Sebetulnya tidak ada niat sama sekali di dalam hati ini
untuk selingkuh dengan wanita lain, apalagi dengan teman kerja di kantor. Tapi
seperti kata orang, tanpa niat pun dosa bisa terjadi asal ada kesempatan.
Kira-kira seperti itulah gambaran cerita perselingkuhan antara diriku dengan
Susi, janda dua anak.
Sebut saja nama saya
Alex, kejadian ini terjadi sekitar 4 tahun yang lalu. Singkat cerita, pada
waktu itu saya bekerja di sebuah hotel bintang 7 ternama di kawasan Jakarta.
Disana saya bekerja sebagai room boy.
Suatu
hari datanglah karyawati baru sebagai room girl wanita, sebut saja namanya
Susi. Memang sudah menjadi tugas saya untuk mentraining karyawan/ti baru di
hotel tersebut khususnya divisi FO.
Setelah
berkenalan dan mentraining Susi, saya pun menawarkan dia untuk minum kopi,
disanalah kami saling cerita satu sama lain dan mungkin menjadi babak awal
cerita perselingkuhan kami.
Ternyata Susi
seorang wanita yang broken, ia pun sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak.
Beberapa bulan setelah perkenalanan itu, kedekatan kami menjadi omongan
karyawan yang lain.
Suatu hari
betapa kagetnya saya mengetahui bahwa Susi selama ini menanam rasa suka dan
sayang sama saya. Awalnya saya menolak karna saya juga punya seorang istri dan
anak, tetapi alasan saya itu tidak digubrisnya. Susi pun tetap ingin
menjalankan hubungan sama saya sebagai selingkuhan.
Ya, sebagai
laki laki yang normal tawaran Susi pun saya terima, suatu malam, seperti biasa
tugas saya mengecek room yang sudah kosong, dan malam itu Susi sangat ingin
ikut dengan saya mengecek room-room tersebut. Setelah sampai di salah satu
kamar yang kosong betapa kagetnya saya mendapatkan perlakuan Susi yang tidak
biasa.
Dia memeluk
dan melumat bibir saya, akhirnya pun kami terlena dan terbuai dalam gejolak
nafsu. Sejak saat itu kami resmi menjalani perselingkuhan dan hubungan intim
pun sering kami jalani di waktu-waktu senggang.
Suatu hari
ketika saya pulang ke rumah, entah mengapa, setelah melihat istri dan anak
saya, tiba-tiba saya dibayangi rasa berdosa dan bersalah kepada mereka.
Akhirnya saya memutuskan untuk mengakhiri hubungan terlarang ini dengan Susi.
Saya meminta Susi untuk tidak lagi mendekati saya.
Dan beberapa
malam setelah itu, saya pun memberanikan diri untuk bicara dengan istri saya.
Saya luapkan semua uneg-uneg yang selama ini mengganjal di hati. Lega rasanya, walaupun
kejujuran itu menyakitkan hati istri saya. Dan setelah itu kehidupan saya
bersama istri berjalan normal kembali.
Kepada para
pembaca, cintailah apa yang Tuhan berikan, kejujuran adalah kunci utama
kebahagian.***
Seperti diceritakan kawan Alex ke redaksi