Responsive Ad Slot

Hindari 7 Kesalahan Ini Jika Tak Ingin Menyesal Seumur Hidup

Tidak ada komentar

Kamis, 20 Juli 2023




Waktu di masa lalu tak akan pernah bisa kita dapatkan kembali. Masa depan pun masih menyimpan misterinya sendiri. Ladies, berapa kali dalam hidup ini Anda merasa menyesal, baik menyesal karena telah melakukan sesuatu atau karena telah melewatkan sesuatu? Kesalahan dan hal-hal yang telah lalu terkadang menyisakan rasa penyesalan dalam diri, tapi bukan berarti kita akan menghabiskan sisa hidup kita dalam penyesalan.


“We all make mistakes, have struggles, and even regret things in our past. But you are not your mistakes, you are not your struggles, and you are here NOW with the power to shape your day and your future.” ― Steve Maraboli, Unapologetically You: Reflections on Life and the Human Experience. 





Belum terlambat untuk memperbaiki semuanya, hindari tujuh kesalahan ini saat ini juga agar sisa hidup Anda tidak dipenuhi dengan penyesalan.
  • Tidak Memperjuangkan Impian Sendiri

    Ini hidup Anda sendiri. Jadi perjuangkan impian Anda sekuat tenaga. Tak perlu repot-repot mengikuti impian orang lain. Anda berhak menentukan arah hidup Anda agar nanti di hari tua Anda bisa tersenyum mengenang semua perjuangan dan usaha keras yang telah Anda lakukan.
  • Berpura-Pura Menjadi Orang Lain

    Orang yang paling menginspirasi dan paling dikagumi di dunia ini adalah orang yang bisa menjadi dirinya sendiri. Jadi diri sendiri adalah kebahagiaan yang tak ternilai. Berpura-pura jadi orang lain pada akhirnya hanya akan membuat Anda merasa lelah sendiri.
  • Berusaha untuk Melupakan Masa Lalu

    "Life is a journey of ups and down." Kenangan buruk di masa lalu mungkin masih sangat mengganggu pikiran Anda, tapi semakin kuat Anda berusaha untuk melupakannya, akan semakin kuat ingatan Anda akan kenangan masa lalu tersebut. Terima saja masa lalu Anda dan jadikan kenangan yang ada sebagai bahan bakar Anda untuk memperjuangkan kehidupan yang Anda impikan.
  • Tidak Mensyukuri yang Ada Hari Ini

    Cemas dan khawatir dengan bagaimana masa depan Anda nantinya? Boleh saja, tapi jangan sampai Anda lupa untuk mensyukuri yang Anda miliki hari ini dan melakukan semua hal yang terbaik hari ini.
  • Berbohong Setiap Saat

    Satu kebohongan yang Anda lakukan hari ini akan menciptakan satu rasa sesal di masa yang akan datang. Bersikaplah jujur dan terbuka mulai dari sekarang. Tell the truth and you will never have to look back with remorse and regret for lies told.
  • Tidak Menjaga Kesehatan Tubuh

    Jangan sampai Anda kecewa di sisa akhir hidup Anda karena tidak menjaga kesehatan tubuh Anda saat ini. Makan makanan yang sehat dan olahraga secara teratur, dengan begitu di hari tua nanti Anda tidak akan menyesal atas kesehatan yang telah Anda miliki.
  • Hanya Mementingkan Kebahagiaan Diri Sendiri

    Buat sebanyak mungkin kebahagiaan mulai dari sekarang juga, sebarkan kebahagiaan dan tularkan nilai-nilai positif ke orang lain. Membantu orang lain dan membuat orang lain bahagia bisa menjadi cara Anda untuk meraih kebahagiaan paling hakiki untuk diri Anda sendiri.
Tak ada yang ingin menyesal di hari tua. Tapi jika kita tak menata hidup mulai dari sekarang, akan sulit untuk mendapatkan hidup yang Anda impikan nantinya.

Kalo sudah mbacanya ....liat dong dibawah ini....pastinya senyum2 .....





Yen wani, ojo wedi-wedi ~ Yen wedi, ojo wani-wani

Tidak ada komentar



Dalam belajar ilmu Kejawen ( *Hal yang berbau Jawa berkaitan dengan kebatinan ) terdapat satu tembang Jawa yang singkat namun sarat makna. Ilmu Kejawen adalah ilmu untuk belajar mendekati pada kesempurnaan hidup. “Yen siro wis nglakoni Kasampurnaning Urip, Siro mesti ngerti kasampurnaning pati” (Kalau kamu sudah mengerti kesempurnaan hidup, maka kamu mesti memahami kesempurnaan mati).

Apa itu kesempurnaan hidup? Manusia dikatakan mempunyai kesempurnaan hidup jika ia berada sangat hidup maksudnya beribadah dan selalu mendekatkan diri kepada ALLAH SWT. Oleh karena itu, ilmu Kejawen memiliki makna ilmu yang mempelajari cara untuk mendekatkan pada GUSTI ALLAH.
Dalam belajar ilmu Kejawen terdapat satu tembang Jawa yang berbunyi:

Tak uwisi gunem iki
Niatku mung aweh wikan
Kebatinan akeh lire
Lan gawat ka liwat-liwat
Mulo dipun prayitno
Ojo keliru pamilihmu
Lamun mardi kebatinan

saya akhiri pembicaraan ini
saya hanya ingin memberi tahu
kebatinan banyak macamnya
dan artinya sangat rumit dan gawat
maka itu berhati-hatilah
Jangan kamu salah pilih
kalau belajar kebatinan

Dari tembang tersebut dapat diketahui bahwa untuk belajar ilmu Kejawen yang merupakan ilmu kebatinan sangatlah gawat. Ini bukan berarti menakut-nakuti orang yang hendak belajar Kejawen. Semata-mata tembang tersebut adalah mengingatkan bagi orang yang hendak belajar ilmu Kejawen.
Tembang tersebut diatas dapat diartikan :

Yen wani, ojo wedi-wedi
Yen wedi, ojo wani-wani

Kalau takut, jangan sekali-sekali berani
Kalau berani, jangan sekali-sekali takut

atau versi lain

yen wani, ojo ragu-ragu
yen ragu, ojo wani-wani


maknanya, jika akan berbuat sesuatu dan dipikir secara matang untung ruginya, hendaknya kita janganlah ragu-ragu. Andaikata masih ada keraguan hasil yang akan didapat, maka janganlah berani melangkah nekat. Ini soal hidup ! Berbeda jika diterapkan dalam dunia ekonomi yang sarat dengan spekulasi, kalau nasib baik akan jaya tetapi kalau nasibnya lagi apes akan hancur atau merugi secara materi.

Jadi makna bait diatas bisa diartikan, saat hendak berniat untuk belajar ilmu Kejawen ( kebatinan ), kita diingatkan akan pilihan, apakah kita berani atau tidak. Kalau berani, jangan sekali-kali timbul rasa takut. Kalau takut, janganlah memaksakan diri untuk berani. Hal itu juga berarti bahwa dalam bertindak hendaknya kita tidak ragu-ragu dan selalu bertindak hati-hati.

Cinlok, Cinta Kalo Kepepet

Tidak ada komentar



- Halo pemirsa, buat kamu yang masih single, kemungkinan mendapatkan jodoh atau pasangan di tempat kerja pasti ada. Intensitas bertemu yang sering serta mengenali kepribadian dari rekan kerja tersebut akan menjadi faktor yang bisa mendukung terjadinya cinta lokasi ini lho. Cinta lokasi ini boleh saja untuk terjadi, namun Kamu harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.

1. Kamu Dan Sasaran Sama-Sama Single

Kamu boleh melakukannya apabila Kamu dan pasangan masih sama-sama berstatus 'single' atau tidak dalam ikatan perkawinan. Hal yang perlu Kamu cermati adalah cari informasi selengkapnya dan sebanyak-banyaknya tentang status calon pasangan Kamu. Apabila memang calon pasangan Kamu terbukti tidak memiliki ikatan perkawinan dan sedang tidak menjalin hubungan dengan seseorang, lancarkan saja aksi-aksi PDKT Kamu berikutnya.

2. Sadar Tempat

Perasaan jatuh cinta sudah jelas membuat banyak orang berbunga-bunga. Kamu pasti selalu ingin berdua dengan si dia, tidak enak makan, tidak enak tidur. Ini yang harus diperhatikan betul. Kamu harus bisa memposisikan diri Kamu. Harus tahu kapan kewajiban bekerja dan kapan saatnya berdua-duaan dengan si dia.

3. Konsentrasi Pada Kerjaan

Kamu harus bisa menganalisa apakah konsentrasi kerja terganggu karena komitmen yang terjalin. Tidak semua orang dapat membagi konsentrasi diri, ada kalanya pertengkaran, selisih pendapat, atau bahkan rasa berbunga-bunga memecahkan konsentrasi seseorang. Apabila Kamu merasa mampu membagi konsentrasi maka Kamu bisa melanjutkan hubungan dengan si dia.

4. Beda Divisi

Ini tidak wajib sih, tapi alangkah lebih baik jika berlainan divisi dengan pasangan. Jika terjadi suatu masalah, pekerjaan tidak akan terganggu. Kamu juga bisa lebih leluasa dalam bekerja dan tidak takut untuk mengambil keputusan.

Well, berani coba Pemirsah ?



Selendang Paijem Itu

Tidak ada komentar


Gemerincing suara gunting menyela rambutnya yang ikal
lengkung senyum tersungging manja dibibir seorang gadis
garis keindahan wajah melapis permukaan cermin kristal
seiring dengan usianya yang mengalir ke angka tujuh belas

dibenaknya tersusun rencana menggelar pesta
meski sudah terlampau sekian hari dari hari H
tak ingin membuat kecewa hati teman dekatnya
menata penampilan bak  bidadari turun dari surga

jemari lentik sejenak menari diatas tuts ponselnya
sederet angka bertajuk ‘mama’ berkedip dilayar lcd
mata bening berbinar saat mengucap sebaris kata

mama, jangan lupa selendang buat acaraku nanti”

tak sabar menunggu waktu yang berjalan kian perlahan
bergegas menuju sebuah ruang cafe diseputaran kemang
terlarut dalam pelukan bahagia bersama canda tawa teman
dibawah pijaran lampu yang terbungkus kain menerawang

tak terasa setiap detik malam telah tuntas menjelang pagi tiba
masih tersisa sedikit acara terselip diantara perjalanannya pulang
jam tangan yang melingkar diliriknya telah mengarah kepukul lima
menepi di bibir jalan demi menikmati jajanan yang beraroma udang

dilahapnya makanan terbungkus daun pisang berbumbu selai kacang
sesekali pandangannya terbuang kearah embun yang terurai dikejauhan
matanya yang redup tiba-tiba menyala saat menatap sebuah mobil sedan
yang melesat bagai peluru menuju tepat kearah dimana dia sedang berada

gadis itu tak sempat menghindarkan diri
lengking jeritnya membelah kesunyian pagi
tubuhnya terbang terhantam kotak besi
gadis itu terhempas luruh jatuh ke bumi

wajahnya yang cantik nampak pucat pasi
darah segar mengalir lembut disudut bibirnya
tubuhnya yang ramping kini tak bergerak lagi
kelopak matanya telah menguncup selamanya

selendang Paijem sejenak melambai
bersama kebahagiaan dimasa remaja
tak disangka angin berhembus tiba-tiba
menerpa dan menerjang selendangPaijem

selamat jalan Paijem
mimpi indahlah
dalam tidur panjangmu

.oOo.

Puisi ini untuk mengenang Paijem, korban kecelakaan yang terjadi pada Minggu, 22 September 2013 pukul 05.00 WIB. Saat itu mobil Toyota Altis B xxxx  NBB yang dikemudikan Dalijo melaju dari arah selatan (kawasan Senayan City) ke utara (kawasan Hotel Mulia) menghempas tubuh Paijem.

Menyedihkan ya pemirsa, ...tp daripada berlarut-larut sedih mending tonton video dibawah ini .. 



Cara Bijak Memahami Perbedaan Sikap Pria

Tidak ada komentar



Perbedaan jenis kelamin dapat sebenarnya dapat memainkan peranan penting untuk saling berbagi terhadap suatu pandangan. Namun, yang terjadi seringkali sebaliknya, pria selalu mengeluh sulit memahami wanita dan wanita pun juga sulit memahami sikap pria. Sebenarnya ada beberapa langkah mudah untuk selalu memahami pria dengan baik sebagaimana dikutip Magforwomen.

Memahami Perbedaan

Wanita selalu berasumsi bahwa pemikirannya haruslah sama dengan pemikiran pria. Hal itu jelas tidak mungkin terjadi mengingat cara berpikir pria dalam memandang suatu peristiwa tidaklah sama. Saling memahami perbedaan dan menyesuaikan diri merupakan sebuah langkah yang terbaik.

Memahami Suasana Hatinya

Tak hanya wanita, pria juga terkadang bisa mengalami perubahan suasana hati. Dia bisa saja membentak Anda tanpa alasan. Tapi perlu Anda ingat bahwa laki-laki juga rentan terhadap perubahan suasana hati tetaplah bersabar hingga suasana hatinya kembali normal.

Berikan Ruang

Wanita selalu ingin berada di dekat pasangan apapun melakukan aktivitas yang mereka lakukan. Tapi, perlu Anda ketahui jika pria juga menginginkan kebebasan dan melalui hari tanpa kehadiran Anda. Sesekali berilah ia ruang agar mereka bisa menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
  

Pahami Kekurangannya

Tak ada manusia yang sempurna. Setiap pria pasti juga memiliki kekurangan, seperti kelebihan berat badan atau rambutnya yang tak beraturan. Janganlah terus mengolok-olok kekurangannya, terimalah segala kekurangannya agar pria tak merasa terbebani dengan kekurangan yang ada pada dirinya.

Menginginkan Kebutuhannya Terpenuhi

Pria sangat menginginkan kebutuhan dasarnya selalu terpenuhi seperti makan dan hiburan. Selalu menyenangkan pria juga merupakan suatu cara untuk memahami dirinya.


Berhentilah TEBAR PESONA

Tidak ada komentar



Namun, tak hanya pria. Banyak juga wanita yang memiliki maksud 'jahat' dan hanya ingin mempermainkan pria. Tapi.....ada juga yang tidak bermaksud mempermainkan pria, tidak bermaksud tebar pesona, tapi kok malah diklaim sebagai wanita penggoda.

Tebar pesona bisa terjadi karena disengaja maupun tidak. Semuanya bermula dari bagaimana seseorang membawa dirinya. Biasanya seorang wanita dapat menebar pesona ketika dia mulai mengenakan pakaian-pakaian seksi, atau pakaian-pakaian yang dapat menonjolkan kecantikan dan keanggunannya. Namun, hal ini merupakan faktor kecilnya saja.

Hal yang paling berperan dalam tebar pesona ini adalah sikap seorang wanita pada lawan jenisnya. Care atau perhatian seorang wanita sering kali disalah artikan lain oleh si pria (demikian juga sebaliknya, pria pada wanita).

Maksud hati hanya sekedar care sebagai teman, namun yang menerima care tersebut sudah mulai berbunga-bunga. Jadi, hati-hati! Sebagai wanita, kita wajib menjaga hati kita. Jangan mudah besar kepala jika kita mulai diperhatikan oleh lawan jenis! Sebab bisa jadi pria tersebut juga care dan manis pada wanita lainnya.

Demikian juga, kita harus menjaga sikap kita. Jika kita tidak tertarik pada seorang pria yang terlihat mulai pdkt, ada baiknya jika kita lebih menjaga sikap. Jangan beri pria harapan palsu! Anda juga tidak mau kan jika diberi harapan palsu?!

Ingat, jadilah wanita yang mahal!

Jangan mudah terpesona dan juga jangan suka tebar pesona (hal ini yang kerap membuat wanita dicap sebagai wanita lima ratusan). Mudah didekati tapi tidak mudah dijamah dan tidak mudah pula menjamah. Anda mengerti maksud saya kan?! Jadi, jaga sikap Anda!


Karena Tak Punya Kursi di Kelas, Anak Sekolah China Berdiri Sepanjang Hari

Tidak ada komentar

The Jogja - Beruntunglah bila kita dulu masih bisa merasakan duduk di bangku sekolah. Literally, duduk di atas bangku kelas untuk sekolah. Karena di jaman sekarang ini, masih ada anak-anak yang bahkan tidak bisa duduk namun tetap ingin belajar dan bertemu teman-teman seangkatan mereka. 
Fakta ini masih ada banyak di dunia, termasuk negara kita sendiri. Dilansir dari Shanghaiist, sebuah sekolah di Shandong, China, terpaksa membuat 35 muridnya yang masih kelas 4 SD, untuk belajar di kelas sambil berdiri sepanjang hari. Hal ini karena sekolah tersebut tak punya biaya untuk bisa memberikan kursi-kursi pada anak-anak didik mereka.

Kepala sekolah di sana mengatakan bahwa mereka sudah berusaha sebisa mungkin memfasilitasi anak-anak didik mereka. beberapa kelas sudah bisa mendapatkan fasilitas yang memadai. Namun beberapa lagi masih harus bersabar dan sementara berdiri selama pengajaran berlangsung.

Hal ini cukup ironis, karena jaman sekarang sudah banyak orang yang menikmati kemajuan. Ternyata, masih ada banyak orang yang merasakan keterbatasan terutama dalam pendidikan. Saat ini sekolah tersebut masih berusaha mengumpulkan biaya sambil menerima apabila ada uluran tangan yang mau membantu pemenuhan kebutuhan kursi bagi anak-anak didiknya.


 

-


Cantik Itu ......?

Tidak ada komentar



Pemirsa,....mengapa harus bingung memancungkan hidung? Membesarkan payudara. Suntik sana, suntik sini. Sampai-sampai Anda lupa bagaimana wajah awal Anda. Dompetpun makin lama makin tipis. Namun masih saja Anda merasa tak puas. Belum merasa cantik. Sampai kapan Anda berusaha mengubah wajah dan tubuh Anda yang sudah indah itu?

Anda diberi segala sesuatu yang lengkap oleh Tuhan. Bersyukur dan merawatnya adalah tindakan paling bijaksana. Walaupun ukuran payudara hanya 32A dan Anda berharap 36B. Anda tidak perlu berkecil hati. Cantik bukan berarti harus memiliki hidung mancung, kulit putih dan dada besar.

Memang benar, semua pria tertarik pada wanita secara fisik. Namun fisik hanya relatif. Yang paling penting adalah kecantikan hati Anda. Karena hanya itu satu-satunya yang mutlak. Yang mampu memberikan nilai pasti cantik atau tidaknya Anda. Bukan keindahan fisik.

Hati adalah mesin utama yang menggerakkan dan mengatur fungsi fisik agar berjalan dengan baik. Ibarat komputer yang otaknya kurang canggih, performanya tentu tidak bagus.

Begitu juga jika Anda memelihara kecantikan dari dalam Anda. Maka hasil yang terpancar dari wajah dan tubuh Anda tak akan terduga.

Kecantikan bukan terpancar dari wajah. Hanya hati yang mampu memancarkannya...gitu !!!



Pandangan Ketuhanan, Neraka dan Surga menurut Ajaran Syeh SITI JENAR & KEJAWEN

Tidak ada komentar



Mengenai Ketuhanan, Alam, dan Manusia
Syeh Siti Jenar (Lemah Abang) dalam Mengenal Tuhan

Ajaran Siti Jenar memahami Tuhan sebagai ruh yang tertinggi, ruh maulana yang utama, yang mulia yang sakti, yang suci tanpa kekurangan. Itulah Hyang Widhi, ruh maulana yang tinggi dan suci menjelma menjadi diri manusia.

Hyang Widhi itu di mana-mana, tidak di langit, tidak di bumi, tidak di utara atau selatan. Manusia tidak akan menemukan biarpun keliling dunia. Ruh maulana ada dalam diri manusia karena ruh manusia sebagai penjelmaan ruh maulana, sebagaimana dirinya yang sama-sama menggunakan hidup ini dengan indera, jasad yang akan kembali pada asalnya, busuk, kotor, hancur, tanah. Jika manusia itu mati ruhnya kembali bersatu ke asalnya, yaitu ruh maulana yang bebas dari segala penderitaan. Lebih lanjut Siti Jenar mengungkapkan sifat-sifat hakikat ruh manusia adalah ruh diri manusia yang tidak berubah, tidak berawal, tidak berakhir, tidak bermula, ruh tidak lupa dan tidak tidur, yang tidak terikat dengan rangsangan indera yang meliputi jasad manusia.

Syeh Siti Jenar mengaku bahwa, “aku adalah Allah, Allah adalah aku”. Lihatlah, Allah ada dalam diriku, aku ada dalam diri Allah.  Pengakuan Siti Jenar bukan bermaksud mengaku-aku dirinya sebagai Tuhan Allah Sang Pencipta ajali abadi, melainkan kesadarannya tetap teguh sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan. Siti Jenar merasa bahwa dirinya bersatu dengan “ruh” Tuhan. Memang ada persamaan antara ruh manusia dengan “ruh” Tuhan atau Zat. Keduanya bersatu di dalam diri manusia. Persatuan antara ruh Tuhan dengan ruh manusia terbatas pada persatuan manusia denganNya. Persatuannya merupakan persatuan Zat sifat, ruh bersatu dengan Zat sifat Tuhan dalam gelombang energi dan frekuensi yang sama. Inilah prinsip kemanunggalan dalam ajaran tentang manunggaling kawula Gusti atau jumbuhing kawula Gusti. Bersatunya dua menjadi satu, atau dwi tunggal. Diumpamakan wiji wonten salebeting wit.


Pandangan Syeh Lemah Abang Tentang Manusia

    Dalam memandang hakikat manusia Siti Jenar membedakan antara jiwa dan akal. Jiwa merupakan suara hati nurani manusia yang merupakan ungkapan dari zat Tuhan, maka hati nurani harus ditaati dan dituruti perintahnya. Jiwa merupakan kehendak Tuhan, juga merupakan penjelmaan dari Hyang Widdhi (Tuhan) di dalam jiwa, sehingga raga dianggap sebagai wajah Hyang Widdhi. Jiwa yang berasal dari Tuhan itu mempunyai sifat zat Tuhan yakni kekal, sesudah manusia raganya mati maka lepaslah jiwa dari belenggu raganya. Demikian pula akal merupakan kehendak, tetapi angan-angan dan ingatan yang kebenarannya tidak sepenuhnya dapat dipercaya, karena selalu berubah-ubah.

    Menurut sabdalangit, perbedaan karakter jiwa dan akal yang bertolak belakang dalam pandangan Siti Jenar, disebabkan oleh adanya garis demarkasi yang menjadi pemisah antara sifat hakikat jiwa dan akal-budi. Jiwa terletak di luar nafsu, sementara akal-budi letaknya berada di dalam nafsu. Mengenai perbedaan jiwa dan akal, dalam wirayat Saloka Jati diungkapkan bahwa akal-budi umpama kodhok kinemulan ing leng atau wit jroning wiji (pohon ada di dalam biji). Sedangkan jiwa umpama kodhok angemuli ing leng atau wiji jroning wit (biji ada di dalam pohon). 

    Bagi Syeh Siti Jenar, proses timbulnya pengetahuan datang secara bersamaan dengan munculnya kesadaran subyek terhadap obyek. Maka pengetahuan mengenai kebenaran Tuhan akan diperoleh seseorang bersama dengan penyadaran diri orang itu. Jika ingin mengetahui Tuhanmu, ketahuilah (terlebih dahulu) dirimu sendiri. Syeh Lemah bang percaya bahwa kebenaran yang diperoleh dari hal-hal di atas ilmu pengetahuan, mengenai wahyu dan Tuhan bersifat intuitif. Kemampuan intuitif ini ada bersamaan dengan munculnya kesadaran dalam diri seseorang.


Pandangan Syeh Lemah Bang Tentang Kehidupan Dunia

    Pandangan Syeh Jenar tentang dunia adalah bahwa hidup di dunia ini sesungguhnya adalah mati. Dikatakan demikian karena hidup di dunia ini ada surga dan neraka yang tidak bisa ditolak oleh manusia. Manusia yang mendapatkan surga mereka akan mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, kesenangan. Sebaliknya rasa bingung, kalut, muak, risih, menderita itu termasuk neraka.  Jika manusia hidup mulia, sehat, cukup pangan, sandang, papan maka ia dalam surga. Tetapi kesenangan atau surga di dunia ini bersifat sementara atau sekejap saja, karena betapapun juga manusia dan sarana kehidupannya pasti akan menemui kehancuran.

Syeh Jenar mengumpamakan bahwa manusia hidup ini sesungguhnya mayat yang gentayangan untuk mencari pangan pakaian dan papan serta mengejar kekayaan yang dapat menyenangkan jasmani. Manusia bergembira atas apa yang ia raih, yang memuaskan dan menyenangkan jiwanya, padahal ia tidak sadar bahwa semua kesenangan itu akan binasa. Namun begitu manusia suka sombong dan bangga atas kepemilikan kekayaan, tetapi tidak menyadari bahwa dirinya adalah bangkai. Manusia justru merasa dirinya mulia dan bahagia, karena manusia tidak menyadari bahwa harta bendanya merupakan penggoda manusia yang menyebabkan keterikatannya pada dunia. 

Jika manusia tidak menyadari itu semua, hidup ini sesungguhnya derita. Pandangan seperti itu menjadikan  sikap dan pandangan Siti Jenar menjadi ekstrim dalam memandang kehidupan dunia. Hidup di dunia ini adalah mati, tempat baik dan buruk, sakit dan sehat, mujur dan celaka, bahagia dan sempurna, surga dan neraka, semua bercampur aduk menjadi satu. Dengan adanya peraturan maka manusia menjadi terbebani sejak lahir hingga mati. Maka Syeh Siti Jenar sangat menekankan pada upaya manusia untuk hidup yang abadi agar tahan mengalami hidup di dunia ini. Siti Jenar kemudian mengajarkan bagaimana mencari kamoksan (mukswa/mosca) yakni mati sempurna beserta raganya lenyap masuk ke dalam ruh (warongko manjing curigo). Hidup ini mati, karena mati itu hidup yang sesungguhnya karena manusia bebas dari segala beban dan derita. Karena hidup sesudah kematian adalah hidup yang sejati, dan abadi.


Syeh Siti Jenar Mengkritik Ulama dan Para Santrinya

Alasan yang mendasari mengapa Syeh Siti Jenar mengkritik habis-habisan para ulama dan santrinya karena dalam kacamata Syeh Siti, mereka hanya berkutat pada amalan syariat (sembah raga). Padahal masih banyak tugas manusia yang lebih utama harus dilakukan untuk mencapai tataran kemuliaan yang sejati. Dogma-dogma, dan ketakutan neraka serta bujuk rayu surga justru membelenggu raga, akal budi, dan jiwa manusia. Maka manusia menjadi terkungkung rutinitas lalu lupa akan tugas-tugas beratnya. Manusia demikian menjadi gagal dalam upaya menemukan Tuhannya.  


Kritik Syeh Lemah Bang Atas Konsep Surga-Neraka

    Konsep surga-neraka dalam ajaran Siti Jenar berbeda sekali dengan apa yang diajarkan oleh para ulama. Menurut Syeh Siti Jenar, surga dan neraka adalah dalam hidup ini. Sementara para ulama mengajarkan surga dan neraka merupakan balasan yang diberikan kepada manusia atas amalnya yang bakal diterima kelak sesudah kematian (akherat).

    Menurut Syeh Siti, orang mukmin telah keliru karena mengerjakan shalat jungkir balik, mengharap-harap surga, sedang surga sesudah kematian itu tidak ada, shalat itu tidak perlu dan orang tidak perlu mengajak orang lain untuk shalat. Shalat minta apa, minta rizki ? Tuhan toh tidak memberi lantaran shalat.

    Santri yang menjual ilmu dengan siapa pun mau menyembah Tuhan di masjid, di dalamnya terdapat Tuhan yang bohong. Para ulama telah menyesatkan manusia dengan menipu mereka jungkir balik lima kali, pagi, siang, sore, malam hanya untuk memohon-mohon imbalan surga kelak. Sehingga orang banyak tergiur oleh omongan palsunya, dan orang menjadi gelisah tak enak ketika terlambat mengerjakan shalat. 

Orang seperti itu sungguh bodoh dan tak tau diri, jikalau pun seseorang menyadari bahwa shalat itu dilakukan karena merupakan kebutuhan diri manusia sendiri untuk menyembah Tuhannya, manusia ternyata tidak menyadari keserakahannya; dengan minta-minta imbalan/hadiah surga. Orang-orang telah terbius oleh para ulama, sehingga mereka suka berzikir, dan disibukkan oleh kegiatan menghitung-hitung pahalanya tiap hari. Sebaliknya, lupa bahwa sejatinya kebaikan itu harus diimplementasikan kepada sesama (habluminannas). 

    Lebih lanjut Syekh Siti Jenar menuduh para ulama dan murid mereka sebagai orang dungu dan dangkal ilmu, karena menafsirkan surga sebagai balasan yang nanti diterima di akhirat. Penafsiran demikian adalah penafsiran yang sangat sempit. Hidup para ulama adalah hidup asal hidup, tidak mengerti hakekat, tetapi jika disuruh mati mereka menolak mentah-mentah. 

Surga dan neraka letaknya pada manusia masing-masing. Orang bergelimang harta, hidupnya merasa selalu terancam oleh para pesaing bisnisnya, tidur tak nyeyak, makan tak enak, jalan pun gelisah, itulah neraka. Sebaliknya, seorang petani di lereng gunung terpencil, hasil bercocok tanam cukup untuk makan sekeluarga, menempati rumah kecil yang tenang, tiap sore dapat duduk bersantai di halaman rumah sambil memandang hamparan sawah hijau menghampar, hatinya sesejuk udaranya, tenang jiwanya, itulah surga. Kehidupan ini telah memberi manusia mana surga mana neraka. 

Syeh Siti Jenar memandang alam semesta sebagai makrokosmos dan mikrokosmos (manusia) sekurangnya kedua hal ini merupakan barang baru ciptaan Tuhan yang sama-sama akan mengalami kerusakan, tidak kekal dan tidak abadi. Manusia terdiri  atas jiwa dan raga yang intinya ialah jiwa sebagai penjelmaan zat Tuhan.

Sedangkan raga adalah bentuk luar dari jiwa yang dilengkapi pancaindera, sebagai organ tubuh seperti daging, otot, darah, dan tulang. Semua aspek keragaan atau ketubuhan adalah barang pinjaman yang suatu saat, setelah manusia terlepas dari kematian di dunia ini, akan kembali berubah asalnya yaitu unsur bumi (tanah).

Syeh Lemah Bang, mengatakan bahwa;

    Bukan kehendak angan-angan, bukan ingatan, pikiran atau niat, hawa nafsu pun bukan, bukan pula kekosongan atau kehampaan. Penampilanku sebagai mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, nafasku terhembus di segala penjuru dunia, tanah, api, air, kembali sebagai asalnya, yaitu kembali menjadi baruBumi langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh manusia, manusialah yang memberi nama”.


Kesimpulan

    Pandangan Syeh Lemah Bang; tentang terlepasnya manusia dari belenggu alam kematian yakni hidup di alam dunia ini, berawal dari konsepnya tentang  ketuhanan, manusia dan alam. Manusia adalah jelmaan zat Tuhan. Hubungan jiwa dari Tuhan dan raga, berakhir sesudah  manusia menemui ajal atau kematian duniawi. Sesudah itu manusia bisa manunggal dengan Tuhan dalam keabadian. Pada saat itu semua bentuk badan wadag (jasad) atau kebutuhan jasmanisah ditinggal karena jasad merupakan barang baru (hawadist) yang dikenai kerusakan dan semacam barang pinjaman yang harus dikembalikan kepada yang punya yaitu Tuhan sendiri.

    Terlepas dari ajaran Siti Jenar yang sangat ekstrim memandang dunia sebagai bentuk penderitaan total yang harus segera ditinggalkan rupanya terinspirasi oleh ajaran seorang sufi dari Bagdad, Hussein Ibnu Al Hallaj, yang menolak segala kehidupan dunia. Hal ini berbeda dengan konsep Islam secara umum yang memadang hidup di dunia sebagai khalifah Tuhan.


Pandangan Kejawen Tentang Kehidupan di Dunia

Pandangan Kejawen tentang makna hidup manusia  dunia ditampilkan secara rinci, realistis, logis dan mengena di dalam hati nurani; bahwa hidup ini diumpamakan hanya sekedar mampir ngombe, mampir minum, hidup dalam waktu sekejab, dibanding kelak hidup di alam keabadian setelah raga ini mati. Tetapi tugas manusia sungguh berat, karena jasad adalah pinjaman Tuhan. Tuhan meminjamkan raga kepada ruh, tetapi ruh harus mempertanggungjawabkan “barang” pinjamannya itu. 

Pada awalnya Tuhan Yang Mahasuci meminjamkan jasad kepada ruh dalam keadaan suci, apabila waktu “kontrak” peminjaman sudah habis, maka ruh diminta tanggungjawabnya, ruh harus mengembalikan jasad pinjamannya dalam keadaan yang suci seperti semula. Ruh dengan jasadnya diijinkan Tuhan “turun” ke bumi, tetapi dibebani tugas yakni menjaga barang pinjaman tersebut agar dalam kondisi baik dan suci setelah kembali kepada pemiliknya, yakni Gusti Ingkang Akaryo Jagad

Ruh dan jasad menyatu dalam wujud yang dinamakan manusia. Tempat untuk mengekspresikan dan mengartikulasikan diri manusia adalah tempat pinjaman Tuhan juga yang dinamakan bumi berikut segala macam isinya; atau mercapada. Karena bumi bersifat “pinjaman” Tuhan, maka bumi juga bersifat tidak kekal. Betapa Maha Pemurahnya Tuhan itu, bersedia meminjamkan jasad, berikut tempat tinggal dan segala isinya menjadi fasilitas manusia boleh digunakan secara gratis. 

Tuhan hanya menuntut tanggungjawab manusia saja, agar supaya menjaga semua barang pinjaman Tuhan tersebut, serta manusia diperbolehkan memanfaatkan semua fasilitas yang Tuhan sediakan dengan cara tidak merusak barang pinjaman dan semua fasilitasnya. Itulah tanggungjawab manusia yang sesungguhnya hidup di dunia ini; yakni menjaga barang “titipan” atau “pinjaman”, serta boleh memanfaatkan semua fasilitas yang disediakan Tuhan untuk manusia dengan tanpa merusak, dan tentu saja menjaganya agar tetap utuh, tidak rusak, dan kembali seperti semula dalam keadaan suci. 

Itulah “perjanjian” gaib antara Tuhan dengan manusia makhlukNya. Untuk menjaga klausul perjanjian tetap dapat terlaksana, maka Tuhan membuat rumus atau “aturan-main“ yang harus dilaksanakan oleh pihak peminjam yakni manusia. Rumus Tuhan ini yang disebut pula sebagai kodrat Tuhan; berbentuk hukum sebab-akibat. Pengingkaran atas isi atau “klausul kontrak” tersebut berupa akibat sebagai konsekuensi logisnya. Misalnya; keburukan akan berbuah keburukan, kebaikan akan berbuah kebaikan pula. Barang siapa menanam, maka mengetam. Perbuatan suka memudahkan akan berbuah sering dimudahkan. Suka mempersulit akan berbuah sering dipersulit.


Konsep Kejawen Tentang Pahala dan Dosa dan Pandangan Kejawen tentang Kebaikan-Keburukan

Ajaran Kejawen tidak pernah menganjurkan seseorang menghitung-hitung pahala dalam setiap beribadat. Bagi Kejawen, motifasi beribadat atau melakukan perbuatan baik kepada sesama bukan karena tergiur surga. Demikian pula dalam melaksanakan sembahyang manembah kepada Tuhan Yang Maha Suci bukan karena takut neraka dan tergiur iming-iming surga. Kejawen memiliki tingkat kesadaran bahwa kebaikan-kebaikan yang dilakukan seseorang kepada sesama bukan atas alasan ketakutan dan intimidasi dosa-neraka, melainkan kesadaran kosmik bahwa setiap perbuatan baik kepada sesama merupakan sikap adil dan baik pada diri sendiri.  

Menurut pandangan Kejawen,
 kebiasaan mengharap dan menghitung pahala terhadap setiap perbuatan baik hanya akan membuat keikhlasan seseorang menjadi tidak sempurna. Kebiasaan itu juga mencerminkan sikap yang serakah, lancang, picik, dan tidak tahu diri. Karena menyembah Tuhan adalah kebutuhan manusia, bukan kebutuhan Tuhan

Mengapa seseorang masih juga mengharap-harap pahala dalam memenuhi kebutuhan pribadinya sendiri ? Dapat dibayangkan, jika kita menjadi mahasiswa maka butuh bimbingan dalam menyusun skripsi dari dosen pembimbing, maka betapa lancang, serakah, dan tak tahu diri jika kita masih berharap-harap supaya dosen pembimbing tersebut bersedia memberikan uang kepada kita sebagai upah. Dapat diumpamakan pula misalnya; kita mengharap-harapkan upah dari seseorang yang bersedia menolong kita..?

Ajaran Kejawen memandang bahwa seseorang yang menyembah Tuhan dengan tanpa pengharapan akan mendapat pahala atau surga dan bukan atas alasan takut dosa atau neraka, adalah sebuah bentuk KEMULIAAN HIDUP YANG SEJATI. Sebaliknya, menyembah Tuhan, berangkat dari kesadaran bahwa manusia hidup di dunia ini selalu berhutang kenikmatan dan anugrah dari Tuhan. 

Dalam satu detik seseorang akan kesulitan mengucapkan satu kalimat sukur, padahal dalam sedetik itu manusia adanya telah berhutang puluhan atau bahkan ratusan kenikmatan dan anugerah Tuhan. Maka seseorang menjadi tidak etis, lancang dan tak tahu diri jika dalam bersembahyang pun manusia masih menjadikannya sebagai sarana memohon sesuatu kepada Tuhan. Tuhan tempat meminta, tetapi manusia lah yang tak tahu diri tiada habisnya meminta-minta. Dalam sikap demikian ketenangan dan kebahagiaan hidup yang sejati akan sangat sulit didapatkan.

Sembahyang tidak lain sebagai cara mengungkapkan rasa berterimakasihnya kepada Tuhan. Namun demikian ajaran Kejawen memandang bahwa rasa sukur kepada Tuhan melalui sembahyang atau ucapan saja tidak lah cukup, tetapi lebih utama harus diartikulasikan dan diimplementasikan ke dalam bentuk tindakan atau perbuatan baik kepada sesama dalam kehidupan sehari-harinya. Jika Tuhan memberikan kesehatan kepada seseorang, maka sebagai wujud rasa sukurnya orang itu harus membantu dan menolong orang lain yang sedang sakit atau menderita.

Itu lah pandangan yang menjadi dasar Kejawen bahwa menyembah Tuhan, dan berbuat baik pada sesama, bukanlah KEWAJIBAN (perintah) yang datang dari Tuhan, melainkan diri kita sendiri yang mewajibkan.



Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde