Seindah mawar semungil melati
Dikau cemerlang wanita
Semerbak wangi sejinak merpati
Dikau senandung di cita
Gerak gayamu ringan
Memikat hati muda taruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita bak sutra dewangga
Senyummu meruntuhkan mahkota
Gerak gayamu ringan
Memikat hati muda taruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita bak sutra dewangga
Senyummu meruntuhkan mahkota
Gerak gayamu ringan
Memikat hati muda taruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita bak sutra dewangga
Senyummu meruntuhkan mahkota
Dikau cemerlang wanita
Semerbak wangi sejinak merpati
Dikau senandung di cita
Gerak gayamu ringan
Memikat hati muda taruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita bak sutra dewangga
Senyummu meruntuhkan mahkota
Gerak gayamu ringan
Memikat hati muda taruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita bak sutra dewangga
Senyummu meruntuhkan mahkota
Gerak gayamu ringan
Memikat hati muda taruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita bak sutra dewangga
Senyummu meruntuhkan mahkota
- Jika ada kabar-kabar yang berterbangan mengatakan untuk menjadi selebritis (cewek) tak cukup modal rupa, gaya dan suarahhmmm, itu adalah fakta. Secara kualitas sangat mungkin seorang cewek bisa menjadi rising star di dunia hiburan. Entah itu menjadi pemain sinetron, penyanyi atau cuma jadi sekedar pembawa acara infotainment misalnya.
Namun, kesempatan untuk membuka jalan menuju terkenal itu yang tidak mudah. Di tengah-tengah ketatnya persaingan orang ingin unjuk-tampil yang kebetulan juga sama-sama memiliki kreteria on air look : cantik, seksi dan warm maka selain faktor keberuntungan, diperlukan juga menjalin perkenalan dengan Produser acara-acara di televisi.
Jika dulu Sutradara film menjadi primadona para cewek-cewek yang pengen eksis di dunia hiburan, maka semenjak media televisi nasional menguasai pergerakan dunia hiburan Indonesia, maka Produser acara televisi-lah yang kini menjadi primadona bagi orang-orang yang ingin tampil di televisi.
Meski sesungguhnya Produser bukan penentu akhir seseorang bisa-tidak tampil di sebuah acara televisi, emang sih masih ada celah buat Produser menentukan siapa saja pengisi acaranya. Mulai yang peran tidak penting hingga ikon penting. Mulai dari penyanyi anyar sampai grup band papan atas. Maklum, pada akhirnya, Produser-lah yang bertanggung-jawab atas raport acaranya.
Selain Produser, biasanya jalur Unit Talent Bagian yang biasa berurusan dengan para seleb bisa juga menjadi pintu masuk untuk tampil di sebuah acara televisi. Namun mereka hanya sebatas mengusulkan atau merekomendasikan saja dan keputusan akhir tetap ada di tangan Produser. Sehingga bisa dimaklumi bila cukup banyak calon seleb dan seleb baru bersikap ramah dan keep in touch dengan Produser, agar dirinya lebih dulu eksis di mata Produser, sebelum eksis di sebuah program acara televisi.
Baru-baru ada pengalaman (pribadi) tentang seorang seleb stock lama tapi terus berkutat di kategori C yakni kategori artis yang jarang tampil yang tiba-tiba diawal Ramadhan ini bertemu lagi setelah 6 tahun tak pernah bersua. Mitha, namanya. Kemahirannya menyanyi, presenter dan pemain sinetron.
Namun karena kualitas akting yangya, nilainya 7-lah, terus kualitas suara sedikit di atas lumayan serta wajah yang biasa-biasa aja walau punya daya tarik, membuat Mitha tidak pernah beranjak menjadi seleb kategori B seperti Jihan, Dewi Gita, Omas atau Fadli . Herannya, ketika bertemu kembali, Mitha seperti orang yang jatuh cinta. Bersikap manja, maunya cium pipi kiri-pipi kanan dan berkirim sms-an yang bernada mesra.
Mas, seneng bisa ketemu Mas Andi lagi, isi sms-nya, kapan bisa ketemu lagi ? Bagaimana kalau nanti malam. Bisa yaya
Mas, koq nggak balas-balas sms aku sih ? Aku jadi sedih hikz..hikz..
Mas, buka puasa yuk.. Aku selalu mau ketemu Mas Andi. L v, Mas.
Mau ditemenin sahur nggak ? Aku datang ke kantor ya bawa makanan.
Lagi dmn, Mas ? Aku kangen..
Yaa..gitu deh antara lain sms yang dikirim Mitha. Mulai dari jelang siang, sore hingga setelah Imsak. Saya berusaha membalas sejarang mungkin sms darinya dan isi sms balasan dari saya pun pendek-pendek. Oh gitu, Nanti ya, Hmm..belum tau nih atau Nggak usah deh… Namun, selain sms yang mengajak itu, Mitha juga sebenarnya punya niat lain. Yakni agar bisa sesering mungkin tampil di acara-acara yang menjadi tanggung-jawab saya.
Mulai yang tengah naik daun seperti Opera Van Java hingga program pendukung kayak Begadang. Entahlah, antara jatuh cinta atau hanya ingin membuka kesempatan atau bisa jadi kedua-keduanya. Padahal, saya pernah berkelit bahwa meski sebagai Kepala Dept. Produksi, saya tidak berwenang penuh untuk menentukan seseorang bisa tampil di sebuah acara walau, yang sesungguhnya adalah sebaliknya.
Dari 2-3 kali pertemuan dengan Mitha, terus terang sempat tergoda juga iman ini. Kalau hanya sekedar cipika-cipiki sih biasa-biasa aja karena cipika-cipiki dengan artis papan atas pun sudah bukan sesuatu yang luar biasa , namun karena tatapan dan gesture tubuh yang dimainkannya itu lho Apalagi dengan busana yang seksi. Uughh Jika saja tidak ingat Allah, keluarga dan janji kepadanya, sangat mungkin nikmat dunia bisa dirasakan dari tubuhnya yang molek, jarinya yang lembut serta bibirnya yang sering mengulum basah.
Kejadian seperti Mitha ini, sebenarnya yang kedua yang menimpa saya. Sebelumnya adalah penyanyi dang-dut. Cantik, seksi dan saat itu tengah naik daun : T. Di tahun 2003 itu, karir K mulai meroket. Ia tampil di beberapa stasiun televisi dan meski bayarannya masih berkisar Rp. 2 juta, namun aksi panggung serta suaranya yang bagus mulai menjamin bila K akan kian mantap memposisikan dirinya sebagai seleb kategori A.
Berbeda dengan Mitha, kalau T memang tidak agresif dalam menjalin hubungan. Awalnya, secara tiba-tiba ia mengucapkan terima kasih sambil memeluk dan menurutkan kata-kata yang bisa bikin ge-er. Woouuw..woouww.. Setelah itu sms-sms dan kode-kode tertentu kalau bertemu saat shooting acara.
Begitulah, betapa besarnya kuasa Produser sehingga perlu ditempel adalah sebuah kenyataan. Tidak melulu calon seleb atau seleb yang mendekati Produser, namun bisa juga Produser yang mencoba berjodoh dengan seleb dan kalau yang belakangan ini, sifatnya murni cinta bukan nepotisme. Walau tak banyak ada juga Produser yang nakal, yang mencoba memanfaatkan kuasanya untuk memainkan perasaan dan kecantikan calon seleb, terutama.
Modusnya sangat konvensional : dijanjikan akan menjadi Pembawa Acara atau akan sering tampil di program televisi. Basiooo Walau sekali-dua kali bisa, tetapi setelah itu ? Emang seleb dia-dia saja, khan banyak juga yang lain. Apalagi jika saat episode si seleb tersebut rating/share-nya jelek, maka cukup sekali dia tampil. Kalau pun dijadualkan lagi tergantung situasi atau thema.
Tidak mudah bagi seorang Produser untuk bisa memenangkan imannya bila ada rayuan dan godaan dari calon seleb dan seleb yang ingin eksis. Sudah pasti yang menggoda adalah cewek cantik, tubuh yang menarik dan teman kencan yang sik-asyik Namun dengan kekuatan integritas profesi, keimanan serta taste bisa menjadi penolak bujuk rayu yang menggebu-gebu.