuju ke meja bar pelayannya. Saya memutuskan untuk memesan satu menu N2 (kode nitrogen) rasa mangga, dan N2 Brownies Banana Oreo.

Dua menu yang cukup diandalkan oleh gerai ini. Menu mangganya terlihat menarik namun membingungkan di saat yang bersamaan. Menarik karena cara mencampur irisan buah mangga dengan es krimnya berjalang secara live di hadapan saya. Es krim yang sudah mencair ini kemudian dipadatkan kembali menggunakan nitrogen yang dingin. Nah, yang membingungkan adalah perpaduan rasanya.

 Awalnya, saya menduga bahwa es krim yang disajikan dengan mangga ini merupakan es krim vanilla namun rupanya es krim yang disajikan adalah es krim strawberry. Untungnya, perpaduan keduanya menghasilkan satu rasa yang benar-benar menyegarkan. Menu berikutnya, Brownies Banana Oreo.

Menu ini masuk dalam kategori menu istimewa yang dijajakan di gerai ini. Seperti yang terbaca, menu ini memadukan sedikitnya tiga rasa ke dalam satu menu yang sama. Sedangkan pilihan es krimnya terdapat dua macam, strawberry dan coklat. Untuk rasa, menu kedua ini memiliki kekayaan rasa yang lebih terasa jika dibandingkan dengan menu pertama.

Meski mungkin secara pengolahan rasa serta tekstur belum maksimal, Zarazara berani menawarkan pengalaman baru dalam menyantap menu es krim. Selain itu, kehadiran Zarazara ini cukup mengesankan mengingat ini sebagai sebuah perkenalan dengan menu unik bernama es krim nitrogen, yang waktu awal sempat booming di Jogja.

Zarazara Nitrogen Ice Cream
Jl. Ringroad Utara (100 meter barat perempatan Ringroad Jl. Kaliurang), Jogja
11.00 – 23.00 WIB

Tempat Wisata di Jogja yang Recomended di 2023 Bagi Wisatawan Luar Kota

Tidak ada komentar

Sabtu, 20 Mei 2023




Wajib ke berbagai tempat wisata ini saat liburan ke Jogja!

Siapa sih yang enggak pengen liburan ke Jogja ?

Jogja memang lengkap banget. Semua jenis tempat wisata ada di Jogja, dan semuanya terasa menyenangkan buat dikunjungi. Kota Pelajar ini punya segalanya: baik itu tempat wisata budaya, kuliner, wisata alam, hingga wisata yang "Instagramable" pun ada.

Baik itu kamu pertama kali liburan ke Jogja, atau udah berkali-kali dan butuh ide tempat wisata baru yang bisa dikunjungi, kamu bakal menemukannya di daftar rekomendasi tempat wisata di Jogja ini!



— First Timer Wajib ke Sini! —

Baru pertama kali ke Jogja? Tempat-tempat ini wajib banget kamu kunjungi biar kamu "sah" udah liburan ke Jogja.



1. Jalan Malioboro

Jelas saja tempat wisata di Jogja yang satu ini wajib ada di nomor 1. Kamu betul-betul belum ke Jogja namanya kalau enggak mampir atau paling enggak lewat Jalan Malioboro!




Selain untuk beli oleh-oleh, kamu juga bisa makan-makan di area Malioboro. Apalagi kalau malam, banyak banget warung tenda berdiri di sini.


Kalau kamu liburan ke Jogja dengan kereta, kamu bisa langsung berjalan kaki dari Stasiun Tugu Yogyakarta ke Jalan Malioboro karena lokasinya berseberangan. Apalagi kalau kamu tiba di sore hari. Duh, cocok banget untuk langsung isi perut di area Malioboro!



2. Kraton Yogyakarta

Jogja adalah sebuah Daerah Istimewa, yang dipimpin oleh seorang raja yaitu Sultan Hamengkubuwono X. Seorang raja tentu saja butuh istana, dan Kraton Yogyakarta adalah istananya. Sejarah panjang Kesultanan Yogyakarta pun bisa kamu lihat langsung di sini.




Kamu bisa mengunjungi Kompleks Utama Kraton Yogyakarta yang dibuka untuk umum pada pukul 08.30 - 13.00 WIB, kecuali Jumat hanya sampai 11.00 WIB. Ada pemandu yang bisa menemanimu menjelajahi area Kraton. Tetapi kalau kamu ingin berjalan-jalan sendiri pun tak masalah.



Harga tiket masuk Kraton Yogyakarta sangat murah, hanya Rp 5.000 untuk wisatawan domestik dan tambahan Rp 1.000 untuk izin berfoto.

Kraton Yogyakarta

Waktu Buka: Setiap hari, 08.30-13.00 WIB (kecuali Jumat, 08.30-11.00 WIB)

Tiket Masuk: Mulai dari Rp 5.000 untuk wisatawan domestik



3. Alun-Alun Selatan

Alun-Alun Selatan merupakan salah satu Sultan's Ground yang, sesuai namanya, terletak di selatan Kraton, namun masih di dalam area Benteng Kraton Yogyakarta. Sedikit berbeda dengan Alun-Alun Utara yang biasanya hanya ramai ketika ada event besar yang digelar, Alun-Alun Selatan selalu ramai hampir setiap harinya.




Di sinilah warga lokal maupun wisatawan bisa refreshing sambil bermain badminton, duduk-duduk santai, ngemil di warung tenda, atau malah keliling Alun-Alun menggunakan kereta hias! Semakin sore, biasanya semakin banyak orang yang datang ke sini, membuat area ini makin semarak. Oh ya, kalau pertama kali ke sini, jangan lupa mencoba tantangan berjalan melewati dua pohon beringin di tengah lapangan dengan mata tertutup. Konon, yang kita inginkan akan terkabul jika kamu berhasil melakukannya!



Alun-Alun Selatan Yogyakarta

Waktu Buka: 24 jam

Tiket Masuk: Gratis!



4. Taman Sari

Masih berada di dalam area Benteng Kraton Yogyakarta, Taman Sari dulunya adalah pemandian pribadi bagi sultan dan para permaisurinya. Meski kini sudah tak digunakan lagi, Taman Sari kini menjadi salah satu tempat wisata di Jogja yang wajib dikunjungi, terutama jika kamu baru pertama kali ke Jogja.




Selain area pemandiannya yang unik, kamu juga bisa menelusuri lorong-lorong bawah tanah di Taman Sari yang selain punya nilai sejarah, tapi juga Instagramable banget, terutama area masjid bawah tanahnya yang punya arsitektur tangga yang unik!



Taman Sari

Waktu Buka: Setiap hari, 09.00-15.00 WIB

Tiket Masuk: Mulai dari Rp 5.000 untuk wisatawan domestik


5. Tugu Yogyakarta

Tugu Yogyakarta adalah salah satu area ikonik lainnya di Jogja yang enggak boleh dilewatkan wisatawan, apalagi kalau baru pertama kali liburan ke Jogja. Umumnya, Tugu Yogyakarta adalah tempat berfoto yang wajib dikunjungi untuk membuktikan kalau kamu beneran udah ke Jogja!




Berfoto dengan latar belakang Tugu memang agak tricky, tapi Klook bisa kasih tipsnya ke kamu: kamu bisa berfoto dari pinggir jalan seberangnya - dengan timing yang bagus, kamu akan bisa mendapatkan foto yang ciamik!



Cara lainnya adalah dengan mampir ke restoran dan kafe yang terletak tepat di seberang Tugu. Biasanya restoran ini punya teras lantai 2, dan kamu bisa berfoto dari atas sana! Tentu aja kamu harus beli makanan dan minuman dulu ya di sini, jangan langsung masuk dan berfoto gitu aja.

Tugu Yogyakarta

Waktu Buka: Setiap hari, 09.00-15.00 WIB

Tiket Masuk: Mulai dari Rp 5.000 untuk wisatawan domestik.



6. Candi Prambanan




Candi Prambanan adalah candi Hindu terbesar di Indonesia, dan terletak di Klaten, tepatnya perbatasan antara Jogja dengan Jawa Tengah. Candi ini menjadi salah satu tempat wisata di Jogja yang paling populer, dan bahkan menjadi tempat syuting bagi variety show Netflix, Twogether, yang dibintangi Lee Seung-gi dan Liu Yi-hao.




Candi Prambanan dibangun sekitar tahun 850 Masehi, oleh Raja Rakai Pikatan dari Kerajaan Mataram Kuno. Sebagian area candi berhasil dipugar setelah runtuh karena ditelantarkan dan berbagai bencana alam, namun sebagian lainnya tidak bisa dibangun kembali dan akhirnya dikumpulkan berserakan di sekitar kompleks candi. Diperkirakan, dulunya ada sampai 240 candi di area Candi Prambanan, meski kini hanya tersisa 18 candi saja.


7. Candi Borobudur

Oke, oke. Candi Borobudur memang tidak berada di area Yogyakarta, melainkan di Muntilan, Jawa Tengah. Namun candi Buddha terbesar di dunia ini adalah salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi jika kamu sedang liburan ke Jogja! Jaraknya dari pusat kota Jogja adalah sekitar 40km, atau 1,5 jam dengan mengendarai mobil. Enggak terlalu jauh kan?




Berbentu persegi dengan 9 platform dan satu candi utama di puncaknya, bentuk Borobudur benar-benar indah baik dilihat dari sekitarnya maupun dari ketinggian. Dindingnya berukir, dan bukan sekadar ukiran - namun jalinan cerita baik kondisi masyarakat di masa itu hingga cerita-cerita Buddha.



Candi Borobudur terutama populer banget di masa Waisak, ketika acara pelepasan lampion dilakukan sebagai bagian dari perayaan Waisak di sana. Selain itu, Candi Borobudur juga merupakan tempat wisata terbaik untuk melihat sunrise lho! Enggak heran kamu juga bisa menemukan Sunrise Tour ke Candi Borobudur, di mana kamu bisa menikmati pengalaman sunrise yang berbeda.


8. Pantai Parangtritis




Meski Pantai Parangtritis memang sangat "turis banget", tapi bagi kamu yang pertama kali ke Jogja, pantai ini tetap wajib kamu kunjungi. Dengan garis pantai yang cukup panjang dan area pasir pantai yang sangat luas, ada banyak hal yang bisa kamu nikmati di Parangtritis, baik itu berburu foto keren di gundukan pasir, mengendarai ATV atau malah delman, bermain pasir, atau sekadar duduk-duduk menikmati angin laut.


Pantai Parangtritis juga merupakan salah satu pantai terbaik untuk menikmati sunset, jadi usahakan datang menjelang sore hari untuk mendapatkan pemandangan terbaik di sini!



9. Lereng Gunung Merapi

Ada dua pilihan yang bisa kamu pilih untuk mengunjungi Gunung Merapi: mendakinya ataupun mengikuti tour dengan mobil jeep ke area Kaliadem di lereng Gunung Merapi. Jika mendaki menjadi pilihanmu, kamu tentu harus memiliki persiapan ekstra karena mendaki Gunung Merapi tidaklah mudah. Namun jika tour dengan jeep, kamu bisa melakukannya kapan saja.





Kamu bisa memesan Private Jeep Tour ke Kali Adem di lokasi Kaliurang, di mana kamu bisa memilih berapa jumlah rombongan yang akan mengikuti tour ini. Kamu bisa melihat langsung Bunker Kaliadem, bekas-bekas letusan Gunung Merapi beberapa tahun lalu, dan tentu saja, kegagahan gunung ini dari dekat!


10. Goa Jomblang




Goa Jomblang adalah salah satu tempat wisata di Jogja yang meroket popularitasnya dalam 5 tahun terakhir. Penyebabnya apa lagi kalau bukan karena "Cahaya Surga"-nya yang populer banget di Instagram!


Meski begitu, dibutuhkan fisik yang mumpuni untuk mengunjungi tempat wisata di Jogja yang satu ini karena kamu akan diturunkan ke dasar sebuah cekungan besar sedalam 60 meter, lalu kemudian melanjutkan perjalanan dengan trekking selama beberapa menit ke dalam perut goa. Treknya yang berlumpur menjadikan perjalanan ke dalam Goa Jomblang juga jadi tak mudah.

Namun, setelah sampai ke dalam gua, pemandangannya akan bikin kamu melupakan rasa lelah setelah berjalan jauh. Memang sekeren itu!


