Aneh, tapi ini benar adanya. Karena ekpos media dan media sosial, Tuhan menjadi tambah sibuk meladeni beberapa awak media yang bermaksud mewancarainya.
Untuk menghadiri acara sebuah stasiun TV swasta di Jakarta, lelaki 50 tahun ini tak berani berangkat sendiri. Ia minta ditemani istri dan kedua anaknya. Dua hari berada di Jakarta,Tuhan pun terkena demam.
Ia juga mengeluhkan sikap orang-orang yang meminta namanya diganti atau ditambahi. Semua itu membuktikan bahwa Tuhan --yang ini-- benar-benar seorang manusia biasa.
Nama Tuhan mencuat, ketika foto KTP-nya disebar di media dan media sosial. Semakin populer saat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH Abdusshomad Bukhori, menyarankan nama Tuhan diganti atau ditambahi kata lain, karena dinilai tidak etis.
Abdusshomad juga 'mengancam' meminta petugas pencatatan sipil untuk menarik kartu identitas agar pemilik nama itu untuk sementara tidak dapat mengakses layanan apa pun, sampai namanya diubah.
Pernyataan Abdusshomad tersebut oleh media dan media sosial, dianggap sikap MUI, padahal sesungguhnya, secara kelembagaan MUI tidak pernah memberikan respon resmi. Akibatnya terjadi pro kontra terhadap pernyataan tersebut.
Mereka yang pro satu suara dengan politisi PAN, Saleh Partaonan Daulay, mengusulkannama yang dinilai lebih baik dari Tuhan. Usulan namanya: Rashyid. Dalam bahasa Arab, artinya hebat, atau Richard dalam bahasa Inggris, alias Riccardo dalam bahasa Latin.
Yang kontra, tentu saja memojokkan MUI. Ormas kaum ulama ini dianggap berlebihan, meminta seseorang mengganti nama, apalagi ditambah dengan meminta penarikan KTP.
Tuhan sedang menunjukkan KTP. |
Menyikapi nama seseorang, yang kebetulan bernama Tuhan, semestinya tak perlu dengan dalih nilai maupun etika, apa lagi disangkutkan dengan agama. Tak ada larangan orang tua dalam memberikan nama bagi anaknya. Artinya tak ada yang salah dengan nama Tuhan.
Tuhan juga bukan paten agama Islam. Agama lain di Indonesia juga menyebut sesembahannya dengan Tuhan. Yesus, nama tuhan umat nasrani, sering digunakan sebagai nama orang. Widhi, juga nama tuhan umat Hindu, jamak digunakan sebagai nama orang.
Tuhan bahkan bukan salah satu Asma'ul husna. Nama-nama baik dan indah milik Allah, semuanya berbahasa Arab, dan biasa digunakan sebagai nama, bagi umat Islam. Contohnya: Rahman, Malik, Muk'min, Muhaimin dan Jabbar.
Orang tua di Indonesia yang lekat dengan budaya Islam, tak hanya menamai anaknya dari Asma'ul husna, tapi juga nama nabi bahkan malaikat. Sebut saja Muhammad, Daud, Ismail, Yunus, sampai Jibril.
Yang pasti, meski menggunakan nama yang sama dengan dewa, nabi, malaikat, bahkan tuhan sekalipun, manusia akan tetap menjadi manusia. Dia tidak akan menjadi nabi, malaikat maupun Tuhan hanya karena nama yang melekat kepadanya.
Nama seorang anak biasanya mewakili obsesi dari orangtuanya. Namun ada pula yang memberikan nama dengan apa yang terlintas di pikiran saat si anak lahir. Hal seperti itu sah-sah saja.
Masih ingat seorang aktivis mahasiswa di masa orde baru, memberi nama anaknya Gempur Soeharto. Orde baru yang represif pun tak memaksa nama tersebut diganti.
Tuhan sudah memastikan, namanya tidak akan diganti. Permintaan mengganti nama bagi Tuhan dianggap membingungkan.
"Kenapa enggak dari dulu, semenjak saya kecil, kenapa baru sekarang hebohnya?" begitu Tuhan bertanya.
Awam pun bisa jadi ikut bingung seperti halnya Tuhan. Memiliki otoritas sebesar apa seorang Ketua MUI wilayah, bisa meminta seseorang mengganti nama dan memerintahkan penarikan KTP sampai yang bersangkutan harus ganti nama?
Mungkin saja, saat ini ada orang yang tengah menunggui kelahiran anaknya, sambil mengikuti polemik nama Tuhan dibahas media. Kebingungan melintas di benaknya.
Kemudian, saat anaknya lahir, bisa saja ia spontan memberi nama: Timbul Kalimat Tanya.***
Pemirsa, tahu nggak kenapa orang tuanya menamakan dia dengan nama Tuhan ?
Menurut penerawangan masbinde...., dulu saat ibunya hamil sebelum dia dilahirkan, ibunya ngidam minta dibelikan handuk yang bergambar John Lennon. Memang ibu yang satu ini gaul banget, suka musik The Beatles yang dikomandani John Lennon.
Eh, ketika detik-detik ibu ini mau melahirkan suaminya tidak dirumah, hanya dukun bayi dan tetangga yang nungguin. Maka bayi pun lahir tanpa suami mendampinginya. Dan setelah sang suami pulang dengan membawa sebuah handuk baru bergambar John Lennon, para tetangga bertanya padanya kenapa istri mau melahirkan kok tidak dirumah?
Dengan mantabnya suami ini menjawab, " Tuku Handuk " ( translate: beli handuk )! Nah,terjawab sudah kenapa lelaki berkumis diatas bernama Tuhan (singkatan dari Tuku Handuk). Itulah hasil penerawangan masbinde, walau cuma penerawangan asal2an saja paling tidak bisa bikin pembaca penasaran....xixixixi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar