Aku ingin berbagi cerita. Kisahku ini sangat menyakitkan. Betapa tidak! Bertahun-tahun aku membina hubungan cinta, tapi harus berakhir dengan tragis. Kekasihku, orang yang sangat aku percayai bisa menjaga cintanya, tega menyakitiku. Ya, dia tega mengkhianatiku dengan berselingkuh bahkan menghamili wanita lain.
Cerita selingkuh yang dilakukan kekasihku ini selalu membuatku muak jika mengingatnya, sengaja aku menuliskannya di situs ceritacurhat.com untuk berbagi dengan pembaca lain terutama kaum wanita agar jangan begitu mudah mempercayai orang.
Namaku Kiki, saat ini aku kerja di sebuah perusahaan swasta di Bogor. Aku berpacaran dengan seorang pria yang menurutku baik, meskipun saat itu kehidupannya agak sulit tapi aku sangat mencintainya. Empat tahun berpacaran tentu bukan waktu yang sebentar. Suka dan duka sudah kami lalui bersama. Apapun yang terjadi saat itu, aku dan dia tak terpisahkan. Sampai akhirnya, sebuah tragedi yang tak pernah aku bayangkan terjadi juga.
Malam itu, akhir Februari 2021, aku masih berada di kantor di Bogor. Kekasihku yang tinggal di Jakarta, meneleponku dan mengabarkan berita mengejutkan. ”Neng, aku minta maaf. Selama ini aku selingkuh, dan selingkuhanku sekarang hamil,” ujarnya kepadaku.
Kata-kata itu sampai saat ini masih terngiang di benakku. Awalnya aku tak percaya dan menganggap itu hanya lelucon. Tapi dia semakin meyakinkanku kalau kabar itu benar. Seorang wanita lalu berbicara kepadaku melalui telepon. ”Iya mbak, saya sudah hamil sama pacar mba. Dia harus tanggungjawab, kalau tidak saya bisa lapor,” kata wanita itu.
Barulah aku percaya kalau ternyata kekasihku mengkhianatiku. Entah apa yang aku rasakan kala itu. Jantungku serasa berhenti. Air mata tak kuasa tertahan. Aku merasa hidupku berakhir. Aku merasa hidupku tak ada gunanya lagi. Karena dia sudah menjadi separuh hidupku.
Telepon itu langsung aku tutup. Tak ada cacian. Tak ada makian. Aku malah terdiam seakan masih tak percaya. Aku kemudian pulang. Setibanya di rumah, aku histeris sambil menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada keluargaku.
Mamahku terkejut bukan kepalang. Bahkan mamahku sampai menangis. Apalagi mamah mengenal baik kekasihku itu. Tangisan mamah, membuat aku semakin terpukul. Karena aku belum bisa membahagiakannya dengan duduk di pelaminan bersamanya. Tangisan mamah membuat aku merasa bersalah. Tapi mamah terus menguatkanku yang malam itu tak henti-hentinya menangis.
Tak hanya menangis, aku juga nyaris bunuh diri. Sebilah pisah di dapur hampir aku rampas dan menggoreskannya ke tanganku jika tidak dicegah mungkin aku sudah nekat. Malam itu, keluargaku terus menjagaku hingga pagi tiba aku pun tersadar bahwa perjalanan hidupku masih panjang. Masih banyak di depan sana yang harus aku pikirkan selain memikirkannya. Masih banyak hal yang lebih penting yang harus aku jalani.
Padahal, Januari 2011 atau satu bulan sebelum kami berpisah, rencana pernikahan mulai kami rangkai. Bahkan, dia mulai mempercayakan uangnya kepadaku untuk ditabung dan biaya rencana indah kami nanti. Semua rencana itu pupus karena perselingkuhan yang dilakukannya.
Aku ingat betul pertama kali bertemu dengannya. Awal tahun 2007. Di sebuah lokasi di Jakarta. Karena kala itu aku kuliah dan bekerja di Jakarta. Singkatnya, dia menyatakan cintanya padaku. Sejak saat itu kami menjalin hubungan asmara.
Tapi awal hubungan kami lalui penuh lika-liku. Mulai dari masalah di kantornya hingga masalah keluarga. Berbagai masalah dihadapinya. Tapi aku tak mau meninggalkan dia dalam kondisi terpuruk. Aku tulus mencintainya. Bagaimanapun kondisinya, aku akan tetap bersamanya.
Saat dia terpuruk, saat terjatuh dan berada di bawah, aku merangkulnya. Aku mengatakan bahwa aku akan tetap bersamanya dan tidak akan meninggalkannya asalkan kita sama-sama berjuang. Bahkan saking mencintainya, aku rela berkorban apapun deminya. Yang penting tetap bisa bersama.
Sejak saat itu, perlahan hidupnya mulai menanjak. Karirnya kembali normal, masalah keluarganya pun bisa diatasi. Tapi disaat dia sudah kembali berada di atas, dia malah menyakitiku. Meninggalkanku selingkuh dan bahkan menikahi wanita lain.
Sampai saat ini mungkin aku belum sepenuhnya melupakannya. Berbagai kenangan indah maupun pahit masih terngiang di benakku. Karena walau bagaimanapun meski dia selingkuh, tapi dia pernah menjadi bagian dalam hidupku. Aku memang sangat bergantung padanya.
Tak ada seharipun tanpa berkomunikasi dengannya. Dia bukan hanya menjadi kekasih, tapi bisa menjadi kakak, sahabat dan orangtua yang sangat menyenangkan bagiku. Oleh karena itu, aku bisa bertahan selama empat tahun dengannya. Karena aku sudah merasa yakin dialah belahan jiwaku saat itu.
Selepas kepergiannya hari-hari aku lalui tanpanya. Aku mulai menata hidup meski sangat sulit. Selepas kepergiannya, aku mulai bangkit. Bangkit dari keterpurukan. Bangkit dari rasa sakit hati yang mendalam. Aku bersyukur Allah SWT masih melindungiku. Aku yakin apa yang terjadi padaku sudah suratan takdir.
Aku dan dia memang belum ditakdirkan bersama dalam sebuah ikatan pernikahan. Aku dan dia kini harus menjalani takdir kami masing-masing. Dia sudah memiliki kehidupan dengan keluarga kecilnya. Dan aku hingga kini masih mencari penggantinya.
Walaupun sampai saat ini aku belum menemukan orang yang bisa menggantikannya di hatiku. Aku masih belum bisa sepenuhnya mencintai orang lain, seperti aku mencintainya.
Semua butuh proses, walau sudah hampir dua tahun peristiwa itu berlalu. Walau sudah beberapa pria hadir dalam hidupku. Tapi entahlah, perasaanku biasa saja. Aku berharap suatu saat nanti aku bisa kembali mencintai orang lain selain dirinya yang sudah pergi dari hidupku.
Kisah ini aku jadikan pembelajaran dalam hidupku. Bahwa tidak semuanya apa yang kita rencanakan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Banyak hikmah yang aku petik dari kisah ini. Allah sudah memiliki rencana lain. Semua masih penuh dengan misteri.
Kini aku hanya bisa berdoa meski harus tetap berusaha agar mendapatkan pendamping hidup yang bisa membimbingku, menjadi imamku dunia akhirat dan hidup bahagia bersamanya. Cita-citaku sederhana. Ingin menjadi istri solehah bagi suamiku dan ibu yang baik bagi anakku kelak.
Masa lalu hanya masa lalu dan sudah berlalu. Masa lalu jadi bagian sejarah dalam hidupku yang harus aku jadikan pengalaman agar kedepannya lebih baik lagi. Masa lalu aku jadikan sebagai cermin kehidupanku kelak.
Untukmu mantan kekasihku, perlahan kini aku sudah bangkit.
Untukmu mantan kekasihku, perlahan kini aku sudah bangkit.
Cerita selingkuh kekasihku itu harus bisa aku kubur dalam-dalam meski aku tahu sulit melakukannya. Sekarang aku sedang berusaha menggapai mimpi-mimpiku meski tanpa kamu. Aku sedang berusaha menggapai kebahagiaan, meski tidak bersamamu. Aku sedang berusaha menata hidupku meski kamu tak lagi menjadi penyemangat hidupku.
***
***
Seperti diceritakan kawan Kiki ke redaksi
Tidak ada komentar
Posting Komentar