11. Hutan Pinus Pengger



Hutan Pinus Pengger adalah sebuah tempat wisata di Jogja yang enggak hanya menyajikan pemandangan hutan pinus yang magis, tapi juga punya berbagai struktur unik yang dibuat dari pepohonan! Tempat ini pas banget untuk kamu kunjungi pada pagi atau sore hari, karena udara di sini sangat adem dan kamu bisa mencium harumnya pinus yang menyegarkan.





Ada banyak spot foto di Hutan Pinus Pengger - kamu bisa foto-foto di instalasi seni yang berbentuk tangan raksasa di sini. Dengan latar belakang pemandangan panorama kota, kamu bisa berburu banyak foto yang unik di sini, atau di instalasi unik lainnya yang benar-benar terbuat dari kayu.


12. Goa Pindul dan Sungai Oyo



Goa Pindul yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, merupakan goa wisata yang bisa dikunjungi turis. Bedanya dengan Goa Jomblang, Goa Pindul memiliki sungai bawah tanah yang menyambung ke Sungai Oyo, dan kamu bisa menyusuri sungai dengan ban atau river tubing di sini!


Kalau kamu belum pernah mencoba river tubing sebelumnya, ini bakal jadi pengalaman yang enggak terlupakan buat kamu! Apalagi harga paket untuk river tubing di Goa Pindul dan Sungai Oyo ini sangat murah.

Tiket 60.000


13. Waduk Sermo



Waduk Sermo adalah sebuah waduk besar di Kabupaten Kulon Progo. Selain berfungsi sebagai penampungan air untuk saluran irigasi area pertanian dan perkebunan, pemandangan indah di Waduk Sermo bikin tempat ini juga jadi salah satu wisata alam terbaik di Jogja!




Kalau mau liburan yang berbeda, coba deh pengalaman unik camping di tepi Waduk Sermo untuk liburan outdoor yang seru dan gak terlupakan! Di sini kamu juga bisa mencoba aktivitas tambahan lain seperti bermain kano atau kayak, serta memancing.


14. Pantai Nglambor



Pantai Nglambor adalah salah satu dari sekian banyak pantai di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Namun di antara pantai lainnya, Pantai Nglambor cukup unik karena pantainya cocok banget untuk snorkeling dan berenang - sesuatu yang enggak mudah dilakukan pantai lain di selatan Jogja karena ombaknya yang besar.





Keunikan Pantai Nglambor disebabkan oleh dua gunung karang yang berada di depan bibir pantai, yang memecah ombak sehingga ombak besar tidak sampai di area Pantai Nglambor! Inilah yang bikin Pantai Nglambor cocok buat snorkeling, karena airnya relatif tenang dan bisa dibilang seperti kolam tersendiri.



Eksotisme Gunung Api Purba Nglanggeran

Tidak ada komentar

Minggu, 14 Mei 2023


Gunung api purba Nglanggeran merupakan gunung api yang aktif puluhan juta tahun lalu, namun saat ini sudah tidak aktif lagi. Gunung yang berbentuk bongkahan batu andesit raksasa ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Untuk saat ini nglanggeran sudah menjadi objek wisata alam yang mulai populer. Dari pusat kota Jogja berjarak sekitar 25 km dan dapat ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit saja dengan kendaraan bermotor.

Jalan yang menuju ke tempat wisata ini sudah beraspal halus sehingga bisa dilalui oleh mobil, bahkan bus pariwisata sekalipun. Dari Polsek Patuk lokasi ini masih berjarak sekitar 8 km.
Setelah sampai dilokasi pengunjung bisa beristirahat sejenak di sebuah pendopo joglo yang disediakan.

  Tiket masuk lokasi wisata adalah Rp 5.000,00 per orang untuk siang hari dan Rp 8.000,00 per orang untuk malam hari. Cukup murah bukan?

Jika anda menginginkan paket tracking yang didampingi pemandu maka tersedia paket mulai harga Rp 50.000,00 tiap orangnya. Untuk lebih merasakan suasana petualangan, maka tanpa pemandu pun akan semakin asik. Di sebelah titik start pendakian sudah disediakan peta jalur pendakian yang bisa dijadikan panduan agar tidak tersesat nantinya. Jalur pendakian gunung ini masih berupa jalan setapak yang sempit namun sudah dibuat cor semen oleh karang taruna setempat sebagai pihak pengelola kawasan wisata ini.

Sekitar 30 menit pendakian maka kita akan sampai di puncak Gunung Gede. Sebelum puncak ini pengunjung akan melewati celah cukup sempit dengan lebar sekitar 50 cm saja yang merupakan jalan satu-satunya. Hal ini cukup membuat sulit untuk pengunjung yang berbadan besar atau membawa ransel besar. Dari puncak Gunung Gede pengunjung bisa menikmati keindahan alam dari ketinggian.


Hamparan sawah hijau yang luas serta gugusan awan terlihat sangat indah dan menakjubkan. Melihat pemandangan yang luar biasa ini maka anda pasti tak akan melewatkan momen untuk berfoto-foto. Setelah puas menikmati pemandangan, kita bisa melanjutkan pendakian menuju puncak yang lain. Selain Gunung Gede, ada beberapa puncak gunung yang diberi nama berdasarkan bentuknya yaitu Gunung Lima Jari, Gunung Wayang, dan Gunung Kelir. Dari puncak-puncak tersebut pengunjung bisa menikmati pemandangan alam yang sangat indah, terlebih lagi pada waktu pagi dan sore ketika matahari terbit dan tenggelam.

AIR TERJUN SRI GETHUK, Air Terjun di Tanah Kering

Tidak ada komentar

Sabtu, 13 Mei 2023

Playen, Gunungkidul, Yogyakarta, Indonesia


Terletak di antara ngarai Sungai Oya yang dikelilingi areal persawahan nan hijau, Air Terjun Sri Gethuk selalu mengalir tanpa mengenal musim. Gemuruhnya menjadi pemecah keheningan di bumi Gunungkidul yang terkenal kering.

Eksotisme Grand Canyon di daerah utara Arizona, Amerika Serikat tentunya tak bisa disangkal lagi. Grand Canyon merupakan bentukan alam berupa jurang dan tebing terjal yang dihiasi oleh aliran Sungai Colorado. Nama Grand Canyon kemudian diplesetkan menjadi Green Canyon untuk menyebut obyek wisata di Jawa Barat yang hampir serupa, yakni aliran sungai yang membelah tebing-tebing tinggi. Gunungkidul sebagai daerah yang sering diasumsikan sebagai wilayah kering dan tandus ternyata juga menyimpan keindahan serupa, yakni hijaunya aliran sungai yang membelah ngarai dengan air terjun indah yang tak pernah berhenti mengalir di setiap musim. Air terjun tersebut dikenal dengan nama Air Terjun Sri Gethuk.

Terletak di Desa Wisata Bleberan, Air Terjun Sri Gethuk menjadi salah satu spot wisata yang sayang untuk dilewatkan. Untuk mencapai tempat ini Anda harus naik kendaraan melewati areal hutan kayu putih milik PERHUTANI dengan kondisi jalan yang bervariasi mulai dari aspal bagus hingga jalan makadam. Memasuki Dusun Menggoran, tanaman kayu putih berganti dengan ladang jati yang rapat. Sesampainya di areal pemancingan yang juga berfungsi sebagai tempat parkir, terdapat dua pilihan jalan untuk mencapai air terjun. Pilihan pertama yakni menyusuri jalan setapak dengan pemandangan sawah nan hijau berhiaskan nyiur kelapa, sedangkan pilihan kedua adalah naik melawan arus Sungai Oya. Tentu saja kami memilih untuk naik rakit sederhana yang terbuat dari drum bekas dan papan.


Perjalanan menuju Air Terjun Sri Gethuk pun dimulai saat mentari belum naik tinggi. Pagi itu Sungai Oya terlihat begitu hijau dan tenang, menyatu dengan keheningan tebing-tebing karst yang berdiri dengan gagah di kanan kiri sungai. Suara rakit yang melaju melawan arus sungai menyibak keheningan pagi. Sembari mengatur laju rakit, seorang pemandu menceritakan asal muasal nama Air Terjun Sri Gethuk. Berdasarkan cerita yang dipercayai masyarakat, air terjun tersebut merupakan tempat penyimpanan kethuk yang merupakan salah satu instrumen gamelan milik Jin Anggo Meduro. Oleh karena itu disebut dengan nama Air Terjun Sri Gethuk.

Konon, pada saat-saat tertentu masyarakat Dukuh Menggoran masih sering mendengar suara gamelan mengalun dari arah air terjun.Tak berapa lama menaiki rakit, suara gemuruh mulai terdengar. Sri Gethuk menanti di depan mata. Bebatuan yang indah di bawah air terjun membentuk undak-undakan laksana tepian kolam renang mewah, memanggil siapa saja untuk bermain di dalam air. Kami pun turun dari rakit dan melompati bebatuan untuk sampai di bawah air terjun dan mandi di bawahnya. Kali ini rasanya seperti berada di negeri antah berantah di mana air mengalir begitu melimpah. Air mengalir di sela-sela jemari kaki, air memercik ke seluruh tubuh, air mengalir di mana-mana. Seorang kawan tiba-tiba berteriak "Ada pelangi!". Saat menengadah, selengkung bianglala nan mempesona menghiasi air terjun. Sesaat kami merasa menjadi bidadari yang berselendangkan pelangi.


Keterangan:
Wisata Air Terjun Sri Gethuk sepenuhnya dikelola oleh masyarakat Desa Bleberan. Untuk info lebih lanjut dapat menghubungi Kohar (+62 853 3400 5700).

Uniknya, Arsitektur Makam Sunan Pandan Aran

Tidak ada komentar

Rabu, 10 Mei 2023

Kompleks Makam Sunan Pandan Aran

SAAT mengunjungi makam para wali yang ada di Pulau Jawa, akan disuguhi berbagai hal unik. Paling tidak terdapat dua hal unik, pertama dari dimensi sosiologis yaitu kuatnya hubungan emosional para peziarah dengan para wali yang dimakamkan.

Terlepas dari segala macam bentuk maksud dan tujuan para peziarah mengunjungi makam para wali, terlihat jelas bahwa ketokohan wali yang diziarahi sangat berpengaruh pada pribadi peziarah. Bahkan, rela menempuh perjalanan jauh dan melelahkan untuk sekedar duduk dan berdoa di makam para wali tersebut. Kedua, peziarah yang datang ke makam para wali untuk mengagumi arsitektur kompleks pemakaman tersebut, seperti di Kompleks Pemakaman Sunan Padhang Aran di desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, Jawa Tengah.

Setelah memasuki gapura pertama yang disebut Gapura Muncar, pengunjuhkan diarahkan menuju Gapura Dhuha, lalu menaiki sekitar 250 anak tangga dengan kemiringan sekitar 25 derajat. Cukup melelahkan menaiki dua ratus lima puluh anak tangga dengan kemiringan seperti itu sehingga pengunjung harus beberapa kali beristirahat.

Setelah sampai di kompleks pemakaman kembali pengunjung disuguhi bangunan gapura bercorak Hindu. Dari bawah hingga atas terdapat 7 gapura dimana terdapat makam keluarga dan pengikut Sunan Padhan Aran diantaranya. Sedang makam Sunan Padhan Aran terletak bagian puncak yang oleh penduduk sekitar dikenal sebagai wilayah Gunung Cokro Kembang. Gempa besar tahun 2006 sempat merusak beberapa bagian bangunan gapura namun upaya renovasi sudah dilakukan dengan bantuan dari berbagai pihak.

Saryono (55), juru kunci makam, menyatakan beberapa bagian bangunan sempat mengalami kerusakan paska gempa 2006. “Beberapa gapura dan tembok bangunan rusak akibat gempa 2006,” kata Saryono, yang tinggal di Kelurahan Paseban. “Bantuan beberapa instansi terkait dan Pemerintah Desa Paseban sedikti banyak dapat memulihkan kerusakan yang ditimbulkan, “ tambah Saryono saat berbincang dengan KRjogja.com.

 
Saat memasuki kompleks pemakaman yang dibangun pertama kali oleh Sultan Agung pada tahun 1620 M itu perhatian peziarah akan tertuju pada gapura khas bangunan bercorak Hindu. Namun bila diperhatikan gapura tersebut tidak sepenuhnya bercorak Hindu karena tidak terdapat ornamen fauna seperti yang biasa terlihat pada bangunan candi Hindu.

Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde