Responsive Ad Slot

Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi. Tampilkan semua postingan

Jusuf Hamka Ungkap Orang Tionghoa Banyak Sukses Berbisnis, Salah Satunya Aturan Zaman Orde Baru

Tidak ada komentar

Minggu, 28 Mei 2023

Pengusaha Jalan Tol Jusuf Hamka dalam kesempatan berbincang di podcast Denny Sumargo, mengungkap alasan banyak orang Tionghoa Indonesia sukses berbisnis. Jusuf Hamka menjelaskan hal itu usai mendapat pertanyaan dari Denny Sumargo terkait alasan banyak Orang Tionghoa menjadi orang terkaya di Indonesia.

Menurut Jusuf Hamka, hal itu salah satunya karena banyak orang Tionghoa mengisi sektor bisnis atau usaha. Terlebih saat masa Orde Baru, banyak orang Tionghoa tak mendapatkan banyak kesempatan mengisi sektor pekerjaan atau profesi di pemerintahan dan ini membuat Orang Tionghoa mencari peluang lain.

“Gini, dulu sebenarnya ada kesalahan dari pemerintah di zaman Orde Baru bahwa semua orang-orang Tionghoa tidak boleh terlibat di dalam politik, terus tidak boleh ikut sekolah di sekolah negeri, terus tidak boleh masuk Polisi atau Tentara,” kata Jusuf Hamka.

“Pegawai negeri gak boleh, dibatasi, kalaupun ada minor sekali. Itu ada aturan seperti itu, zaman tahun 65 ke sini, sampai 98,” sambungnya.

Karena hal itu, jarang sekali orang Tionghoa mendapat kesempatan jadi pegawai negeri, polisi atau tentara dan akhirnya mengisi bidang usaha. Untuk sekolah juga menurutnya sulit
untuk masuk negeri melainkan swasta, kalau pun ada, bisa jadi memiliki kedekatan dengan pejabat.

“Begitu tahu oh ini WNI keturunan, pasti susah, kecuali dia dekat dengan pejabat,” ujarnya.

Adanya situasi itu kemudian membuat sektor bisnis menjadi salah satu tujuan yang menjanjikan saat itu. “Sektor bisnis tidak ditangani dengan baik, akhirnya orang-orang Tionghoa yang mendapatkan peran di sektor bisnis,” sebut Jusuf Hamka seperti dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo pada Sabtu (27/5/2023).

Apa ? Australia Siap Pasok Gula dan Garam ke Indonesia ?

Tidak ada komentar

Rabu, 12 April 2023

 






















Australia siap memasok garam dan gula ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasional yang selama ini masih defisit. Hal itu dikatakan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia, Andrew Robb saat menemui Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin di kantor Kemenperin.

Ia menyebut, saat ini produksi gula Indonesia hanya sebanyak 2,4 juta ton sementara itu kebutuhan nasionalnya mencapai sebanyak 4,8 juta ton.

"Berarti butuh 2 juta lagi. Kondisi yang sama terjadi di garam. Kami banyak suplai di produksi dua area ini," ujar Robb di kantor Kemenperin, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Ia menambahkan, Indonesia merupakan pasar ekspor utama untuk produk-produk pertanian Australia seperti daging sapi, ternak hidup dan gandum. Gandum adalah ekspor tunggal terbesar Australia senilai AUD1,3 miliar pada 2013.

"Ini merupakan contoh yang baik kemitraan antara pebisnis Australia dan Indonesia yang memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan harga pangan saat permintaan konsumen Indonesia meningkat," papar 
Robb.

Ia juga mengatakan pengembangan hubungan antarbisnis merupakan prioritas bagi negara kangguru tersebut. Saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia.

“Kami berharap untuk menyaksikan pertumbuhan yang signifikan atas jumlah perusahaan ini mengingat potensi yang ada di pasar dengan penduduk 250 juta, termasuk meningkatnya kelas menengah," pungkas dia.

Sebagai informasi, total perdagangan antara Indonesia dengan Australia pada 2014 sebanyak USD10,7 miliar dengan migas sebanyak USD1,5 miliar dan non migas sebesar USD9,2 miliar. 

Sedangkan pada periode Januari- Juni 2015, total perdagangan kedua negara tetangga berdekatan ini mencapai USD4,3 miliar.

Waduh ! Rupiah Ditaksir Tembus Rp14.800 per USD

Tidak ada komentar

Senin, 10 April 2023

 























Kepala Ekonom Bank Mandiri Destri Damayanti menuturkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS atau USD masih akan lesu hingga akhir 2015. Nilai tukar mata uang Garuda diperkirakan bisa menyentuh posisi Rp14.500-Rp14.800 per USD.

"Gerak rupiah masih dipengaruhi global. Perlambatan ekonomi di dunia karena harga komoditas anjlok. Karena itu kurs kita akan mencapai Rp14.500-Rp14.800 per USD sampai akhir tahun ini," ucap Destry ketika ditemui dalam seminar "Macroeconomic Outlook kuartal III-2015" di Plaza Mandiri Jakarta, Senin (21/9/2015).


Pelemahan rupiah yang masih terjadi, menurut dia, karena Tiongkok yang diperkirakan masih akan mendevaluasi mata uangnya, Yuan. Jika Tiongkok melemahkan mata uangnya, maka Rupiah akan terkena dampaknya.

Tidak hanya itu, pelemahan Rupiah dikarenakan jelang akhir tahun permintaan USD akan semakin tinggi, sebab pembayaran utang banyak yang menggunakan mata uang negeri Paman Sam tersebut.

"Meski ekonomi lambat, kondisi ini masih jauh dari krisis, pemerintah haruslah genjot ekonomi-nya. Jadi dari sisi global kita tidak bisa berharap banyak," tegas dia.

Agar bisa menghadapi kondisi itu, dia mengharapkan, pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) harus menyelesaikan UU Jaring Pengaman Sistem Keuangan (JPSK). Hal itu guna memberikan kepastian hukum di sektor keuangan bisa lebih jelas, khususnya sebagai pengaman di ekonomi nasional.

"UU JPSK bisa cepat jadi, kalau sektor keuangan kena, jadi makin kompleks, karena sektor keuangan itu urat nadi bagi perekonomian kita sendiri," urai Destry.
Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde