Responsive Ad Slot

Latest

Relationship

Begini Kronologi Prancis Rusuh sampai Presiden Macron Gelar Rapat Darurat

Selasa, 04 Juli 2023

/ by Jogjanesia



- Presiden Emmanuel Macron tengah menghadapi krisis nasional terbesar selama ia menjabat usai kerusuhan pecah di sejumlah kota besar Prancis termasuk Ibu Kota Paris dalam sepekan terakhir.
Unjuk rasa hingga bentrokan antara pedemo dan polisi terus meluas dari Paris sampai ke kota-kota lainnya sejak 28 Juni lalu. Akibat situasi yang kian genting, Macron sampai membatalkan perjalanan dinasnya ke Belgia pada Jumat pekan lalu dan segera menggelar rapat kabinet.

Prancis juga mengerahkan lebih dari 40 ribu aparat di seluruh negeri untuk mengantisipasi kerusuhan lanjutan.

Setidaknya 250 polisi terluka akibat bentrokan dengan pedemo di beberapa kota. Sebanyak lebih dari 1.300 demonstran, yang mayoritas merupakan anak muda, juga telah ditahan aparat akibat kerusuhan tersebut.

Demonstrasi pecah setelah video penembakan seorang remaja imigran oleh polisi tersebar di media sosial.

Pada Selasa (27/6) pagi sekitar 09.00 waktu Nanterre, seorang polisi menembak mati seorang remaja bernama Nahel M yang tengah mengendarai Mercedes kuning di daerah pinggiran Prancis tersebut.

Kejadian itu terekam oleh kamera warga dan dalam video itu memperlihatkan dua orang polisi menggunakan sepeda motor mencoba menghentikan Mercedes kuning yang tengah melaju. Salah satu polisi sampai melontarkan tembakan ke jendela sopir akibat mobil tak berhenti.

Video lainnya memperlihatkan Mercedes kuning itu telah menabrak pembatas jalan hingga akhirnya berhenti. Para warga yang menjadi saksi mata juga terlihat mengatakan kalau pengemudinya telah meninggal dunia.

Sejumlah laporan mengatakan kedua polisi itu berniat melakukan pengecekan. Belakangan diketahui bahwa Nahel yang mengemudi Mercedes itu belum memiliki SIM karena usianya baru 17 tahun.

Video penembakan Nahel pun viral di media sosial. Identitas Nahel yang merupakan imigran keturunan Algeria dan Maroko memicu dugaan perlakukan rasis yang sistematis oleh lembaga penegak hukum.

Demonstrasi pertama terkait kematian Nahel pun dilaporkan berlangsung pada Selasa malam di Nanterre, Paris hingga meluas secara cepat di beberapa kota besar lainnya termasuk Lyon, Marseille, sampai Toulouse.

Sejumlah foto dan video memperlihatkan banyak kendaraan di jalanan utama Nanterre dibakar sampai pedemo melemparkan kembang api ke arah polisi. Polisi pun tidak tinggal diam dengan melemparkan gas air mata dan melakukan penangkapan.

Akibat kerusuhan yang terus meluas, pihak berwenang pun menerapkan jam malam di dua kota dekat Paris. Di Clamart, polisi menerapkan jam malam dari 21.00 sampai 06.00 sampai hari ini, Senin (3/7).

Transportasi publik seperti kereta, tram, hingga bus dari dan menuju Paris juga sangat terdampak demonstrasi.

Macron menyalahkan media sosial atas kerusuhan yang terjadi di Prancis. Ia menegaskan media sosial seharusnya bisa membantu meredam kekacauan yang berlangsung hampir sepekan terakhir ini.

"Media sosial memainkan peran signifikan dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di Prancis selama beberapa hari terakhir," kata Macron dalam rapat kabinet di Paris pada Jumat lalu seperti dikutip Reuters.



Tidak ada komentar

Posting Komentar

Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde