Tak lama kemudian, ketiga gadis lain langsung diperbolehkan pulang. Namun Amy dinyatakan dalam keadaan kritis, bahkan ia harus dipasangi mesin life support selama satu bulan.
Setelah diusut, rupanya di pesta itu, Amy dan ketiga gadis lain sempat menenggak ekstasi atau dikenal juga sebagai MDMA (Methylene Dioxy Meth Amphetamine) yang diberikan oleh seseorang. Hal ini dikuatkan oleh kabar bahwa setelah Amy masuk rumah sakit, pihak berwajib mengamankan seorang pria berumur 33 tahun dan dua wanita, masing-masing 17 dan 18 tahun, karena penyalahgunaan narkotika.
Ternyata obat itu telah merusak otak Amy dan membuatnya nyaris lumpuh. Padahal Amy notabene hanya menenggak satu pil kecil saja. Karenanya ia sempat koma selama dua minggu. Nasi pun sudah menjadi bubur. Saat terbangun dari koma, gadis yang masih berusia 16 tahun itu hanya bisa terduduk di kursi roda. Cara bicaranya juga lambat dan cadel.
Bulan lalu, gadis yang dulu pernah dijuluki sebagai 'Ratu Selfie' itu akhirnya dipindahkan ke unit rehabilitasi untuk pasien dengan cedera otak. Setelah tiga minggu, barulah Amy diperbolehkan pulang.
Kendati pergerakannya terbatas, Amy memutuskan untuk membuat video tentang dirinya. Dalam video itu, Amy mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga dan teman-temannya yang terus memberikan dukungan kepadanya.
"Terima kasih semuanya," tutur Amy dengan terbata-bata.
Amy yang cantik (kiri) berubah bentuknya setelah menggunakan narkoba (kanan) |
"Sebagian orang mungkin menangis, menertawakan atau mungkin kaget melihat video ini. Tapi inilah yang bisa dilakukan ekstasi pada tubuh Anda. Seharusnya ini bisa membuka mata siapapun yang tetap menggunakannya!" tulis Kayla.
Rupanya Amy memang dicintai banyak orang. Menurut Kayla, video yang diunggahnya telah mendapat 'like' hingga lebih dari 1.000 kali, dan terus dibagikan oleh ratusan pendukung Amy, hanya dalam kurun 48 jam saja.
"Amy takkan seperti ini selamanya. Ia akan mendapatkan perawatan dan dukungan terbaik sampai kembali seperti semula," tekadnya seperti ditulis di medsos
Menanggapi kasus ini, Marlene Taylor dari Family Addiction Support Service, Glasgow menjelaskan banyak remaja yang masih saja tergoda oleh obat-obatan terlarang ini. "Padahal sudah banyak edukasi tentang obat-obatan semacam ini, bahkan kisah-kisah tentang generasi muda yang kehilangan nyawanya karena obat ini. Nyatanya kematian akibat narkotika masih terus ada," keluhnya.
Sejauh ini pihak berwajib masih menyelidiki apa yang terkandung dalam ekstasi yang diberikan kepada Amy hingga menimbulkan efek sedemikian rupa.