Tetua adat Suku Badui telah mengirim surat kepadaBupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk menyampaikan permohonan peniadaan sinyal internet di wilayah permukiman mereka.
Surat tertanggal 1 Juni 2023 itu ditandatangani oleh sejumlah tetua adat Badui, yakni Tangtu Tilu Jaro Tujuh, Wakil Jaro Tangtu, Tanggungan Jaro 12, Wakil Jaro Warega, dan Jaro Pamarentah atau Kepala Desa Kanekes.
"Kami berharap pemukiman Badui bisa terbebas dari sinyal internet," kata Jaro Saija, Tetua Adat Badui dan Kepala Desa Kanekes.
Dia mengemukakan bahwa selain mendatangkan manfaat, kemudahan mengakses jaringan internet menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat Badui.
"Kami minta penghapusan sinyal internet itu agar kehidupan masyarakat Badui tidak terpengaruh konten negatif yang tidak mendidik, juga bertentangan dengan adat," kata Jaro Saija.
Santa (55), seorang warga Badui, mendukung keputusan lembaga adat mengajukan permintaan peniadaan sinyal internet di wilayah permukiman Badui.
Dia mendukung keputusan lembaga adat Badui karena kemudahan mengakses internet telah membuat orang membuat konten yang bertentangan dengan adat dan budaya Badui.
Meskipun bisa menimbulkan dampak negatif, jaringan internet dan perangkat teknologi informasi lainnya banyak manfaatnya. Penggunaan secara sehat dan aman dapat mencegah dampak negatif dari internet.
Pemerintah telah mengampanyekan penggunaan internet secara sehat dan aman melalui kegiatan pembelajaran etika berinternet secara sehat guna mencegah dampak buruk penggunaan internet.
Tidak ada komentar
Posting Komentar