Mbah Kadariman Sedang Memperbaiki Sepeda. |
Ketekunannya membuka usaha bengkel sepeda selama puluhan tahun membuahkan hasil. Keinginan kakek tujuh cucu menunaikan ibadah haji ke tanah suci terkabul pada tahun 2014. "Saya akan berangkat haji bulan September ini," ungkapnya menjawab pertanyaan KRjogja.com.
Kadariman mengaku sudah sejak muda bercita-cita menyempurnakan rukun Islam kelima itu. Namun ia tidak pernah menyangka karena merasa tidak hidup bergelimang harta.
Kadariman membuka usaha bengkel sepeda di Jalan Kartini Purworejo sejak tahun 1975. Ia memulai aktivitasnya di bengkel pukul 09.00 dan kembali pada 12.00. Kemudian ia pulang untuk menunaikan salat dan istirahat, lalu Kadariman mengajar mengaji sejumlah anak di kampungnya selepas salat asar.
Penghasilannya dari profesi itu tidak menentu. Bahkan, Kadariman mengaku pernah menjadi tenaga lepas juru ukur sungai pada dinas milik pemerintah untuk menambah penghasilan ketika masih muda. "Dulu ada sampingan, tapi sejak tahun 1986 saya fokus usaha bengkel saja," ujarnya.
Kendati demikian, semangat Kadariman menabung sangat besar. Ia menyisihkan berapapun hasil yang diperoleh dari bengkel sepeda dan memasukkannya ke dalam tabungan. "Kalau dulu pada tahun 70-80an ekonomi keluarga kami cukup berat, namun saya berusaha menyekolahkan anak satu-satunya hingga lulus kuliah. Sekarang anak saya itu sudah punya studio foto sendiri di Semarang," paparnya.
Setelah anaknya mandiri, Kadariman kembali meneruskan kebiasaannya menabung. "Kalau ada Rp 10.000 atau Rp 20.000 ya ditabung, jadi nilainya tidak tentu. Tapi terus dilakukan," ucapnya.
Bertahun-tahun menabung, ia memiliki simpanan Rp 6 juta. Kadariman kemudian mendaftar haji dengan tabungan, dana talangan serta bantuan anaknya pada tahun 2009. Ia mendapat porsi dan rencananya berangkat tahun 2013, kendati akhirnya diundur karena kala itu pemerintah mengurangi kuota calon jamaah yang akan diberangkatkan.
Kemenakan Kadariman, Ismirah (57) menambahkan, kendati sudah berusia lanjut, namun keluarga tetap membolehkan Kadariman berangkat haji karena meyakini kakek itu masih kuat. "Paman sudah ditinggal istrinya sejak tahun 2003, kini saya yang merawat. Secara fisik paman sehat dan tidak pernah absen mengikuti kegiatan baik di kelompok bimbingan haji maupun kantor Kementerian Agama setempat," terangnya.
Sejak berniat haji, Kadariman semangat bekerja. Bahkan, kata Ismirah, Kadariman maunya setiap hari berangkat ke bengkel mereparasi sepeda.
Menurutnya, Kadariman selalu bertutur jika kondisi fisik yang sudah renta tidak akan menghalangi niatnya bekerja mengumpulkan uang demi menunaikan ibadah haji. "Sekitar 20 tahun menabung berbuah hasil, Kadariman bisa menunaikan ibadah haji," tandasnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar