Namaku Irma, aku seorang ibu dengan dua orang putra, keluarga kami sangat harmonis tak kurang suatu apapun, kami semua saling sayang dan membutuhkan. Kami tinggal di luar pulau Jawa sampai aku dan suami memutuskan membuka usaha di pulau Jawa.
Keputusan tersebut kami ambil karena pada waktu itu banyak perusahaan-perusahaan besar yang tutup, kami ingin mencoba berwirausaha agar bila sewaktu waktu kena phk kami siap. Akhirnya, aku pindah ke jawa dan suami tetap bekerja di perusahaannya.
Singkat cerita kami berpisah, dan di Jawa aku memulai usaha warnet. Tanya kawan sana sini ketemulah sama seorang pria yang biasa menyeting warnet, sebut saja namanya R. Dan disinilah semuanya bermula. Suami menyerahkan semua urusan warnet ke R, dari pengadaan komputer sampai pembuatan warnet.
Setiap hari aku dan R bertemu, awalnya biasa saja, tapi makin lama kami jadi sering curhat, kami sering ngobrol sampai tanpa kami sadari ngobrol ke hal-hal pribadi. Anak-anakku semua sekolah, R sering ke rumah kadang saat anak-anak lagi sekolah dan situlah semua dosaku bermula.
Sebagai wanita normal aku rindukan belaian. Aku rindukan kehangatan. Hingga akhirnya terjadilah dosa besar antara aku dan R. Kami hanyut dalam alunan dosa. Kalo bukan di rumah kami sering ke hotel. Jauh dari suami rupanya membuatku berani selingkuh dan terjebak dalam kesempatan. Tiga bulan berlalu dan ada resah yang tak bisa kupungkiri. Aku sering menangis di malam hari menyesali apa yang sudah terjadi. Dan Alhamdulilah akhirnya kami sadar.
Sekarang, kami sudah kembali ke keluarga kami masing-masing. Tapi setiap saat mengingat kejadian itu atau menatap wajah suamiku ada rasa sesal yang tak terkira, ada rasa takut kalau suatu saat rahasia kami terbongkar. Kini hanya air mata dan penyesalan yang menghantui hari-hariku.
Andai bisa aku ingin kembali ke 3 tahun yang lalu saat kami masih bersama dalam keadaan apapun.
Satu pesan untuk teman-teman. Hindari kesempatan buruk.. dan apapun keadaannya sebuah keluarga memang sebaiknya selalu bersama demi menghindari hal-hal yang tidak di inginkan. Walau saya tahu ini semua juga karena imanku yang amat sangat lemah.
***Seperti yang diceritakan kawan Irma kepada redaksi
Tidak ada komentar
Posting Komentar