Pemirsa, Menjelang pemilu 2024 di beberapa media mainstream (bayaran oligarki/ penguasa) di Indonesia seringkali memojokkan dan menjelek-jelekkan sosok Anies Rasyid Baswedan, bahkan reputasi maupun kesuksesan dalam memerintah di DKI pun tak pernah dimuat dalam berita-berita di media mainstream tersebut.
Anies Baswedan adalah anak bangsa yang mempunyai rekam jejak yang ciamik. Sebagai pelajar ketika masih di SMP 5 Yogyakarta (SMP paling favorit dan dicari, namun susah masuknya kalo tidak juara di sekolah sebelumnya) maupun di SMA 2 Yogyakarta (termasuk SMA favorit juga), beliau sudah aktif di OSIS dan berbagai organisasi lainnya. Bahkan Saat kuliah di UGM (fak. Ekonomi) aktivitas beliau selalu banyak, selain Ketua Senat UGM juga aktif di HMI.
Sosok Anies Rasyid Baswedan mau dihadapkan dengan BEM2 se Indonesia atau mahasiswa, beliau memang jagonya berdialog karena pengalamannya dan pernah menjadi rektor juga pernah menjabat menteri pendidikan. Mau dihadapkan dengan birokrasi, beliau pernah menjabat sebagai gubernur DKI dan hasilnya memuaskan. Mau dihadapkan dengan dunia internasional, beliau bahasa inggrisnya sangat fasih dan pengalaman berdialog di PBB serta para pemimpin pemerintahan di Eropa.
Kurang apalagi coba ? Kok ya bisa-bisanya rejim penguasa ini berusaha menjegal pencalonan Anies jadi pemimpin RI 1 ? Apa salah Anies terhadap Indonesia ini ? Pada hal beliau ingin membangun Indonesia berdasar konstitusi dan amanat UUD'45 serta Pancasila. Beliau bukan type manusia yang pengumpul harta, kalo dibandingkan capres2 lain beliau paling miskin. Sebelum dan sesudah menjabat Gubernur DKI kekayaannya sama saja cuma segitunya.
Oh, barangkali penguasa sekarang takut kalo Anies jadi presiden....mereka-mereka yang sekarang ini berkuasa nanti akan terjerat hukum. Sudah bukan rahasia lagi para pejabat sekarang ini banyak yang korupsi atau melakukan pencucian uang dan sebagainya, yang jelas sangat merugikan negara dan menyengsarakan rakyatnya. Belum lagi para pejabat sekarang sedang membangun kerajaan bisnisnya dengan membuat undang-undang atau keputusan/ kebijakan2 yang menguntungkan kelompoknya.
Profil Anies Baswedan
Dengan gagasan mendirikan Indonesia Mengajar, Anies ingin bangsa Indonesia diisi oleh manusia-manusia yang mempunyai kepribadian dan budaya yang unggul untuk memajukan dan mensejahterakan Indonesia. Itulah alasan mengapa Anies terjun ke politik praktis dengan menjadi menteri dan gubernur DKI Jakarta.
Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 dari pasangan Rasyid Baswedan dan Aliyah. Kedua orang tuanya adalah pendidik. Anies lahir dari keluarga terpelajar. Bapaknya Rasyid Baswedan pernah menjadi Wakil Rektor Universitas Islam Indonesia dan ibunya Aliyah adalah guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.
Pada usia 5 tahun, Anies didaftarkan orang tuanya di taman kanak-kanak Masjid Syuhada, Yogyakarta. Setelah tamat, ia meneruskan di SD Laboratori, SMP Negeri 5, dan SMA Negeri 2. Semuanya di Kota Yogyakarta.
Di tengah-tengah menempuh pendidikan di SMA, ia mendapatkan beasiswa untuk mengenyam pendidikan satu tahun di Amerika. Akibatnya, kelulusannya di SMA Yogyakarta molor setahun. Dia baru lulus pada tahun 1989, seharusnya tahun 1988.
Setelah menyelesaikan SMA, dia masuk ke Fakultas Ekonomi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Dia menyandang gelar sarjana ekonomi pada usia 26 tahun. Lulus dari sini, Anies langsung aktif di lembagai kajian ekonomi di almamaternya di Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi UGM.
Lagi-lagi Anies mendapatkan beasiswa untuk magister dan doktornya. Dia menempuh pendidikan S2 di University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat dan S3-nya di Northern Illinois University, Department of Political Science, Dekalb, Illinois, Amerika Serikat.
Dunia sekolah Anies, terbilang istimewa. Dia beberapa kali mendapatkan beasiswa untuk sekolah di luar negeri. Tidak hanya istimewa di pendidikan, tetapi di dunia aktivis pun Anies memiliki kisah menakjubkan sejak anak-anak.
Saat di SMA dia menjadi wakil ketua OSIS, dan pada usia 16 tahun itu, Anies juga terpilih menjadi ketua OSIS se-Indonesia saat mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300 ketua OSIS. Di perguruan tinggi, ia sama aktifnya. Jabatan Ketua Senat UGM, pada tahun 1992, dia dudukinya.
Namanya mulai menasional setelah menyandang gelar doktor di Amerika dan kembali ke Indonesia. Dia langsung mengemban tugas menjadi Direktur Riset The Indonesian Institute. Ini adalah sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisa kebijakan publik.
Kariernya berlanjut, saat dia terpilih sebagai rektor Universitas Paramadhina sebagai rektor termuda di Indonesia pada usia 38 tahun. Janjinya ingin menuntaskan dan mengisi kemerdekaan Indonesia melalui pendidikan dia gelorakan dengan berbagai kegiatan.
Dia mewujudkanya Gerakan Indonesia mengajar. Kegiatannya, mengirimkan anak-anak muda terbaik bangsa menjadi pengajar di Sekolah Dasar di daerah-daerah terpencil di pelosok Indonesia. Tidak hanya itu yang dilakukan Anies, dia juga menginisiasi kelas inspirasi dengan menggerakkan ribuan orang di berbagai kota untuk mengorganisir dan mengajar selama satu hari di Sekolah Dasar. Bahkan untuk menuntaskan janji kemerdekaan ini, dia mencoba terjun ke dunia politik dengan menjadi peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat.
Hasilnya tidak gemilang, namun bukan halangan bagi Anies Baswedan untuk menuntaskan janji kemerdekan. Dia bergerak dengan Menginisiasi Gerakan Turun Tangan. Dia mengajak semua orang terlibat mengurus negeri dengan menginisiasi Gerakan Turun Tangan membantu dan mendorong calon pemimpin muda berpotensi dan bersih.
Karier politiknya mulai terlihat saat dia terlibat turun tangan membantu pasangan capres Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan menjadi juru bicara pasangan tersebut. Pasca Pilpres, dia menjadi bagian tim transisi presiden terpilih. Cita-citanya tentang pendidikan mulai terwujud saat dia dipilih Jokowi menjadi Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja 2014-2019.
Namun, di tengah menjalani tugasnya, ia terkena reshuffle kabinet Jokowi pada 27 Juli 2016. Tak jadi menteri, Anies diminta Prabowo Subianto untuk maju bersama Sandiaga Uno dalam Pilgub DKI Jakarta 2017. Hasilnya kemenangan. Pada 16 Oktober 2017, ia bersama Sandiaga Uno dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017-2020. (AK/DN)
KELUARGA
Istri : Fery Farhati Ganis, S.Psi, M.Sc
Anak : Ismail Hakim
Mikail Azizi
Kaisar Hakam
Mutiara Annisa
PENDIDIKAN
SD IKIP Labrotori II, Yogyakarta ( 1982 )
SMP Negeri 5, Yogyakarta ( 1985 )
SMA, South Milwaukee, Senior High School (AFS Year Program), Wisconsin, Amerika ( 1988 )
SMA Negeri 2, Yogyakarta ( 1989 )
S1. Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta ( 1995 )
S2. University of Maryland, School of Public Policy, College Park, Amerika Serikat ( 1998 )
S3. Northern Illinois University, Department of Political Science, DeKalb, Illinois, Amerika Serikat ( 2005 )
KARIER
Redaktur dan Pembawa Acara "Tanah Merdeka" (Program TVRI Yogyakarta) ( 1989 - 1991 )
Program Koordinator di Center for Student and Community Development ( 1993 - 1994 )
Peneliti dan Koordinator Proyek di Pusat antar Universitas (PAU)
Studi Ekonomi UGM ( 1994 - 1996 )
Peneliti pada The Office of Research, Evaluation, and Policy Studies, Northern Illinois University (2000 - 2004)
Peneliti pada Center for Governmental Studies, Northern Illinois University ( 2000 - 2000 )
Research Manager di IPC, Inc., Chicago, Illinois, Amerika ( 2004 - 2005 )
Direktur Riset The Indonesian Institute, Center for Public Policy Analysis, Jakarta ( 2005 - 2009 )
Peneliti Utama di The Indonesian Survei Institute (LSI), Jakarta ( 2005 - 2007 )
National Advisor Bidang Desentralisasi dan Otonomi Daerah pada Partnership for Governance Reform, Jakarta ( 2006 - 2007)
Rektor Universitas Paramadina ( 2007 - 2011 )
Pendiri dan Ketua Gerakan Indonesia Mengajar ( 2010 )
Presenter Program Save Our Nation, Metro TV ( 2010 )
Presenter Young Global Leaders Summit, Tanzania, Afrika ( 2010 )
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Kabinet Kerja (2014-2016)
Gubernur DKI Jakarta (2017-2022)
PENGHARGAAN
AFS Intercultural Program, Milwaukee High School, Wisconsin, AS ( 1987 )
JAL Scholarsip ( 1993 )
Fulbright Scholarship ( 1997 )
ASEAN Student Awards Program (USAID-USIA-NAFSA) ( 1998 )
William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland ( 1998 )
Indonesian Cultural Foundation Scholarship ( 1999 )
Gerald Maryanov Fellow, Northem Illions University ( 2004 )
William P Cole III Fellow di Maryaland School of Public Policy, ICF Scholarship ( 2005 )
Sedangkan penghargaan2 saat menjabat sebagai gubernur banyak juga, selama lima tahun menjabat puluhan penghargaan baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Yang paling penting adalah beliau sangat cocok untuk memimpin Indonesia mendatang dan memakmurkan bangsa Indonesia serta memajukan NKRI.
Darurat Anies Baswedan
Sejujurnya kalau di teliti dengan benar, di analisa sesuai fakta, dan dikatakan dengan kebenaran, bahwa Republik Indonesia saat ini memang lagi bermasalah. Ya bermasalah buat rakyat kecil atau warga negara kelas menengah kebawah dan yang menikmati keuntungan besar adalah para bos2 China (oligarki) serta kelompok atau orang dekat presiden. Intinya Indonesia saat ini lagi carut marut, baik dari sisi hukum, ekonomi, ke-tata negara'an dan lingkungan hidup sangat kacau.
Maka diperlukan sosok pemimpin seperti Anies Baswedan dan itu HARUS ! Karena capres lainnya seperti Ganjar Pranowo akan jadi boneka partai dan oligarki layaknya pemimpin sekarang. Benar dia ijasahnya asli UGM, tapi prestasinya gak ada sama sekali dan justru merugikan warga Cadas dan masih banyak masalah lain di Jateng, seperti banyak sekali jalan rusak bertahun-tahun tanpa digubris. Prestasi akademik Ganjar Nol, malah suka nonton film bokep yang justru sangat dibenci oleh emak-emak. Lalu bahasa linggisnya Ganjar gimana ? Wah jangan tanya, ...paling banter sama kayak Jokowi.
Lantas bagaimana dengan Prabowo Subiyanto ? Beliau sih cerdas, pandai bahasa inggris, pengalaman tempur sebagai tentara ada, hubungan dengan luar negeri juga oke, menguasai dan ahli pertahanan baik di Indonesia maupun Asia Tenggara. Sayangnya beliau dekat dengan penguasa dan telah menyakiti para emak-emak dan pendukungnya saat pilpres 2019 kemarin. Jadi intinya beliau sudah tua dan tiga kali gagal dalam pilpres, maka sangat meragukan bisa pimpin Indonesia dengan bersih dan memihak rakyat kecil.
Binde Noer - Pemerhati Politik dan Sosial
Tidak ada komentar
Posting Komentar