Kopi pahit, menjadi indah dan terasa lezat, bagi mereka yang merasakan perihnya ditumbuk dan dipanaskan, seperti itulah perumpamaan orang yang menjadi korban rasa dengki
ORANG yang
menjadi korban dengki dan dibicarakan keburukannya sering kali dianggap sebagai
pohon gaharu yang semerbak baunya menyebar karena dibakar. Ia juga mirip biji
kopi yang melalui proses pemanggangan, penumbukan, dan pemasakan untuk
menghasilkan kelezatan yang dapat dinikmati.
Meskipun pada awalnya mungkin
terdapat penderitaan dan kesulitan, mereka akhirnya mampu menghadirkan manfaat
dan kebaikan kepada orang banyak.
وَإِذَا أَرَادَ اللهُ نَشْرَ فَضِيْلَةٍ طُوِيَتْ أَتَاحَ لَهَا لِسَانَ حَسُوْدِ
لَوْلاَ اشْتِعَالُ النَّارِ فِيْمَا جَاوَرَتْ مَا كَانَ يُعْرَفُ طِيْبُ عَرْفِ الْعُوْدِ
“Bila Allah berkehendak
menyebarkan keutamaan yang tersimpan, maka Dia memberi kesempatan lidah
pendengki untuk ikut menyebarkan. Seandainya bukan karena rayapan nyala api,
maka wanginya kayu gaharu tidak akan diketahui.” (Diwan Abu Tammam)
Orang yang korban dengki
seringkali menjadi sasaran kecemburuan atau ketidakpuasan orang lain terhadap
kesuksesan, kelebihan, atau prestasi yang mereka miliki.
Mereka mungkin memiliki bakat
istimewa, kecerdasan, keterampilan, atau kualitas pribadi yang menonjol,
sehingga menimbulkan rasa iri atau tidak nyaman pada orang lain.
Namun, sikap yang berbeda ini
dapat menjadi berkah baginya, orang yang sebelumnya tidak mengenal kebaikannya,
kemudian masyarakat tahu, bahwa ia tidak seperti keburukan yang dibicarakan
orang.
Ketika mereka dihadapkan pada
kesulitan atau kecaman, mereka tidak membiarkan hal tersebut meruntuhkan
semangat mereka. Sebaliknya, mereka memanfaatkannya sebagai dorongan untuk menjadi
lebih kuat dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Mereka berjuang melawan
hambatan dan menjadikan pengalaman negatif sebagai kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang.
Selain itu, seperti biji kopi
yang melalui proses pemanggangan, penumbukan, dan pemasakan untuk menghasilkan
kelezatan yang dapat dinikmati, orang yang menjadi korban dengki juga mengalami
transformasi melalui perjuangan mereka. Mereka belajar dari
pengalaman-pengalaman sulit dan tantangan yang mereka hadapi, dan dengan tekad
yang kuat, mereka berhasil mengatasi rintangan tersebut.
Setiap penderitaan dan
ketidakadilan yang mereka hadapi menjadi bahan bakar bagi mereka untuk menjadi
lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih memahami.
Lebih jauh lagi, ketika orang
yang menjadi korban dengki memilih untuk tidak membalas kebencian atau
kejahatan yang dilakukan terhadap mereka, mereka memperlihatkan integritas yang
luar biasa.
Ketika mereka dihadapkan pada
kesulitan atau kecaman, mereka tidak membiarkan hal tersebut meruntuhkan
semangat mereka. Sebaliknya, mereka memanfaatkannya sebagai dorongan untuk
menjadi lebih kuat dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.
Mereka berjuang melawan
hambatan dan menjadikan pengalaman negatif sebagai kesempatan untuk tumbuh dan
berkembang.
Selain itu, seperti biji kopi
yang melalui proses pemanggangan, penumbukan, dan pemasakan untuk menghasilkan
kelezatan yang dapat dinikmati, orang yang menjadi korban dengki juga mengalami
transformasi melalui perjuangan mereka. Mereka belajar dari
pengalaman-pengalaman sulit dan tantangan yang mereka hadapi, dan dengan tekad
yang kuat, mereka berhasil mengatasi rintangan tersebut.
Setiap penderitaan dan
ketidakadilan yang mereka hadapi menjadi bahan bakar bagi mereka untuk menjadi
lebih baik, lebih bijaksana, dan lebih memahami.
Lebih jauh lagi, ketika orang
yang menjadi korban dengki memilih untuk tidak membalas kebencian atau
kejahatan yang dilakukan terhadap mereka, mereka memperlihatkan integritas yang
luar biasa.
Tidak ada komentar
Posting Komentar