Australia siap memasok garam dan gula ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan nasional yang selama ini masih defisit. Hal itu dikatakan Menteri Perdagangan dan Investasi Australia, Andrew Robb saat menemui Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin di kantor Kemenperin.
Ia menyebut, saat ini produksi gula Indonesia hanya sebanyak 2,4 juta ton sementara itu kebutuhan nasionalnya mencapai sebanyak 4,8 juta ton.
"Berarti butuh 2 juta lagi. Kondisi yang sama terjadi di garam. Kami banyak suplai di produksi dua area ini," ujar Robb di kantor Kemenperin, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan.
Ia menambahkan, Indonesia merupakan pasar ekspor utama untuk produk-produk pertanian Australia seperti daging sapi, ternak hidup dan gandum. Gandum adalah ekspor tunggal terbesar Australia senilai AUD1,3 miliar pada 2013.
"Ini merupakan contoh yang baik kemitraan antara pebisnis Australia dan Indonesia yang memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan harga pangan saat permintaan konsumen Indonesia meningkat," papar
Robb.
Ia juga mengatakan pengembangan hubungan antarbisnis merupakan prioritas bagi negara kangguru tersebut. Saat ini terdapat sekitar 250 perusahaan Australia yang beroperasi di Indonesia.
“Kami berharap untuk menyaksikan pertumbuhan yang signifikan atas jumlah perusahaan ini mengingat potensi yang ada di pasar dengan penduduk 250 juta, termasuk meningkatnya kelas menengah," pungkas dia.
Sebagai informasi, total perdagangan antara Indonesia dengan Australia pada 2014 sebanyak USD10,7 miliar dengan migas sebanyak USD1,5 miliar dan non migas sebesar USD9,2 miliar.
Sedangkan pada periode Januari- Juni 2015, total perdagangan kedua negara tetangga berdekatan ini mencapai USD4,3 miliar.
Tidak ada komentar
Posting Komentar