Responsive Ad Slot

Latest

Relationship

Royal Javanese : Interpretasi Keanggunan Modern Perempuan Jawa

Selasa, 16 Mei 2023

/ by Jogjanesia

Kejayaan batik keraton Solo dan Yogyakarta kembali diangkat lewat karya-karya Barli Asmara. Tangan dingin Barli mengolah kain tafetta, satin, beludru, dan tulle menjadi aneka gaun bernuansa Jawa.

"Show kali itu mengambil tema Royal Javanese. Inspirasinya dari sosok perempuan bangsawan Jawa yang anggun," kata Barli di Jakarta Convention Center.

Dalam show tunggalnya ini, Barli membuat gaun-gaun Jawa modern yang diadaptasi dari busana tradisional masyarakat Jawa Tengah. Gaun-gaun bersiluet kemben, kebaya kutu baru, bustier dan gaun-gaun body contour.

"Di sesi terakhir ada juga baju yang dibuat mirip baju dodot, tapi saya kembangkan lagi dengan menggunakan rangka akrilik sehingga terlihat lebih modern," ujarnya.

Kebaya dengan bef atau kutu baru yang terkesan jadul, diolah lebih modern dengan menambah detail embroidery pada beberapa bagiannya.

Sentuhan Jawa modern juga terlihat ketika Barli menampilkan paduan kebaya kutu baru dengan rok panjang hitam dengan fringe. Ia juga memadukan kebaya kutu baru dengan rok transparan dengan rangka berbentuk kotak-kotak dari akrilik. "Garis kotak-kotak ini saya ambil dari gaya kain batik," ujarnya.

Gaun bergaya kemben bermotif kawung dengan detail ekor panjang berdraperi yang dililit dengan belt beronamen ukiran khas Jawa pun mencuri perhatian.

Barli juga menghadirkan signature style-nya dalam koleksi kali ini. Gaun-gaun cocktail body contour berwarna emas dengan tambahan fringe yang menutupi gaun. "Ini memang ciri khas saya, fringe itu Barli," katanya.

Meski fringe jadi ciri khasnya, namun ia mengaku kalau kehadiran detail fringe ini bukan asal buat. Detail menyerupai benang yang berjumbai ini dikatakan Barli diadaptasi dari sarung keris yang juga memiliki benang berjumbai layaknya fringe.

Selain fringe, ia juga menghadirkan beragam detail untuk mempercantik busananya, misalnya ruffle, payet, sequin, dan draperi.

Dalam satu show, Barli menampilkan 48 gaun yang kesemuanya didominasi dalam palet warna hitam dan emas. Warna hitam dan emas ini melambangkan keagungan dan kebangsawanan.

Sebagai pelengkapnya, Barli menambahkan aksesori berupa choker dengan liontin akrilik besar di leher. Besarnya liontin ini membuat para model dagu para model sedikit terangkat.

Kata Barli, ini sebagai lambang wibawa perempuan bangsawan. Aneka aksesori gelang di lengan sampai sepatu ukir dengan detail bunga-bunga di bagian hak-nya ini dibuat khusus oleh Barli.

"Jawa itu terkenal dari ukirannya, makanya saya buat aksesorinya juga yang senada. Termasuk choker, belt dan gelang lengannya,"

Batik print dan laser cut
Untuk menggambarkan keanggunan perempuan Jawa, Barli menghadirkan siluet gaun yang terbuat didominasi dengan batik bermotif kawung dan truntum.

Barli mengatakan, dari sekian banyak motif batik di Indonesia, truntum dan kawung dianggap yang paling menggambarkan keanggunan perempuan Indonesia.

Namun, motif-motif ini tidak dibatik langsung di atas kain, seperti batik tulis. Kain bermotif kawung dan truntum ini dibuat dengan teknik digital print dan laser cut. Dalam pembuatannya, batik laser cut ini dibuat dengan cara melubangi kain dengan menggunakan laser dengan bentuk kawung.

"Trial dan error untuk pembuatan batik laser cut ini sampai tiga kali baru akhirnya ketemu laser cut yang pas," katanya.

Untuk membuat baju dan mengkreasikan kain batik ini, Barli mengaku harus melakukan riset sebelum membuatnya. "Saya mulai risetnya sebelum Lebaran," katanya. "Di sana saya main ke Keraton, Museum, Candi yang ada di Solo dan Yogya," ucapnya.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde