Berjalan tertatih seorang perempuan renta
membawa tubuh rapuh telah dimakan usia
saban pagi ke pasar menjual bunga cempaka
tuk mengisi lembar akhir masa kehidupannya
membawa tubuh rapuh telah dimakan usia
saban pagi ke pasar menjual bunga cempaka
tuk mengisi lembar akhir masa kehidupannya
kala sang surya telah berada di titik tertinggi
usai bekerja dia segera menuju sebuah surau
berniat panjatkan doa kepada yang maha suci
mengisi relung hati menyejuk jiwa yang parau
usai bekerja dia segera menuju sebuah surau
berniat panjatkan doa kepada yang maha suci
mengisi relung hati menyejuk jiwa yang parau
ada satu hal yang dilakukannya usai tunaikan ibadah
perempuan itu kemudian bergegas menuju pekarangan
tubuhnya gemetaran membungkuk nampak susah payah
dipungutinya satu per satu daun yang luruh berserakan
perempuan itu kemudian bergegas menuju pekarangan
tubuhnya gemetaran membungkuk nampak susah payah
dipungutinya satu per satu daun yang luruh berserakan
meski panas terik mentari membakar sekujur kulitnya
seolah tak menyurutkan niat tuk bersihkan dedaunan
banyak orang tak sampai hati merasa iba bila melihatnya
tiada yang tahu apa yang membuatnya berbuat demikian
seolah tak menyurutkan niat tuk bersihkan dedaunan
banyak orang tak sampai hati merasa iba bila melihatnya
tiada yang tahu apa yang membuatnya berbuat demikian
hingga suatu ketika seorang kiai dipercaya mendekatinya
sekedar bertanya sesungguhnya apa yang sedang terjadi
dia lalu mengurai nasihat sederhana namun penuh makna
sebuah rahasia yang tak boleh dibuka hingga dirinya mati
sekedar bertanya sesungguhnya apa yang sedang terjadi
dia lalu mengurai nasihat sederhana namun penuh makna
sebuah rahasia yang tak boleh dibuka hingga dirinya mati
sampailah waktu yang mengantarnya ke akhir peristirahatan
rahasia yang selama ini terpendam barulah dapat di kisahkan
mengapa perempuan tua itu memunguti dedaunan dipekarangan
sebab didalam hatinya merasa kotor seperti daun yang berserakan
rahasia yang selama ini terpendam barulah dapat di kisahkan
mengapa perempuan tua itu memunguti dedaunan dipekarangan
sebab didalam hatinya merasa kotor seperti daun yang berserakan
kepada seorang kiai perempuan itu bersaksi
saya ini hanyalah perempuan bodoh, pak Kiai..
saya tahu amal-amal saya tak banyak berarti
mungkin juga saya tidak benar dalam melakoni
saya ini hanyalah perempuan bodoh, pak Kiai..
saya tahu amal-amal saya tak banyak berarti
mungkin juga saya tidak benar dalam melakoni
sayapun tak mungkin selamat pada hari akhirat
tanpa ada syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad
tanpa ada syafaat dari Kanjeng Nabi Muhammad
setiap saya memungut selembar daun ini
saya lantunkan satu salawat kepada nabi
sebab jika tiba suatu saat kelak saya mati
saya berharap dapat bersama Kanjeng Nabi
saya lantunkan satu salawat kepada nabi
sebab jika tiba suatu saat kelak saya mati
saya berharap dapat bersama Kanjeng Nabi
“Biarlah semua daun berserakan itu bersaksi
bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”
bahwa saya membacakan salawat kepadanya.”
############
Tidak ada komentar
Posting Komentar