Rasa kesepian yang terus mendera karena suami yang tidak peduli dan tidak romantis membuatku mulai mencari banyak teman di facebook. Akhirnya aku terjatuh dan mulai selingkuh berkali-kali dengan beberapa pria yang kukenal di media sosial.
Sepuluh tahun lalu aku menikah dengan seorang duda tanpa anak. Mantan istrinya adalah temanku sewaktu SD, menurut kabar yang kuterima mereka bercerai karena istrinya selingkuh dengan pria lain.
Dalam hati aku mengutuk perbuatan istrinya yang tega mengkhianati lelaki sebaik dia. Atas dasar rasa kasihan dan memang aku yang saat itu sudah berniat ingin menikah, aku terima lamaran dia, kami pun akhirnya menikah.
Satu tahun dua tahun, kami melewati pernikahan dengan biasa-biasa saja, walaupun kami tak kunjung diberi keturunan. Hingga usia pernikahan kami berumur 5 tahun, aku baru merasakan kesepian, apalagi ternyata aku tahu suamiku bukan orang yang romantis. Selama pernikahan kami nyaris tidak pernah jalan-jalan atau refreshing keluar, aku benar benar stress dibuatnya.
Hingga suatu ketika hpku tiba tiba mendapat sms dari orang yang tidak aku kenal. Lewat WA nyasar akhirnya aku berkenalan dan berteman lewat dunia maya dengan orang tersebut, aku sering curhat ke dia, begitu juga sebaliknya.
Sampai suatu saat kita janjian bertemu, aku tertarik, dia begitu baik, aku yang selama ini kesepian dan nyaris tidak pernah mendapatkan sesuatu yang istimewa dari suami, merasakan suatu rasa nyaman dan bahagia jika dekat dia. Semakin lama kami semakin dekat, dan semakin dekat.
Pernah suatu ketika dia menghilang begitu saja dan tak bisa dihubungi. Tapi kemudian dia datang lagi dan kami kembali berhubungan erat. Hubunganku dengan dia sudah sangat jauh, bahkan sudah seperti suami istri, tapi kendati begitu sikap dan perhatianku terhadap suami tidak pernah berubah, aku malah merasa semakin ceria menjalani hari-hari.
Sampai suatu saat aku sadar, aku takut, dan aku berfikir, aku gak mungkin selamanya terikat dengan dia, dia masih lajang, dia punya masa depan, sedangkan aku sudah punya suami. Kami tidak mungkin melanjutkan hubungan ini secara serius.
Akhirnya aku memutuskan untuk menjauh dari dia, sampai akhirnya dia benar-benar menghilang, tapi justru disitulah awal kehancuranku, setelah dia pergi aku benar-benar merasa kesepian dan kehilangan. Apalagi sikap suami yang tidak juga berubah, masih tidak peka atas kesepianku. Bahkan diajak berikhtiar agar kami cepat punya momongan pun dia tidak pernah mau.
Dari saat itu aku seperti orang yang benar-benar lupa diri, setiap aku merasa sepi, aku habiskan waktu dengan teman-teman baik di dunia nyata ataupun dunia maya, aku sering curhat tentang kesepianku dan tentang sikap suamiku, tapi ternyata penderitaanku malah dimanfaatkan oleh mereka.
Mereka semua pura-pura perhatian dan baik sama aku dan anehnya setiap aku jalan dengan mereka aku pasti mau saja diajak tidur sama mereka. Ah bodohnya diriku.
Hatiku menangis, apalagi kalau ingat apa yang kulakukan itu dosa besar. Iya aku memang tidak mengkhianati perasaanku, tapi aku sudah tidak bisa menjaga kehormatanku sebagai perempuan dan sebagai istri. Aku selingkuh berkali-kali dengan orang-orang yang tidak aku kenal sebelumnya.
Perasaan bersalah terus menghantui, berbagai ibadah aku coba lakukan, aku selalu berjanji dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, kusibukkan hari-hariku dengan beribadah, dan aku memutuskan untuk berjilbab, aku sibukkan diri dengan berbagai kegiatan kerohanian, aku ingin menebus dosa, aku ingin berubah.
Ingin rasanya aku tidak lagi berhubungan dengan handphone, dengan facebook supaya aku tidak lagi bertemu dengan laki laki jahat yang hanya ingin memanfaatkan kesepianku. Tapi satu sisi aku juga sering merasakan kesepian yang teramat dalam, yang mendorongku untuk mencari teman baru walaupun untuk sekedar chatting.
Aku ingin lepas dari perbuatan kejiku, tapi suamiku tak juga mau berubah, saat aku jenuh dan aku merengek minta jalan, dia tidak pernah mengabulkannya. Aku benar-benar bingung, aku ingin jadi orang baik, aku ingin memperbaiki diri, aku ingin tobat, tapi sikap suamiku yang tak pernah berubah selalu memberiku peluang untuk membutuhkan orang lain.
Dan sekarang aku sedang berusaha untuk belajar ikhlas, menerima keadaan suamiku, dan berusaha menikmati kesepianku, aku beruntung Tuhan menyembunyikan aibku, aku percaya Tuhan masih menyayangiku. Tuhan masih mau melihat aku berubah.
Doakan aku mudah-mudahan aku bisa melewati masa-masa sepiku tanpa anak dan memiliki suami yang tidak peka, mudah-mudahan suamiku berubah, mudah-mudahan suatu saat dia mengerti bahwa aku kesepian dan aku butuh dukungan dia. Dan aku sangat menyayanginya.
Sepuluh tahun berusaha mempertahankan pernikahan, tanpa pertengkaran tanpa menuntut, tanpa membebani tanpa mengurangi kasih sayang dan perhatianku sama dia. Anggap saja dosaku adalah bentuk pengabdianku, bertahan meskipun dia tak bisa memberiku keturunan.
Aku sudah selingkuh berkali-kali dan mengkhianati kepercayaannya, aku berjanji akan terus bersamanya, mendampinginya, menghabiskan masa tua bersamanya, walaupun dia tak pernah memberi apa yang aku ingin.***
Seperti diceritakan kawan Bunga ke redaksi.
Tidak ada komentar
Posting Komentar