Responsive Ad Slot

Latest

Relationship

Dua Sisi, CINTA DAN NAFSU

Sabtu, 05 Oktober 2019

/ by Jogjanesia









Cinta dan nafsu memang kadang membingungkan, kita menyebutnya cinta
tapi selalu saja rindu dengan belaian dan kecupannya. Bukankah cinta tak perlu
itu semua? Sejujurnya aku pun sama dengan mereka yang bingung antara
 cinta dan nafsu, setidaknya demikian kisah yang
akan kuceritakan ini.





Terimakasih kepada redaksi ceritacurhat.com
yang telah bersedia menerbitkan ceritaku ini. Rasanya
 senang sekali bisa menemukan situs curhatan
seperti, jadi bisa menuliskan kegundahan yang aku rasakan.
 Pengalaman yang ingin kuceritakan ini belum
lama terjadi, mungkin sekitar 6 bulan yang lalu. 





Saat itu aku tengah menjalin
hubungan dengan seorang pria, hubungan itu berawal dari status pertemanan biasa
saja.
 Dan dari
pertemanan itu muncul chemistry diantara kami yang membuat kami cepat akrab.
Tapi meski demikian, diantara kami tidak pernah terjalin status hubungan
berpacaran. Bisa dikatakan hubungan kami adalah tanpa status atau istilah
kerennya teman tapi mesra.





Aku menjalin hubungan dengannya karena aku baru
saja putus dengan pacarku. Berkenalan dengannya tiga hari setelah aku putus
dengan pacar yang kini menjadi mantanku. Kami berkenalan lalu saling dekat,
kami menjadi akrab dan saling berbagi. Kami pun sering jalan keluar.
 





Karena kedua orang tuaku sibuk dan aku pun
sedang dalam masa galau, aku pun menerima setiap ajakan dia untuk keluar jalan
bersama dengan senang hati. Kami keluar layaknya pasangan pada umumnya. Kami
menikmati dunia kami tanpa memperdulikan apapun yang orang lain katakan. Aku
sendiri juga tidak tahu apakah ini termasuk cinta atau pelampiasan?





Karena semakin lama kami semakin dekat, kami
pun semakin berani melangkah jauh meski tanpa status hubungan apapun. Saat itu
dirumahku sedang kosong, kami baru saja menghabiskan waktu malam minggu. Karena
rumahku termasuk kawasan komplek, otomatis suasana rumah pun sepi.
 Aku dan dia duduk berdua di ruang tamu setelah
kami lelah berjalan-jalan. 





Aku pun juga tidak tega untuk mengusirnya. Saat itu
aku menyandarkan kepalaku ke bahunya dan tanpa kami dapat cegah atau kontrol,
secara perlahan kepalanya semakin dekat hingga bibir kami saling bertemu.





Lama kami berciuman hingga kami tidak tahu
bahwa waktu telah lama berlalu.
 Karena waktu telah menunjukkan pukul 11 malam, aku memintanya
untuk pulang. Ternyata ciuman serta pelukan itu tidak hanya berhenti sampai
disitu saja. Kami melakukannya kembali di tempat-tempat lain dan tidak hanya di
rumah kami saja. Semakin lama, semakin sering. Sepertinya aku mulai terjerat di
antara cinta dan nafsu.





Cinta
ataukah Nafsu?



Namun lama kelamaan aku jadi berfikir dan tidak
tahu juga mengapa aku melakukan hal itu? Apakah ini cinta? Ataukah hanya
sekedar nafsu? Saat dengan mantanku, aku bahkan tidak pernah melakukan hal itu
hingga akhirnya dia memutuskanku karena dia mengira bahwa aku wanita polos dan
tak sejalan dengannya. Tapi mengapa aku bisa begini?





Hubungan kami hampir berjalan 2 bulan. Rasanya
waktu berlalu begitu cepat. Namun lama-lama aku jadi bosan dengannya. Aku bosan
berciuman tanpa rasa dengannya. Awalnya memang ciuman itu berasa seperti
terdapat suatu getaran yang membuat kami ketagihan. Tapi lama-kelamaan semuanya
seperti membosankan.






Mungkin begitulah nafsu, dia membosankan dan
layu. Tidak seperti cinta yang selalu membahagiakan.






Beberapa hari kemudian aku mendapat kabar bahwa
aku tukang perusak hubungan orang. Tentu saja aku tidak terima tuduhan itu. Aku
tidak tahu menahu apa pun tentang hal itu. Otomatis aku bertanya-tanya. Hingga
akhirnya aku mngetahui bahwa dia telah memiliki pacar.





Mereka memang sedang break dalam hubungan yang
sedang mereka jalani karena pacarnya sedang magang di suatu kantor. Aku yang
tahu hal itu pun kaget dan memutuskan hubunganku dengannya.





Entah apakah keputuskanku itu benar atau tidak.
Aku meninggalkan dia begitu saja. Aku tidak memberikan kabar apapun padanya.
Karena menurutku, hubungan kami memang tidak pantas untuk dilanjutkan. Dia
katakan cinta, namun bagiku semua hanyalah sebatas nafsu belaka. Aku tidak mau
terombang ambing berada di antara cinta dan nafsu.





Demikian kisahku, aku beruntung karena tidak
terlibat terlalu dalam dengannya, apalagi sampai berhubungan intim. Entah apa
jadinya aku jika sampai menyerahkan kehormatanku kepadanya. Ada baiknya,
pengalamanku ini dijadikan pelajaran bagi teman-teman terutama kaum wanita supaya
lebih berhati-hati antara cinta dan nafsu.
***


                                                                           


Seperti dikisahkan kawan Putri ke redaksi 







Tidak ada komentar

Posting Komentar

Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde