- Namaku Asri (nama samaran), aku adalah anak perempuan satu-satunya dari 3 bersaudara, mungkin karena alasan itulah sehingga aku terlalu dikekang. Keinginanku selalu terhambat karna tidak mendapatkan izin dari orang tua.
Seperti biasanya teman-teman seusiaku (20 thn) sudah mendapatkan izin dari orang tua mereka untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis atau biasa disebut dengan PACARAN, tapi itu yang tidak pernah aku rasakan, jadi yang aku lakukan adalah pacaran sembunyi-sembunyi dari orang tua.
Aku mulai pacaran sejak kelas 6 SD, yah seperti biasa pacaran hanya sekedar pacaran, kami putus karna kami melanjutkan sekolah yang berbeda, kemudian saat aku di bangku SMP aku juga sempat berpacaran dengan pacar temanku yang kebetulan berprofesi sebagai guru ngaji, tapi tidak lama hanya berjalan 1 tahun saja, hubungan kami kandas alasannya karna kami berjauhan (kebetulan pada tahun tersebut aku pindah rumah ke kota lain dan akan menetap disana).
Semenjak pindah akupun mulai hidup yang baru, saat itu aku belum mempunyai sepeda motor untuk berangkat kesekolah jadinya setiap pagi aku berangkat dengan angkot yang selalu berdesakan. Namun ternyata di angkot cintaku pun bersemi kepada laki-laki yang beda umur 3 tahun denganku, sebut saja M.
Singkat cerita kami semakin akrab dan akhirnya berpacaran, namun aku merasa hubungan kami selalu hambar, seperti tidak ada rasa cinta, tapi tetap ku pertahankan sampai bertahan 2 tahun. Kemudian kami putus tanpa sebab. Yah sejujurnya meski aku bercerita tentang pacar-pacarku, orang tuaku sama sekali tidak mengetahuinya, aku menyembunyikannya rapat-rapat dari mereka.
Kemudian selama aku menjalin hubungan dengan M aku sempat dekat dengan BW (yang sekarang menjadi pacarku). Kedekatan kami awalnya biasa saja, namun hari berganti hari, bulan berganti bulan kami sudah saling akrab, dan aku tau dia memiliki perasaan kepadaku.
Setelah 6 bulan kami menjalin hubungan yang kalo di istilahkan sih semacam PDKT, ternyata dia sangat pintar untuk membuat aku terkesima kepadanya, aku pun mulai ada rasa untuknya, dan tepat pada tanggal 07 februari 2020 kami resmi berpacaran. Awalnya aku kira dia laki-laki yang bisa aku bodoh-bodohi seperti mantan-mantan aku dulu. Saat aku pacaran dulu aku sering berselingkuh, dan sama BW juga rencananya aku mau selingkuh juga karena dia keliatan seperti anak yang bodoh.
Sebelum aku sempat selingkuh kami sempat bercakap-cakap ringan, entah kenapa aku bertanya pada BW kalo aku selingkuh gimana? Itu kejadian nya kalo gak salah hubungan kami berjalan 2 minggu. Dan jawaban dari BW menyadarkan aku bahwa selingkuh itu tidak ada gunanya dan tidak pernah ada kesenangan dalam perselingkuhan itu.
Hanya satu kalimat yang dia lontarkan yang membuat aku takut untuk kehilangannya, “kalo kamu selingkuh kita putus dan aku akan pergi dari kota ini (kebetulan dia adalah pendatang di kota tersebut), aku gak akan pernah mau kenal sama kamu lagi karna aku paling benci sama orang yang selingkuh”.
Hanya itu yang dia ucapkan, dan dari semenjak kejadian itu aku tidak pernah selingkuh sampai detik ini. Setelah kejadian itu semua anggapanku terhadapnya berubah 360 derajat. Yang awalnya ku kira dia anak bodoh yang bisa di bodoh-bodohi ternyata salah. Sekarang dalam berpacaran kami membuat sebuah komitmen, kemanapun kami pergi kami harus melapor, aku harus melapor ke dia dan diapun harus melapor kepadaku (ini yang aku inginkan sejak dulu, karna dari pertama aku pacaran sampe terakhir dengan M aku tidak pernah berkomitmen seperti ini, dan aku merasa senang karna kalo begitu aku merasa diperdulikan kemanapun aku pergi).
Tentang BW, keluargaku sudah lebih dulu mengetahuinya, bahkan sebelum kami pacaranpun keluargaku sudah mendengar kabar kalo aku sudah berpacaran dengan BW dan semua keluargaku tidak menyetujuinya karna alasan yang tidak bisa aku ceritakan. Namun aku tidak menanggapinya karna saat itu aku masih tidak mempunyai perasaan apapun terhadap BW jadi tidak ada bantahan dariku terhadap ketidak setujuan keluargaku.
Singkat cerita, hal yang paling aku sesali sampai kapanpun akhirnya terjadi juga. Saat itu usia hubungan kami berjalan 6 bulan, entah apa yang terbesit dalam pikiran kami sehingga kami berani melakukan hal bodoh itu. Saat itu rumah yang dia tinggali kosong dan kamipun berbuat hal yang tidak sepantasnya kami perbuat, setelah kejadian itu dia berjanji akan bertanggung jawab dan dia akan menikahiku di tahun 2026 nantinya.
Akupun hanya bisa menangis dan menyesali perbuatan kami, hal yang paling penting untuk masa depanku yang selama ini aku jaga dengan baik akhirnya kuserahkan kepada laki-laki yang sudah jelas keluarga ku tidak menyetujui nya. Sampai saat ini usia hubungan kami memasuki 5 tahun dan hal yang tidak sepantasnya itupun masih tetap berjalan kalo kami bertemu dirumahnya, kalo orang rumahnya keluar rumah untuk jalan-jalan. Disetiap kesempatan kami selalu melakukannya namun setelah melakukan nya kami menangis menyesali, kami berdua sepakat untuk tidak melakukan nya lagi tapi ternyata sangat sulit untuk meninggalkannya.
Rahasia ini hanya kami yang tau, sampai saat ini keluargaku tidak pernah tau akan hal itu dan keluargaku selalu menyuruhku untuk putus dengannya, namun aku bingung bagaimana caranya aku bisa putus sedangkan aku sudah pernah ditiduri oleh BW dan aku pun sudah pernah berjanji kepada BW bahwasanya aku gak akan pernah menikah dengan orang lain kalo buka sama BW, kalo gak sama BW ya aku gak akan pernah nikah seumur hidupku, karna aku akan menutupi rahasia ini sampai kapanpun kalo aku menikah dengan orang lain rahasia itu harus aku bongkar agar orang yang menikahiku itu tidak menyesal dan bisa terima aku apa adanya.
Dan sekarang BW sudah bekerja selama 3 tahun, namun sampai detik ini seribu rupiah pun belum ada uang simpanannya untuk bekal kami menikah, padahal sebelum dia mendapatkan pekerjaan dia bilang dia akan menyisihkan uang 200 ribu perbulan setiap dia gajian, aku percaya akan hal itu, namun ini sudah memasuki tahun ke 4 dia bekerja apakah aku harus bersabar menunggu? Ataukah aku hanya dibohongi? Karna bukti nyata tidak ada yang dia tunjukan kalo dia akan cepat-cepat melamar aku.
Tapi aku sudah di perkenalkan sama orang tuanya dan sama keluarganya semua menerimaku dengan baik, tidak seperti keluargaku yang tidak bisa menerimanya karna sesuatu hal. Aku merasa dia cocok untuk menjadi pendamping hidupku, dia pria yang bertanggung jawab (kepada keluarga dia sangat bertanggung jawab) dan dia juga baik aku pun tunduk kepadanya tidak pernah aku berani untuk melanggar apa yang sudah dibuat peraturan olehnya.
Namun sekarang aku selalu ragu akan keseriusannya, memang sih 2026 itu masih 6 tahun lagi tapi apakah mungkin aku akan menunggu selama itu? Sedangkan perbuatan dosa itu selalu saja kami lakukan. Kalo diliat dari situasi sebaiknya akhir tahun ini kami harus segera menikah agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.
Aku berkeingan sekali untuk menikah sekarang tapi BW tidak mau menikah sekarang karna berdalih masih sangat muda, dia mau menikmati masa mudanya. Aku bingung harus tetap menunggu BW meskipun aku tau pada akhirnya keluargaku tetap tidak menyetujuinya. Atau meninggalkannya dan aku hidup seorang diri.
Tekad ku sekarang aku tetap bertahan semampu kami bertahan dan akan aku berikan penjelasan sampai aku mendapatkan restu dari keluargaku untuk bisa dinikahi oleh BW. Karna aku merasa tidak akan pernah bahagia kalo bukan sama BW. Dan selama penantian izin tersebut aku harus banyak bersabar mendapat perlakuan keluargaku yang setiap hari mengintrogasiku kemanapun aku pergi, dan larangan yang selalu dikekang. ***