Aku sama sekali tidak pernah menduga kalau wanita yang saban hari kutemani chating dan telponan adalah istri sahabatku sendiri. Cerita selingkuh yang kujalani semakin membuatku merasa berdosa manakala mengingat hubunganku dengan wanita itu sudah sangat jauh.
Pada tahun 2010 yang lalu saya mendapat masalah di tempat kerja yang membuat saya akhirnya dimutasi ke pelosok kabupaten, tempatnya sangat jauh dan menjurus ke hutan. Waktu itu saya merasa menjadi orang terbuang.
Pada saat itu saya sudah berkeluarga dan baru saja dikarunia seorang anak, namun dikarenakan saya harus bekerja di pelosok desa yang berjarak 87 KM dari kabupaten kota membuat saya harus berpisah untuk sementara dengan anak dan istri
Hari demi hari saya jalani dengan mencari aktifitas lain di pelosok desa tersebut, dan saya sangat sering menelepon baik istri dan teman-teman saya dan saya juga sangat menggunakan Facebook, sehingga pada suatu hari saya berkenalan dengan seorang wanita di facebook.
Kami saling chat dan kemudian sering teleponan, dia mengaku bernama Zie dan masih sendiri. Dia bekerja di bidang kesehatan di sebuah Kabupaten yang berjarak 320 KM dari tempat saya bekerja.
Saya sangat terbuka dengannya, saya jujur mengatakan kepadanya bahwa saya telah menikah dan memiliki seorang anak, namun dia tidak mempermasalahkan hal tersebut.
Waktu berlalu dan hubungan pertemanan kami berubah status menjadi pacaran walaupun kami belum pernah bertemu. Jika saya hendak kembali ke kota untuk bertemu Istri dan anak saya terlebih dahulu saya memberitahukan kepadanya bahwa saya akan bertemu istri, dan dengan rendah hati si dia tidak pernah menghubungi saya saat saya bersama keluarga saya.
Sampai suatu saat saya menelepon si dia dan betapa terkejutnya saya ketika mendengar yang mengangkat teleponnya tersebut adalah laki-laki yang mengaku sebagai suaminya. Saya sangat terkejut dan saya memutuskan untuk meminta maaf kepadanya via SMS setelah telpon ditutup.
Saat itu saya merasa kecewa, kenapa dia harus berbohong, beberapa hari kemudian Zie menelepon saya dan meminta maaf kepada saya. Dia mengaku bahwa dia memang telah berkeluarga, namun banyak permasalahan dalam keluarganya, namun saya tetep meminta si dia memperbaiki hubungan keluarganya dan tidak menghubungi saya lagi, nomor handphone saya langsung saya ganti dan pertemanan dengannya di facebook pun saya blokir.
Setahun kemudian pada tahun 2011 saya mendapat permintaan pertemanan di facebook dengan nama yang hampir mirip dengan si dia, yang kemudian diakui olehnya bahwa dia memang Zie, dan kami kembali berkomunikasi, dan dia menceritakan kehidupan keluarganya yang katanya semakin “HAMBAR”.
Pada saat tersebut Zia hanya bercerita suaminya sering tidak ada di rumah dan sampai saat itu mereka belum dikaruniai buah hati, entah setan mana yang merasuk kepalaku padahal hubunganku dengan istriku sangat baik namun hanya jarang bertemu, sehingga saya memutuskan untuk bertemu dengan Zie di sebuah kota yang berjarak 330KM dari tempatnya dan 650KM dari tempat saya, memang sangat jauh, menempuh 8 jam perjalanan, tapi kami telah sepakat untuk bertemu disana.
Pada saat pagi hari H saya menjemput Zie di kabupaten lain dari tempatnya, itulah pertama kalinya kami bertemu. Tanpa banyak pembicaraan Zie langsung masuk kedalam mobil yang saya kendarai dan kami langsung menuju ke sebuah kota yang telah kami janjikan.
Kami sampai ke kota tersebut sekira pukul 20.00 wib, dan kami bersepakat untuk mencari penginapan, setelah makan malam saya bersama Zie langsung menuju ke kamar, dan di kamar tersebut saya langsung mandi. Setelah saya mandi barulah Zie menuju kamar mandi, dan pada saat tersebut memang saya sempat berciuman dengannya, namun kami memutuskan untuk melanjutkan hal yang ada di otak kami setelah dia mandi.
Pada saat Zie selesai mandi kami melampiaskan nafsu kami, namun saya sudah duluan klimaks sebelum sempat “masuk”, mungkin karena kami kelelahan setelah 8 jam perjalanan, dan akhirnyapun kami pun tertidur.
Sekira pukul 02.00 wib saya terbangun karena mendengar ada panggilan di telephone milik Zie, tanpa sengaja saya melihat di layar handphone tersebut muncul sebuah foto yang sepertinya saya kenali, kemudian saya memperjelas foto tersebut yang ternyata benar bahwa foto tersebut adalah rekan kerja saya, satu angkatan, dan satu kesatuan, walaupun dia bekerja di daerah lain.
Laki-laki tersebut adalah kawan saya yang memang lama tak berjumpa dikarenakan kesibukan kami masing-masing. Saya bahkan tidak tahu bagaimana karir dan keluarganya. Jarak yang sangat jauh membuat kami sepertinya hilang komunikasi, hingga malam itu saya melihat fotonya di hp Zie.
Sungguh hati saya sangat merasa bersalah, saya memutuskan untuk tidak membangunkan Zie, kemudian saya dengan perlahan meninggalkan kamar tersebut. Saya sempat meninggalkan sedikit bekal untuk Zie belanja dan biaya pulang dengan angkutan, dan saya menuju ke mobil dan langsung pulang ke daerah saya.
Sejak saat itu saya tidak tahu lagi bagaimana kabar Zie, saya mengganti nomor handphone dan menonaktifkan facebook saya, saya sangat merasa bersalah kepada suami Zie yang tidak lain adalah sahabat saya sendiri…… bingung.
Sejak saat itu saya tidak pernah lagi melayani jika ada orang yang mengajak saya untuk berpacaran, saya takut hal tersebut terulang lagi, sampai saat ini saya telah kembali ditugaskan di kota dan sampai saat ini Istri saya belum mengetahui hal tersebut. Namun beberapa hari yang lalu yaitu pada bulan Maret 2014 saya melihat daftar Kontak BBM istri saya, saya menemukan kontak Zie di daftar BBM milik istri saya, rupanya mereka juga saling kenal.
Saya menulis cerita perselingkuhan ini dengan rasa sesal yang mendalam, pesan saya kepada sesama pria untuk lebih berhati-hati dalam bergaul terutama berkenalan dengan wanita di facebook, sebab godaannya sangatlah besar. Dan sekali lagi maaf buat sahabat dan rekan kerjaku, teman aAngkatanku!! Bimbinglah istrimu sobat ke jalan yang baik, nafkahilah batinnya setiap waktu, sehingga dia sadar kamulah yang lebih baik, semangat.
***
Seperti diceritakan kawan Fatmi ke redaksi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar