The Jogja Notify - Banyak anggota Negara Islam Indonesia (NII) kelompok Panji Gumilang dan alumni pesantren Al-Zaytun berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di antara kelompok itu pun dikabarkan kerap bolak balik ke Indramayu menemui Panji Gumilang.
Salah seorang warga yang identitasnya enggan diungkap, mengatakan bahwa kelompok NII Al-Zaytun yang diketahuinya berada di wilayah Kecamatan Samarang dan Malangbong, Garut.
"Yang Samarang ini sebagai pimpinan, dan yang di Malangbong sebagai bendaharanya," kata sumber tersebut kepada awak media, Jumat (23/6).
Untuk yang kelompok Al-Zaytun ini, disebutnya sebagai Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW-9). Dia menyatakan bahwa jaringan kelompok tersebut cukup aktif, namun tidak berkomunikasi secara terbuka dengan yang lainnya.
"Mereka kerap berkumpul di salah satu wilayah di Kecamatan Malangbong dengan kelompoknya. Sekilas memang seperti biasa saja, namun mereka ini dipastikan NII KW-9," ucapnya.
Sementara itu, Rizal salah satu alumni Al-Zaytun mengatakan bahwa warga Garut yang pernah belajar di tempatnya Panji Gumilang cukup banyak. Bila dihitung sejak angkatan pertama, diperkirakan jumlahnya mencapai ratusan orang.
Saat mondok di sana, ada dua kategori santri dengan kode MK dan MD. "MK atau Mekah ini adalah orang-orang dari luar NII, sedangkan MD atau Madinah bahasa untuk santri yang merupakan kader atau keluarga NII," cerita Rizal.
Dengan begitu, Rizal menyebut bahwa tidak semua alumni Al-Zaytun terlibat NII. Rizal menjelaskan bahwa alumni pesantren yang tidak berkontribusi pada NII disebut sebagai pembangkang. Dengan cap tersebut, alumni yang disebut sebagai pembangkang sama sekali tidak bisa datang ke Al Zaytun meski hanya untuk silturahmi.
"Tapi memang ada juga yang terlibat NII, termasuk di Garut, dan ada juga yang sudah taubat. Mereka yang masih terlibat NII, di Garut dan beberapa wilayah lainnya ada yang memilih pindah atau bersembunyi di kelompok Syiah," sebutnya.
Terkait banyaknya warga Garut yang merupakan alumni Al-Zaytun dan kelompok NII KW-9, Pebi Pebrianto Kepala Bidang Kewaspadaan Dini Daerah pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut mengaku sudah menerima informasi tersebut. Namun ia mengaku belum bisa menjabarkan lebih jauh.
"Informasinya sudah kami terima dan atas informasi tersebut kami tentunya akan melakukan pendalaman. Kalau untuk seperti apa dan bagaimananya, kami belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Wasekjen MUI Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah mengungkapkan, Pesantren Al-Zaytun berafiliasi dengan NII.
"Hasil penelitian MUI sudah jelas bahwa itu terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII, sudah sangat jelas," kata Ikhsan di Gedung Menkopolhukam, Rabu (21/6).
Ikhsan menilai, pola rekrutmen hingga penghimpunan dana pondok pesantren ini dengan NII serupa. "Baik dari pola rekrutmen, baik dari segi penghimpunan atau penarikan dana, dari anggota dan masyarakat, sudah sangat jelas itu, tidak terbantahkan," ujar Ikhsan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar