Responsive Ad Slot

Tampilkan postingan dengan label Tentang Cinta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tentang Cinta. Tampilkan semua postingan

Untukmu Hai Pelakor, Kini Kamu Bisa Memiliki Dia yang Selama Ini Aku Perjuangkan Mati-matian

Tidak ada komentar

Sabtu, 21 Oktober 2023




Berkali-kali kau mematahkan hatiku dengan sikapmu yang acuh nyatanya tak cukup. Justru sesering itu pula aku merangkai kembali hatiku yang entah kenapa semakin mencintaimu. Angan-angan yang selalu aku harap menjadi kenyataan, membuatku yakin bahwa suatu saat nanti kisah kita akan berakhir dengan kebahagiaan. Jadi biarlah sekarang aku merelakan perasaanku dinomorduakan. Asal kamu kelak mau menjadikanku kepentinganmu nomor satu. Menjadikan “kita” yang utama, maksudku.

Tapi jika terus begini, terus menjadi yang merelakan, ternyata lelah juga, sayang. Usahaku untuk membuat hatimu di sisiku, ternyata tak membuahkan hasil. Langkahku mulai berat dan aku tahu harus mengadu pada siapa.

Kemarin aku berbisik pada Tuhan, jika kamu memang jodohku, maka kuatkanlah hatiku. Jika tidak, tunjukkan lebih cepat, dan Tuhan mendengarku

Aku selalu percaya denganmu, meski mungkin banyak janji yang tak pernah kau buktikan. Aku meyakinkan hatiku, bahwa kamu lah yang akan menjadi ayah dari anak-anakku, menjadi pendamping hidupku hingga nanti maut memisahkan. Aku memberikan pembenaran, bahwa ini hanya menunggu waktu saja, saat aku tak merasa berjuang sendirian. Tahun demi tahun kita jalani, aku memilih untuk mengenang hal-hal bahagia denganmu. Meski diam-diam rasa kecewa yang pernah aku rasa berkumpul dan memutuskan untuk muncul bersamaan.

Kau tahu bagaimana rasanya hatiku saat tahu dia diam-diam telah kembali ke kehidupanmu? Aku benar-benar hancur, hingga berharap bangun lebih cepat

Entah kenapa perjumpaan kali ini membuatku ingin tahu tentang apa yang selama ini kau simpan. Setiap kita bertemu aku perhatikan, kamu selalu sibuk dengan percakapanmu lewat handphone dibanding dengan percakapan kita. Aku hanya pernah sekali bertanya, kamu bilang itu teman biasa. Aku tak pernah merasakan kamu sebahagia itu membalas pesanku. Bahkan sering kamu abaikan. Hingga akhirnya, ketika aku membaca percakapan yang terlihat seru itu, aku justru berharap tak pernah melihat itu.

Ya, melihat seseorang yang juga kau panggil sayang. Kepada dia yang kau ucapkan selamat malam dan mimpi indah. Terjawab sudah kemana ucapan-ucapan itu pergi. Karena sudah lama kita tak menutup pembicaraan sebelum tidur seperti itu. Dengan tanganku yang gemetar, aku masih berharap bahwa apa yang aku saksikan adalah mimpi. Dan aku ingin bangun lebih cepat dari mimpi yang terlalu menyakitkan ini.

Aku kesal dengan diriku yang terlalu memperjuangkanmu, sehingga tak ada sedikit pun kesempatan untukmu memperjuangkanku

Bagaimana pun hancurnya hatiku saat tahu ada orang lain yang kau perjuangkan diam-diam, aku justru lebih hancur karena diriku sendiri. Mengharap terlalu tinggi pada hubungan ini. Berharap suatu saat kau akan mampu menghapus beratnya perjuanganku.

