The Jogja Notify - Setiap melihat awan, pasti yang ada di pikiran kita awan yang berbentuk seperti gumpalan kapas terlihat tipis dan ringan.
Awal yang selama ini kita lihat seperti melayang di udara. Nyatanya awan memiliki berat mencapai ribuan ton. Namun dengan berat sampai ribuan ton, kenapa awan tidak jatuh ke tanah? Berikut penjelasannya:
Awan merupakan massa tetesan air atau kristal es yang menggantung di atmosfer. Awan adalah bukti dari menguapnya air di atmosfer bumi.
Dilansir dari laman BBC, awan memiliki sifat yang tidak statis. Mereka terlihat seperti air mancur saat udara hangat dari bawah mendorong ke atas melalui bagian awan di tengah.
Ketika air tersebut sampai di puncak, air itu terus mendorong hingga terbentuk gumpalan awan putih yang sering kita lihat. Setiap tonjolan awan merupakan hasil dari gumpalan udara hangat yang membantu pembentukan awan.
Selanjutnya, awan terbentuk saat molekul air di udara berkumpul dan membentuk tetesan air atau kristal es, proses tersebut dinamakan kondensasi. Tetesan air tersebut memiliki bentuk sangat kecil dengan diameter sekitar 0,01 mm.
Jika digambarkan, tetesan tersebut sama jika kalian mengambil segumpal air dengan volume yang sama dengan gula batu yang dibagi menjadi satu miliar keping, satu keping tersebut sama dengan ukuran tetesan awan.
Saat tidak ada udara yang menghalangi, gravitasi akan membuat tetesan awan jatuh. Namun karena tetesan air awan sangat kecil dibandingkan massa nya, kecepatan jatuhnya menjadi lambat dan udara akan membawa tetesan awan bergerak lebih cepat ke atas dibandingkan saat jatuh ke bawah.
Karena air yang berbentuk tetesan kecil akan sulit jatuh ke permukaan bumi, dan partikelnya akan terus mengapung di udara. Maka dari itu, bahwa seluruh awan tidak bisa jatuh sekaligus namun tetesan air nya bisa jatuh dengan lambat dan bertahap.
Tidak ada komentar
Posting Komentar