Sedangkan santri masa kini lebih mementingkan keinginan dari pada kebutuhan. Salah satu contohnya santri ketika membeli peralatan sekolah, seperti bolpen mereka pasti mencari bolpen yang bentuknya unik sesuai keinginan. Tanpa berfikir apa sebenarnya kebutuhan untuk membeli bolpen. Padahal membeli bolpen yang dibutuhkan hanyalah manfaat dari bolpen tersebut.
Perubahan gaya hidup santri masa kini yang sangat nampak terdiri dari dua macam. Pertama, fashion yaitu dari segi pakaian. Kala ini sudah jamak diketahui akan berbagai macam model pakain muslim semakin berkembang. Hal itu sangat mempengaruhi kehidupan santri.
Santri dulu berpakaian apa adanya dengan khas sarungnya, tanpa harus ada perpaduan warna yang cocok dari jilbab sampai sarung. Sedangkan saat ini perpaduan warna menjadi pertimbangan yang sangat akurat bagi santri.
Ilustrasi gaya hidup santri jaman dulu dan sekarang. |
Kedua adalah food atau makanan. Santri kala ini lebih suka pada makanan yang instan dari pada yang alami. Sebab yang alami lebih menguras tenaga dari pada makanan yang siap saji (instan). Santri kala ini paling tidak mau untuk bersusah payah.
Sebagaimana yang dilakukan santri dahulu untuk makan mereka harus bersusah payah dengan cara harus menanak. Menanaknya disini tidak langsung menuangkan minyak tanah seperti saat ini (bagi santri yang masih menanak) tetapi menggunakan kayu untuk menghidupkan apinya. Selain harus bersusah payah santri harus bisa kreatif memenej waktu agar semua agenda atau kegiatan pondok tidak terlalaikan.
Adapun penyebab dari perubahan gaya hidup santri seperti yang telah diulas diatas diantaranya yaitu, pertama karena diperkenankannya berbagai macam produk pakaian masuk pada kawasan pesantren. Untuk membelinya santri cukup melihat katalog yang telah tersedia (online), jika ada yang cocok maka tinggal memesannya kepada yang memasarkan setelah beberapa hari, baju yang dipesan sudah didapat. Dengan adanya fasilitas yang mudah dijangkau oleh santri maka santri akan dengan mudah untuk mengkonsumsi hal tersebut.
Kedua pengaruh lingkungan, ketika lingkungan sudah mulai menggunakan fasilitas yang tersedia, teman-teman disekitar teutama teman yang paling dekat menggunakan fasilitas tersebut. Maka dengan sendirinya mayoritas santri juga terpengaruh pada kehidupan sekitar.
Ketiga terdapatnya kantin di pesantren dan di sekitar pesantren seperti di sekolah atau lainnya, sangat berpengaruh pada santri untuk membeli. Dari pada harus menanak seperti yang dikatakan diawal yaitu harus bersusah payah dahulu. Yang mana lauk pauknya juga tidak menentu kecuali dikirim dari rumahnya.
Demikianlah yang bisa kami sampaikan kepada para pembaca semua. semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar
Posting Komentar