Kenapa harus saat ini aku menyesal, kenapa tak dari dulu saja aku membatasi harapanku dan pengorbananku. Kenapa dia yang harus kau perjuangkan? Kenapa bukan aku? Lagi-lagi aku menyalahkan hatiku sendiri, kenapa menjadi pihak yang terlalu berjuang, sehingga ia tak punya celah untuk memperjuangkanku. Dan apa yang aku korbankan selama ini, ternyata malah dinikmati oleh orang lain, bukan diriku sendiri.

Hatiku yang masih membantah kenyataan, memberanikan diri untuk minta kejelasan pada dia yang kau panggil sayang. Ternyata tak hanya aku yang mencintaimu

Aku lebih memilih untuk menghubunginya dengan baik-baik. Berharap jawaban yang keluar dari mulutnya adalah “kami hanya teman biasa, tidak lebih”, meskipun sangat jarang pertemanan antara laki-laki dan perempuan dibubuhi dengan panggilan sayang. Aku masih mencoba mengecoh hatiku dengan berpikir bahwa itu bukanlah apa-apa. Tapi apa yang dia sampaikan justru apa yang aku takutkan. Aku hancur untuk ke sekian kalinya. Bagaimana mungkin hatiku akan baik-baik saja ketika aku tahu bahwa dia juga mencintaimu? Bagaimana mungkin aku yang mati-matian mengusahakanmu, tapi malah dia yang kau perjuangkan?

Aku bukan menyerah, hanya saja mengalah. Aku benar-benar lelah jika harus memperjuangkanmu yang nyatanya bisa saja kepadaku

Dibandingkan dengan kekecewaanku terhadapmu, aku lebih kecewa dengan diriku sendiri. Terlalu mengikhlaskan diri untuk menjadi orang yang paling berkorban, yang paling berjuang mati-matian untuk hubungan ini. Mengapa tak memilih menjadi orang yang mencintai secukupnya, sehingga tak perlu ada luka yang semenganga ini. Tak ada lagi rasanya yang harus aku perjuangkan, meski kau ucapkn bekali-kali kata menyesal. Aku lah yang menyesal, mencintaimu terlalu dalam.

Aku bukan menyerah sayangku, hanya saja mengalah. Aku mengalah dengan kenyataan bahwa ada orang lain yang juga mencintaimu. Mungkin saja ia bisa menjagamu lebih daripada aku. Mungkin saja ia bisa berkorban lebih dari apa yang selama ini aku berikan.

Hari ini tentu saja aku masih marah. Mengumpat kenyataan dan takdir. Kenapa Tuhan membiarkanku berkorban sejauh ini. Tapi tak perlu khawatir, jika sudah saatnya tiba, mungkin aku akan berterima kasih pada Tuhan, bahwa aku harus melepasmu sekarang. Kekasihku, besok aku akan berhenti mencintaimu dan mengikhlaskan semua pengorbananku. Dan untukmu, orang yang dicintai oleh kekasihku diam-diam, tak perlu lagi menjadi yang kedua. Aku sudah melepaskannya untukmu :’)

Pengaduk Kalbuku, Jadikanlah Aku Kekasihmu Yang Abadi pada Cinta yang Halal

Tidak ada komentar

Selasa, 12 September 2023




Menjadi kekasih seperti paduan kasih Adam dan Hawa didalam ketulusan dan keabadian cinta Nya. Kekasih yang berjalan dengan paduan sepanjang usianya didalam jalan takdir kehidupan yang sama. Saling melengkapi dan saling menggenggam dengan penuh ketulusan kasih sayang.

Kekasih pengaduk kalbu yang mampu mengayomi dan membimbing di dalam bahtera mahligai yang bersahaja. Kekasih pengaduk kalbu sehidup semati yang menghabiskan kisah senjanya bersama. Menatap biru indahnya langit yang teduh bersama. Menghabiskan sisa waktu saat berpijak di dunia bersama.

