Warga China berduyun-duyun pergi ke pantai karena tak tahan panasnya cuaca. |
- Puluhan juta orang sedang berjuang melawan gelombang panas akibat suhu tinggi mulai dari Jepang, Eropa hingga Amerika Serikat pada Sabtu, 15 Juli 2023. Menurut perkiraan cuaca, cuaca panas mencapai rekor tertinggi di wilayah ini yang merupakan contoh terbaru ancaman dari pemanasan global.
Gelombang panas yang kuat yang membentang dari California ke Texas diperkirakan akan mencapai puncaknya saat Layanan Cuaca Nasional AS memperingatkan "akhir pekan yang sangat panas dan berbahaya". Suhu tertinggi siang hari diperkirakan berkisar antara 10 dan 20 derajat Fahrenheit, yang merupakan angka di atas normal di barat.
Di Arizona, salah satu negara bagian yang paling terpukul, warga setempat melawan panasnya matahari. Ibukota negara bagian Phoenix mencatat 16 hari berturut-turut di atas 109F (43 derajat Celcius), dengan suhu mencapai 111F pada hari Sabtu.
Suhu sudah mencapai 48C pada tengah hari pada hari Sabtu dan bahkan suhu terendah dalam semalam bisa melebihi 38C. Pihak berwenang telah membunyikan alarm meminta agar warga menjauhi aktivitas di luar ruangan.
Di Eropa, Italia menghadapi prediksi suhu tertinggi dalam sejarah pada akhir pekan ini. Kementerian kesehatan mengeluarkan peringatan merah untuk 16 kota termasuk Roma, Bologna, dan Florence.
Suhu di Roma, Italia akan menembus 40 derajat Celcius pada hari Senin dan bahkan 43C pada hari Selasa, memecahkan rekor 40,5C pada Agustus 2007.
Di Prancis, suhu tinggi dan kekeringan yang diakibatkannya merupakan ancaman bagi industri pertanian. Juni ini adalah rekor terpanas kedua di Prancis, menurut badan cuaca nasional, dan beberapa wilayah di negara itu telah berada di bawah peringatan gelombang panas sejak Selasa.
Bagian timur Jepang suhu juga diperkirakan mencapai 38 hingga 39C pada Minggu dan Senin. Hujan monsun tanpa henti dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 90 orang di India, setelah panas terik. Di Yordania yang sedang kekurangan air, terpaksa menghabiskan 214 ton air akibat kebakaran hutan di Ajloun di utara di tengah gelombang panas.
Meskipun sulit untuk mengaitkan peristiwa cuaca tertentu dengan perubahan iklim, para ilmuwan menyatakan bahwa pemanasan global terkait dengan penggunaan bahan bakar fosil menjadi penyebabnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar