- Korea Utara ‘menanggapi’ upaya Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas mengenai nasib tentara Amerika Serikat (AS), Travis King. Prajurit itu melintasi perbatasan ke Korea Utara bulan lalu dan diyakini ditahan oleh Pyongyang.
Pasukan multinasional pimpinan AS, yang mengawasi gencatan senjata Perang Korea, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa militer Pyongyang "telah menanggapi Komando PBB sehubungan dengan Prajurit King".
"Agar tidak mengganggu upaya kami untuk membawanya pulang, kami tidak akan merinci saat ini," tambahnya, seperti dikutip AFP, Jumat 4 Agustus 2023.
Pengumuman terbaru datang lebih dari seminggu setelah Komando PBB mengatakan telah memulai pembicaraan dengan Korea Utara mengenai tentara tersebut. Setelah perkelahian di pub saat mabuk, insiden dengan polisi dan penahanan di penjara Korea Selatan, Prajurit Kelas Dua King dibawa ke bandara bulan lalu untuk terbang kembali ke Texas.
Tapi alih-alih pergi ke Fort Bliss untuk sidang disipliner, King menyelinap pergi, bergabung dengan perjalanan wisata Zona Demiliterisasi dan menyelinap melewati perbatasan. Kedua Korea secara teknis tetap berperang karena konflik 1950-53 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian, dan sebagian besar perbatasan di antara mereka dijaga ketat.
Namun di Joint Security Area (JSA), perbatasan hanya ditandai oleh pembatas beton yang rendah dan relatif mudah untuk diseberangi, meskipun ada tentara di kedua sisi. Pyongyang memiliki sejarah panjang dalam menahan orang Amerika dan menggunakan mereka sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi bilateral.
Insiden terbaru terjadi ketika hubungan antara kedua Korea berada di salah satu titik terendah, dengan diplomasi terhenti dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan peningkatan pengembangan senjata, termasuk hulu ledak nuklir taktis.
“Namun perkembangan Kamis dibaca sebagai tanda kesediaan Korea Utara untuk bernegosiasi", Vladimir Tikhonov, profesor studi Korea di Universitas Oslo, mengatakan kepada AFP.
"Mereka pada dasarnya menginginkan beberapa kemajuan menuju normalisasi dengan AS, untuk mengimbangi ketergantungan yang tinggi secara tidak proporsional pada ekonomi Tiongkok. Jadi, isyarat itikad baik mungkin saja terjadi -- meskipun masih jauh dari kepastian untuk saat ini,” imbuh Tikhonov.
Beijing adalah sekutu terpenting dan penyumbang ekonomi Korea Utara.
Washington terus memberlakukan sanksi keras terhadap Korea Utara sebagai cara untuk mengatasi kekhawatiran yang sedang berlangsung seputar program senjata nuklir mereka.
Pyongyang pekan lalu mengadakan parade militer dramatis yang menampilkan drone serangan baru dan rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir, dengan pemimpin Kim diapit oleh pejabat Rusia dan Tiongkok yang berkunjung.
Tidak ada komentar
Posting Komentar