Fortune menyebut Daraprim merupakan obat yang sudah ada sejak 62 tahun yang lalu yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit akibat toksoplasma, infeksi parasit yang mematikan pada bayi dan orang yang mempunyai kekebalan tubuh rendah seperti pada pasien AIDS dan kanker.
Pada Agustus lalu, menurut BusinessInsider Turing Pharmaceuticals membeli hak paten obat ini sebesar Rp80 miliar sebelum menaikkan harganya secara fantastis.
Overnight, the price of a 62-year-old drug jumped to $750 a tablet from $13.50 http://t.co/Gjs6hz2rSv
— The New York Times (@nytimes) September 20, 2015
Menurut Shkreli, Daraprim bukanlah "obat yang menguntungkan jika menggunakan harga lama" dan dia mengatakan kenaikan harga itu sejalan dengan biaya bagi perawatan lainnya.
"Apa yang terjadi sehingga mereka menaikkan harga sedemikian dramatis?" ujar Dr. Judith Aberg, dari Icahn School of Medicine di Mount Sinai, kepada NYTimes.com. Dia mengatakan kenaikan harga seperti itu akan memaksa rumah sakti untuk menggunakan "terapi alternatif yang mungkin hasilnya tidak sama efektivitasnya."
"Ini bukan perusahaan obat yang serakah yang mencoba untuk menipu pasien. Ini adalah cara kami untuk bertahan dalam menjalankan bisnis," kata Shkreli kepada New York Times.
"Daraprim merupakan satu dari produk-produk farmasi yang paling kecil di dunia. Tidak sepantasnya kami mendapat cercaan karena produk ini," ujar Shkreli kepada NewsMax.com
Meskipun sang CEO, Martin Shkreli kepada ABC, mengklaim bahwa dia akan menggunakan sebagian besar keuntungan yang diraihnya dari penjualan obat itu untuk membantu mengembangkan cara perawatan terhadap penyakit itu, kenaikan obat yang sangat tinggi mempunyai pengaruh yang sangat serius.
Dalam siaran pers yang diterbitkan di situs resmi perusahaan, Turing Pharmaceuticals juga membantah bahwa Daraprim adalah obat untuk AIDS dan kanker.
"Beberapa berita menyebutkan salah bahwa Daraprim digunakan untuk merawat pasien kanker dan AIDS. Bukan. Daraprim adalah obat yang dizinkan untuk menyembuhkn toksoplasmosis, yang menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah," sebut siaran pers itu.
Tidak ada komentar
Posting Komentar