Popularitas drama Korea dan K-Pop idol yang meroket dalam satu dekade terakhir ini, menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu destinasi kunjungan paling populer di dunia. Bukan cuma mereka yang mau berlibur saja, Korea Selatan jadi tujuan yang sangat populer bagi pencari beasiswa dan tenaga kerja Indonesia. Yang sudah kecantol drama Korea atau K-Pop, pasti banyak yang bermimpi untuk bisa hidup satu negara sama oppa-oppa ganteng dan nuna-nuna cantik di sana.
Padahal hidup di Korea Selatan nggak seindah yang
ditampilkan di drama-drama Korea. Korea Selatan selalu menempati
ranking-ranking bawah dalam survei kebahagiaan diantara negara-negara maju.
Meskipun Korea Selatan adalah negara yang indah, namun banyak juga ternyata
sisi gelapnya. Bukan bermaksud merendahkan satu negara, tapi banyak realita
kehidupan di Korea Selatan yang memang tidak seindah bayangan banyak orang.
Lihat deh ulasan khusus The Jogja ini.
1. Berbeda dengan Indonesia, Korea Selatan termasuk salah satu negara yang masyarakatnya sangat homogen. Jarang melihat keberagaman, banyak yang cara pikirnya cukup sempit
Beda dengan Indonesia yang terdiri dari belasan ribu pulau
dengan berbagai suku dan bahasa, masyarakat Korea Selatan itu ya terbilang
seragam. Makin banyak orang dari negara lain dengan ras berbeda yang berkunjung
atau tinggal di Korsel, semakin terlihat kalau tingkat penerimaan masyarakatnya
terhadap ‘orang luar’ masih rendah.
Bahkan sepertinya orang-orang Korsel memiliki sebutan
tertentu atau stereotip yang sangat sempit. Dari mengira orang-orang Asia
Tenggara dan Selatan itu pasti pekerja pabrik sampai bagaimana ‘Russian girls‘
itu bisa jadi sinonim buat pelacur. Atau lihat saja pengakuan seorang pria Nigeria yang sering
dikira kotor oleh orang Korsel karena kulitnya gelap. Sedih, masa banyak yang
berpikiran kalau dia lebih sering mandi dan menggosok tubuhnya, kulitnya bakal
berubah kayak orang Korea…
2. Mungkin karena keseragaman itu juga, standar
kecantikannya jadi begitu sempit dan sangat tinggi. Alhasil, mereka jadi
terobsesi sama penampilan
Diakui atau tidak, namun fakta di lapangan memang berbicara
bahwa Korea Selatan sangat mengagungkan penampilan. Karena itu banyak orang
yang rela melakukan apapun agar dipandang menarik. Ya ironisnya kriteria
menarik di Korea Selatan itu juga sangat spesifik, muka kecil berbentuk v line,
badan s line, hidung mancung, dan kelopak mata ganda itu wajib. Alhasil, banyak
yang akhirnya memutuskan untuk operasi plastik. Bahkan katanya banyak orangtua
yang memaksa anaknya untuk oplas.
Ada ungkapan populer di Korsel kalau orang cantik itu
hidupnya bakal lebih mudah sukses. Banyak generasi muda yang mengaku
‘memperbaiki’ mukanya lewat operasi demi mendapatkan pekerjaan. Ada juga cerita
obsesi mereka terhadap makeup. Saking seringnya pakai makeup, bahkan katanya
banyak cowok Korea yang tidak pernah melihat ‘bare face‘ atau wajah tanpa
polesan pacarnya sebelum menikah. Ya jangan kaget kalau kamu yang tidak suka
pakai makeup, bakal merasa ‘terkucil’ banget di sana.
3. Terus ada kebudayaan minum-minumnya yang suka kelewat
batas. Dari rapat kantor sampai orientasi mahasiswa, alkohol itu wajib dalam
semua acara kumpul-kumpul di Korsel
Alkohol tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan keseharian masyarakat
Korea Selatan. Al Jazeera bahkan menyebut Korsel sebagai negara dengan
permasalahan alkohol terburuk di dunia. Jumlah pecandu alkohol di Korsel juga
merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Bagaimana tidak?! Hampir semua
kegiatan atau acara sosial di Korsel, pasti melibatkan alkohol. Banyak mereka
yang tahan ‘minum banyak’ seringkali jadi kesayangan bos di kantor, karena bisa
menemani sampai akhir acara.
Tidak jarang personil polisi harus diturunkan untuk
mengatasi masalah-masalah orang mabuk. Dari yang pingsan sendirian di jalan
sampai kecelakaan fatal karena drunk driving. Padahal angka kematian kanker
atau gagal ginjal karena kebanyakan minum itu tinggi banget lho, tapi
orang-orang Korea Selatan sepertinya tidak bisa berhenti minum alkohol.
Misalkan kamu sekolah atau kerja di sana, pasti akan banyak ajakan minum. Tapi
ya jika kamu tidak minum, ya tolak saja dengan halus ajakannya atau ikut tapi
pesan soda…
4. Tingginya biaya hidup di Korea Selatan tampaknya paling
berimbas ke generasi tua. Banyak lho orangtua yang akhirnya harus tinggal
sendirian dan jadi homeless
Modernisasi Korea Selatan berlangsung dalam waktu yang relatif sangat cepat. Bayangkan saja setelah perang saudara yang meluluhlantahkan segala aspek kehidupan pada tahun 1960-an, pada tahun 2017 ini Korea Selatan sudah berdiri tegap sebagai salah satu pilar ekonomi dunia. Bukan cuma masalah ekonomi, tatanan sosialnya juga berubah drastis. Dari sistem keluarga besar yang tadinya hidup bersama-sama di satu atap, banyak generasi muda kini yang memilih hidup terpisah dari orangtuanya.
Bukan cuma masalah tempat tinggal, jumlah orangtua atau lansia yang ditelantarkan oleh keluarganya di Korea Selatan makin tinggi dari tahun ke tahun. Seiring individualisme yang makin menjadi-jadi dan biaya hidup yang sangat tinggi, sedihnya banyak anak yang rela ‘membuang’ orangtuanya.
4. Selain itu tekanan sosial di Korea Selatan terbilang
sangat tinggi. Karena itu banyak kasus bunuh diri
Silakan tanya temanmu yang ada di Korea Selatan, tekanan
sosial di negara tersebut terbilang sangat tinggi. Sebagai contoh, pelajar di
Korsel dituntut untuk terus belajar dari pagi hingga malam agar mereka tak
dianggap sebagai pecundang. Kalau nilai mereka rendah, habis sudah mereka di
mata masyarakat. Bahkan bisa-bisa mereka dianggap anak yang gagal oleh
keluarga! Karena itu banyak kasus pelajar bunuh diri karena tak kuat tekanan di
Korea Selatan. Sekarang bahkan ada tren di kalangan pasangan muda yang tak
ingin anaknya stres dalam sistem pendidikan Korea Selatan, akhirnya memilih
pindah ke luar negeri.
Yah kalau mau jujur, sebenarnya masalah-masalah ini pastinya
tidak hanya ditemukan di Korea Selatan saja. Indonesia pun punya masalah
seperti ini. Tapi bagi kalian yang ngebet banget untuk bisa hidup di Korea
Selatan, mungkin ulasan di atas bisa jadi pertimbangan. Liburan seminggu-dua
minggu mungkin indah-indah saja ya, tapi nyatanya banyak juga yang tinggal lama
di Korea Selatan justru kapok. Ya soalnya memang tidak seindah yang
dibayangkan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar