Pemirsa, dijaman milenial sekarang ini, apalagi IT mendominasi dalam kehidupan kini, dengan sangat mudah menemukan tayangan yang bersifat pornografi baik di medsos yang namanya TikTok maupun OME TV. Sebuah studi terbaru mengungkap bahwa lebih dari 1 dari 10 anak-anak (12 persen) menjadi bagian dari video yang mengeksploitasi seks. Anak-anak itu berusia antara 12 hingga 13 tahun.
Sementara itu, 1 dari 10 anak-anak (9 persen) di rentang usia yang sama mengaku khawatir telah kecanduan pornografi. Survei ini dilakukan terhadap 700 anak-anak oleh NSPCC’s ChildLine.
Survei itu juga mengungkap bahwa hampir satu dari lima anak-anak mengaku telah melihat gambar porno. Pendiri ChildLine, Dame Esther Rantzen mengatakan, anak-anak berusia 11 tahun telah mengenal pornografi.
“Anak-anak berusia muda beralih ke internet dan belajar tentang seks dan juga hubungan. Kita semua tahu mereka juga mengakses gambar porno, terkadang secara tidak sengaja dan hal itu memberi tahu kita semua bahwa pornografi di internet memberikan dampak buruk bagi anak-anak,” katanya.
Kata dia, anak sejumlah anak-anak perempuan yang merasa harus tampil seperti bintang porno agar disukai anak laki-laki.
“Kita harus berbicara kepada anak-anak itu tentang seks, cinta dan hubungan intim ketika kita merasa mereka sudah siap. Beritahu mereka untuk tidak melakukan hubungan seks karena mereka belum siap,” jelasnya. (Mirror)
Sementara itu, 1 dari 10 anak-anak (9 persen) di rentang usia yang sama mengaku khawatir telah kecanduan pornografi. Survei ini dilakukan terhadap 700 anak-anak oleh NSPCC’s ChildLine.
Survei itu juga mengungkap bahwa hampir satu dari lima anak-anak mengaku telah melihat gambar porno. Pendiri ChildLine, Dame Esther Rantzen mengatakan, anak-anak berusia 11 tahun telah mengenal pornografi.
“Anak-anak berusia muda beralih ke internet dan belajar tentang seks dan juga hubungan. Kita semua tahu mereka juga mengakses gambar porno, terkadang secara tidak sengaja dan hal itu memberi tahu kita semua bahwa pornografi di internet memberikan dampak buruk bagi anak-anak,” katanya.
Kata dia, anak sejumlah anak-anak perempuan yang merasa harus tampil seperti bintang porno agar disukai anak laki-laki.
“Kita harus berbicara kepada anak-anak itu tentang seks, cinta dan hubungan intim ketika kita merasa mereka sudah siap. Beritahu mereka untuk tidak melakukan hubungan seks karena mereka belum siap,” jelasnya. (Mirror)
Tidak ada komentar
Posting Komentar