Diriku hanya ingin dirimu saja yang mendampingiku, serta mampu menjadi sandaran ditiap gundahku. Menjagaku dengan tulus hatimu. Yang mampu menggenggamku bersama menuju surga Ilahi. Di dalam satu hati yang sama kita berjalan dan pernah sepadan untuk saling melengkapi. Begitupun diriku yang hingga detik ini masih kepada satu cinta saja didalam hati yang dahulu pernah saling kita berbagi. Di dalam satu cinta yang sama untuk sepanjang masa, sepanjang usia seperti kisahnya Adam dan Hawa.

Beliau mengajarkan tentang arti ketulusan cinta yang sesungguhnya. Tentang arti ketulusan sepanjang masa, kesetiaan sepanjang usia. Untuk bisa tetap saling menjaga,mengabdikan diri penuh kasih. Didalam berkorban dan memperjuangkan kemurnian arti kata cinta yang sejati untuk saling mengasihi.

Berjuang bersama dan kita patut belajar dari tauladan kesucian abadi cinta ayahanda Adam dan ibunda Hawa. Yang mengajarkan tentang arti cinta dan keindahan yang sesungguhnya. Ia indah dan sungguh memang benar indah dengan kebersahajaannya. Didalam balutan Ruhani yang selalu memancarkan kasih mesra kesetiaan yang terjaga bahkan melebihi keindahan surga. Ia tertunduk dan berjalan menyusuri tiap perjalanannya dengan meraih dan menggapai restu Ilahi.

Sebagaimana kodratnya pada setiap pasangan yang saling menggenggam. Saling menyayangi dengan ketulusan. Saling melengkapi pada bagian kehidupan yang senantiasa melengkapi bagian yang lainnya. Sebagaimana tulang rusuk yang tak akan mampu kehilangan satu bagiannya untuk melengkapi kehidupan hayati sebagai pelengkap hidupnya.

  • Karena sejatinya cinta tidaklah harus sempurna.
  • Karena cinta justru bisa dapat untuk saling melengkapi dan menyempurnakan.
  • Karena cinta yang sejati tidaklah bersyarat dan tidak terduga,Ia datang dengan penuh ketulusan kemurnian akan sejatinya kasih dan sayang.
  • Karena cinta yang abadi ialah anugerah dan fitrah dari Sang Pencipta.

Dan pada batas kesabaran cinta terhebat yang mampu menembus ruang dan waktu. Mampu menembus dinding yang teramat kokoh. Batas sabar cinta terhebat ialah pada saat diriku mampu meredam menahan semua kerinduan dan memilih untuk tetap bersandar didalam naluri keikhlasan kepada sang pemilik hati.

Tanpa kita berkeluh kesah pada setiap keadaan yang mungkin saja dapat mengoyakkan hati seketika. Antara hati dan cinta,akan selalu ada saja hal yang mengujinya. Menguji kualitas kesungguhannya. Untuk membuktikan kualitas kadar terdahsyat kemurniannya. Sesekali aku pun menyimak, Siapakah yang benar-benar didalam ketulusannya.

Dan aku, hanya ingin seseorang yang mampu mencintaiku dengan utuh. Mampu menerima dengan apa adanya. Bukan sekedar klise dan singgahan sementara. Mampu menerima apa adanya dengan ketulusan yang apa adanya. Bukan ilusi maupun rekayasa. Dan maukah duhai engkau pilar hatiku yang mampu untuk saling menyempurnakan itu secara utuh bersamaku?

Janganlah berjalan di belakang ku, karena diriku dapat saja kelelahan. Jangan pula berjalan di depanku,karena diriku tidak ingin digiring dan yang memungkinkan aku akan ketakutan. Namun,tetaplah berjalan di sampingku. Karena aku membutuhkan mu pilar hatiku yang mampu menjaga,membimbing begitupun saling mengisi dan melengkapi sebagai penyempurnaku. Untuk kita bisa tetap saling bersama menghibur dikala sedih. Menjadi penyemangat untuk saling mendampingi didalam suka maupun duka.

Duhai kamu pilar hatiku, kamu lah yang mampu untuk menjadi pelengkapnya dan menyempurnakan imanku. Sebagai wujud bentuk ibadah kepada sang pencipta yang menggenapkannya. Duhai kamu pilar hatiku, separuh belahan jiwaku, apakah dirimu memahami tentang apa itu arti sebuah cinta tulus yang sebenarnya.

Setelah kamu mampu melewati terpaan badai ujian yang sebenarnya. Dan kamu tetap berjalan pada satu hati satu cinta yang sama didalam pembuktian dan perjuangan diatas kasih sayang bersama. Maka, di situlah letak puncak keikhlasan dan ketulusan yang sebenarnya. Begitu banyak sajak puitis tentang arti kata sebuah bentuk cinta. Sepuitis para pujangga yang merangkainya. Namun sejauh ini, belum aku menemukan pemahaman akan kesukaran dari sebuah arti nama cinta.

Karena sejati dan abadinya cinta itu dibentuk. Dipupuk dan disirami dengan penuh kasih dan sayang. Hati yang saling menjaga dan terjaga. Kehadiran sebuah cinta tidak mampu untuk diterka apalagi didikte. Karena sesungguhnya didalam hati yang letaknya sangat dalam itu tidak mampu untuk berdusta. Cinta hadir tanpa permisi,hadir didalam fitrah yang menjadi anugerah yang dititipkan kepada hati yang dikaruniakan oleh Ilahi.

Duhai kamu pilar hati penyejuk Ruhani. Cinta yang kamu berikan dengan tumpuan segala keyakinan dan kekuatan diri yang selalu mengisi tiap sendi sudut hati. Menggelayuti ruang hati teduhku. Dan aku ingin mencintaimu dengan cara yang sederhana. Sedari dahulu dan tidak tergantikan. Berjalan berjuang bersama untuk menuju surga Ilahi. Memupuk ketulusan didalam ketulusan menuju surga NYA.




Biarlah Cintamu Kubawa Pergi

Tidak ada komentar

Kamis, 07 September 2023



 

Karam disudut palung pengharapan
menggapai pucuk tunas daun cemara
sejenak terdiam di sisi jurang penantian
tanganku meraih bayang semu arti cinta

sekian waktu menunggu terbuang percuma
tiada lagi tersirat makna diri bagimu tuan
tersadar bahwa aku bukanlah siapa-siapa
bersandar pada denyut nadi ketidakpastian

benih kasih yang tertanam dilubuk hati
kini makin pupus dihempas derai airmata
hanya sekedar berharap titis embun pagi
perlahan hilang sirna saat mentari menyapa

mungkin kau terlahir bukanlah untukku
sudah suratan nasib yang harus kujalani
tiba saat putaran musim lengang berlalu
kuingin terbang ke awan bersama merpati

tidakkah kau berkenan membuka pintu hati
biarkanku berdiri ditengah deras rinai hujan
batin merintih bagai terkurung didalam peti
terseret riak gelombang samudera kerinduan

tiada lagi tersisa ruang diantara dedaunan
selaksa bukti cinta tergerus pusaran masa
tersisa puing berserakan sebagai kenangan
kutulis prasasti bahwa aku tlah jatuh cinta

tapak gontai mengiring langkah jiwa yang lelah
menyusuri rentang jembatan waktu yang goyah
meski wajahmu berpaling saat tanganku melambai
kutitipkan hanya untukmu mawar merah setangkai

sebaiknya aku memilih pergi saja
daripada hidupku makin tersiksa
biarlah cinta akan terus kubawa
hingga akhir aku menutup mata

_______***_______

Setelah Aku Hamil 3 Bulan, Boss-ku Mulai Menjauh

Tidak ada komentar



Namaku Lusi. April 2016 yang lalu takdir kelam hidupku dimulai. Awal mula cerita ini terjadi adalah karena kebodohan dan kepolosanku sendiri. Aku begitu mempercayai boss ku sendiri di kantor hingga akhirnya aku berbadan dua.

Aku bekerja di salah satu perusahaan BUMN. Di tempat kerja, aku adalah pegawai termuda. Tapi meski tidak berpengalaman, aku cukup bisa diandalkan oleh pimpinan hingga aku kadang disebut anak kesayangan bos oleh rekan kerja yang lain.

Suatu hari aku harus lembur berdua bersama bosku. Karena rumahku jauh dari kantor dan aku harus masuk pagi besoknya, akhirnya jam 2 pagi bosku mengajakku istirahat sebentar ke kostnya. Alhasil kami khilaf.

Sejak saat itu hubungan kami semakin dekat. Dia selalu melindungiku, menjagaku, dan memperhatikanku. Kami sering membicarakan tentang masa depan kalau kami menikah. Hingga akhirnya kami memutuskan tinggal bersama.

Aku tau posisi dia sudah beristri. Hanya Karena aku menemukan sosok ayah dari dirinya, aku jadi mencintainya setengah mati.

Sampai akhirnya istrinya tiba-tiba datang dari kota aslinya ke kota kami. Kami galau, kami bingung harus gimana. Akhirnya kami pisah rumah tapi tetap dia sesekali mengunjungi kostku.

Hari demi hari kami lewati seperti biasa. Walaupun nggak bisa selalu menikmati senyumnya setiap saat. Walaupun nggak bisa selalu memeluknya. Tapi aku bersyukur dia masih selalu terlihat didepan mataku.

Hingga akhirnya bulan Juni aku menyadari sesuatu, beberapa bulan aku tidak datang bulan. Segera aku cek dan hasilnya 2 strip. Betapa stressnya aku.

Aku cerita sama salah satu teman kerjaku, dia shock dan menanyakan siapa ayahnya, aku spontan bilang kalau itu Boss kami. Kami sama-sama terdiam.

Dia memaksaku untuk bicara sama si Bossku ini. Tapi aku terlalu pengecut, aku terlalu takut untuk berbicara. Dia ingin membantu tapi posisi dia adalah bawahan Bossku, dan itu nggak mungkin terjadi.

Akhirnya aku beranikan diri cerita dengannya. Dia shock, kaget, dan sedikit nggak percaya. Dia menjauhi saya, betapa hancurnya saya. Mau dibawa kemana anak ini.

Saya memutuskan untuk pulang ke kota saya (kota S). Ketika saya sudah tiba di kota saya. Dia menelepon saya. Panjang lebar kami berbicara lewat telpon. Yang pada intinya dia menjelaskan pada saya bahwa dia tidak menjauh, dia hanya membutuhkan waktu untuk sendiri.

Dia memohon saya untuk kembali ke kota kami (kota B). Dia sedang mengusahakan untuk memulangkan istrinya ke kota asalnya. Dia ingin berusaha adil kepada saya dan istrinya. Karena bagaimanapun saya telah mengandung darah dagingnya.

Sekian yang mampu saya ceritakan. Sekarang sedang hamil 14 Minggu dan sedang dalam perjalanan menuju kota B.




Antara Kau Dan Aku

Tidak ada komentar

Selasa, 05 September 2023



aku dengar dari seorang sahabatku
bahwa kau sedang berada dikota ini
memori mengajakku terbang kembali pada satu waktu
masih melekat dibenakku bagaimana aku menata hati

kuteringat kala aku merangkak bangkit meraih tiang ketegaran
sementara balutan luka dihatiku masih terus meneteskan darah
bibirku membiru tak sanggup lagi menahan getaran kepedihan
terlarut aku dalam lautan pertengkaran dan pertautan amarah

sudah kucoba mencari jalan memutar untuk sekedar menghindar
namun diujung jalan itu nampak roman muka yang sama kutemui
akupun tersungkur luruh dibawah cahaya rembulan yang memudar
harus kukatakan kepadamu bahwa aku tak ingin jatuh cinta lagi

Kau telah tinggalkan hati yang tersayat dan merampas kebebasanku
menyisakan sejuta goresan luka yang carut marut tak menentu arah
kaupun telah berusaha memperbaiki apa yang pernah kau rusak dulu
semuanya percuma saja karna kutahu kau takkan pernah bisa berubah

Aku datang dari tempat yang paling menyakitkan diatas bumi ini
Dinding kamar bersaksi bagaimana aku menangis di malam  sunyi

Dan aku tak pernah ingin kembali
aku tidak ingin jatuh cinta lagi

saat bercinta denganmu adalah masa terindah yang tak bisa kulupa
sungguh bahagia terasa kala kurebahkan tubuhku dalam pelukan mesra
meski berakhir luka dan aku terpaksa harus pergi meninggalkannya
aku harus katakan sekali lagi bahwa aku tak mau lagi jatuh cinta

tapi kini kau hadir lagi menemuiku
sama sekali aku tak pernah menyangka
kala kau raih lembut kedua tanganku
dan kau bisikkan kata maaf ditelinga

barisan pegunungan nampaknya tegar terkikis air sungai ke muara
ditengah hembusan angin masa lalu membawa seuntai kisah asmara
aku tak kuasa menahan jeritan hati yang meronta ingin berbicara
akan aku lepas pintu pagar dan biarkan hatiku terbang mengembara

bila masih ingin membangun istana pasir yang terkoyak debur ombak
tunjukkan padaku adakah gelora hatimu dan jangan berdiam diri saja
katakan sekarang bahwa kamu masih mencintaiku dan jangan pergi lagi
kaupun juga harus segera mengerti, karna aku telah jatuh cinta lagi

sambut kedua tanganku, peluk erat tubuhku
jangan biarkan aku tinggalkanmu sendiri
katakan sejujurnya bahwa kau masih mencintaiku
Tuhanpun tahu, bahwa aku telah jatuh cinta lagi..
.oOo.




Kekasihku Omku Sendiri

Tidak ada komentar

Sabtu, 02 September 2023


Cinta terlarang dengan Om sendiri

Kisah ini benar-benar dialami oleh gadis imut, sebut saja namanya Ida, Ida merupakan Wanita dari Kota A dan punya Paman (adik kandung Orang Tua Ida) tinggal di Kota B akan tetapi memiliki usaha di Kota salatiga. Ida bisa tinggal di Salatiga karena menempuh pendidikan di Kota tersebut. Sementara Paman Ida, hanya seminggu sekali mengunjungi Kota Salatiga untuk keperluan bisnis sekaligus menjenguk Ida.

Tidak bermaksud sombong tapi Aku merupakan Wanita yang bisa dikatakan cantik. Banyak sekali Cowok yang berusaha untuk mendapatkan diriku. Hampir setiap Aku pergi, banyak yang berusaha mengenal bahkan berusaha dekat dengan diriku. Dia sendiri juga mengakui itu kalau Aku ini termasuk wanita yang cantik. Bahkan tidak jarang saat makan di Tempat umum, ada saja Orang yang basa basi membicarakan sesuatu dan pada akhirnya tanpa diduga membayar makanan yang tadinya Aku pesan.

Awal cerita, sejak kecil Aku jarang bertemu dengan Om Aku yang saat ini menjalin cinta terlarang dengannya. Setelah Aku jadi ABG, om aku sering datang ke rumah bahkan mengajak aku jalan-jalan. Banyak Hal yang dia berikan untuk Aku. Hal yang tidak Aku duga sebelumnya Om berikan sebagai kejutan. Bahkan sesekali Aku meminta sesuatu selalu dikabulkan. Sebagai ABG yang masih labil, tentu saja Aku
merasa sangat senang. Dibelikan baju, jalan-jalan dengan mobil mewah, dan masih banyak lagi materi yang Aku dapatkan dari Dia.


Orang Tua Aku sendiri tentu saja tidak akan berpikir buruk karena Aku keponakan yang masih memiliki hubungan darah dengan Om Aku tersebut. Bahkan Tanteku (Istri Om), tidak menaruh rasa curiga sedikitpun. Pikirku, mungkin ini terjadi karena pada dasarnya Om aku tidak pelit dan suka berbagi dengan siapapun. 

Semakin terbiasa dengan kemewahan yang diberikan Om, Aku tidak bisa berbuat banyak untuk membalasnya. Hanya ucapan terima kasih dan selalu menjaga perasaan Om dari rasa kecewa. Hingga pada saat ada kesempatan, Om melakukan tindakan yang sangat tidak pantas Aku terima. Om melakukan tindakan cinta yang seharusnya dilakukannya pada tanteku, istri Om. 

Sebenarnya Aku merasa risih dan sempat menolak. Tapi karena sudah merasa hutang budi atau rasa tidak enak dengan Om, akhirnya Aku menurut saja dengan apa yang sudah dilakukannya.

Sejak saat itu Aku tahu kalau apa yang dilakukan Om selama ini memiliki tujuan itu. Hingga kemudian hal itu berkelanjutan dan menjadi kebiasaan. Tidak ada rasa canggung lagi diantara Kami. 

Aku tahu ini sangat salah, tapi jujur lama-lama Aku juga menikmatinya. Bertahun-tahun menjalani cinta terlarang dengan Om sendiri, Aku juga punya pacar hingga berkali-kali.

Kebanyakan tidak betah karena mereka Aku nomor duakan, sementara Om adalah yang utama. Alasan yang Aku pakai sederhana, "Dia om Aku, Orang Tua Aku mempercayakan Aku padanya". 

Dan saat Aku ingin melanjutkan pendidikan, Om Aku menyarankan memilih Kota salatiga saja. Pacar Aku saat itu tentu saja tidak setuju tapi mau bagaimana lagi harus itu yang Aku lakukan untuk menyenangkan hati Om.

Sejak saat itu pacar Aku jadi cuek, padahal Aku sangat mencintainya. Dia tidak lagi bersikap mesra. Bahkan saat ada kesempatan bertemu dan pergi berdua, bergandengan tanganpun Dia tidak Mau. 

Jujur Aku sangat mencintai pacar Aku, Dia bisa membuat Aku sangat jatuh cinta karena satu hal. Dia bisa menjagaku, tidak pernah sekalipun menyentuh Aku. Dan sepertinya, Dia berusaha meninggalkan Aku. Aku harus siap meskipun sakit karena Aku juga sadar tidak pantas untuk mendapatkan cinta darinya.

Jujur hingga saat ini aku bingung, sampai kapan Aku akan terjerat cinta terlarang dengan Om sendiri. Aku ingin lepas tapi entah kenapa Aku belum bisa. Yang Aku bisa lakukan saat ini hanya belajar serius dan berharap suatu saat bisa sukses dengan usaha sendiri. 

Dengan itu mungkin Aku bisa lepas dan memulai hidup normal seperti teman-temanku yang lain. Atau setidaknya, ada Cowok yang mau menerima Aku apa adanya dan menjadikan Aku sebagai istrinya. Mengajak Aku tinggal bersama dan menjauhkan Aku dari jangkauan Om yang selama ini menjalin cinta terlarang denganku.

Dengan begitu, Aku bisa hidup tenang tanpa ada Om yang membayangi kehidupan cinta Aku. Meskipun Om tidak bisa hilang dari hidup Aku, tapi setidaknya ada Orang yang menjaga Aku saat Kami semua harus terlibat dalam urusan keluarga. Aku yang salah, buruk, juga banyak dosa. Tapi Aku juga manusia yang ingin kebahagiaan dan ingin juga merubah keadaan jadi lebih baik dan lebih lurus dari sebelumnya.


Seperti dikisahkan oleh Ida ke redaksi.



Demi Anakku Kutinggalkan Dia

Tidak ada komentar

Kamis, 31 Agustus 2023

Aku cowok terlahir 1986 yang lalu, tahun 2010 adalah awal perkenalanku dengan HM (teman satu kerja). Semula hubungan kami biasa saja, tapi makin lama kita makin dekat dan sangat akrab. Saat itu aku sudah memiliki kekasih dan akan menikah. Entahlah, tapi hubunganku dengan HM semakin akrab, kepada tunanganku aku menyebut HM sebagai sahabat.

Awal tahun 2014 akhirnya aku menikah dengan tunanganku, HM bahkan hadir di pesta pernikahanku itu. 9 bulan kemudian anak pertamaku lahir. Barangkali karena telah berpacaran cukup lama, hubunganku dengan isteriku biasa saja, bahkan bisa dikatakan tidak mesra.

Pada tahun 2016, aku dipindahkan ke divisi kerja HM, perpindahan posisi ini membuatku sangat senang dan kembali bergairah, tanpa sadar aku makin dekat dengan HM. Masih kuingat bulan April tahun itu aku menyatakan cintaku ke HM, dan tanpa kuduga HM juga menyukaiku dan menerima cintaku. Sejak saat itu aku semakin mesra dengan HM, kemana-mana kami selalu bersama, bahkan pulang pergi kerja aku yang menjemputnya… aku sampai cuek dengan isteriku sendiri.

Aku merasa sangat bahagia apabila berada dekat dengan HM, dia begitu perhatian dan pintar, aku sangat mencintainya, sampai saat inipun aku masih sangat sayang. Kisah perselingkuhanku hanya bertahan satu tahun. Tahun 2017, affairku ketahuan istriku, rumah tanggaku seakan mau runtuh sejak isteriku tau kalo aku berselingkuh.

Aku bingung.. bahkan sangat bingung, apakah aku harus bercerai dan memilih menikah dengan HM? jika mengikuti ego mungkin sudah kuceraikan istriku tapi yang selalu terpikir olehku adalah nasib anakku. Aku sudah punya anak dan aku tidak mau anakku terganggu mentalnya gara-gara orang tuanya bercerai. Akhirnya aku memilih mempertahankan rumah tanggaku dan kembali ke istriku.

Pada tahun 2017 itu juga aku mulai sering bertengkar dengan HM, apapun bisa jadi masalah, berkali – kali aku dan HM mencoba untuk berpisah, tapi hati tetap tidak mau, terasa begitu sulit. Kalau dua hari saja tidak ketemu atau tidak dengar suaranya aku merasa sangat tersiksa dan sangat kangen.

Tapi apabila teringat dengan anak, maka perasaan kangen jadi hilang dan membuatku sangat ingin berpisah dengan HM. HM begitu kuat pengaruhnya dalam diriku, buatku dialah satu-satunya cewekku yang terbaik, seandainya aku belum punya anak, aku pasti menikahinya,

Ahirnya di tahun 2018 tepatnya di awal september, dengan berbagai cara dan perasaaan yang sangat bersalah aku memutuskan untuk pisah dengan HM, dengan berbagai cara yang aku buat-buat. Meskipun dalam hati kecilku aku tidak mau pisah tapi keadaanlah yang mengharuskannya

Aku sangat sayang dengan HM, sampai saat inipun aku sangat menyayanginya. Aku sangat menyesali dengan apa yang telah aku lakukan kepada HM, aku telah menyakitinya. Aku berharap HM mau memaafkan aku. Aku masih bermimpi suatu saat aku kan bersama lagi dengan HM, dengan kondisi yang sangat membahagiakan. ***


Seperti yang diceritakan saudara Idris kepada redaksi


Cerita Lika Liku Perjalanan Cintaku

Tidak ada komentar

Rabu, 30 Agustus 2023




Ternyata perjalanan hidup itu begitu berliku. Saudara pembaca.. kutulis kisah cintaku ini untuk meringankan beban perasaan dalam diriku, semoga ceritaku ini juga berguna bagi rekan pembaca.. 

Aku adalah seorang wanita yang bisa dikatakan berpenghasilan lumayan untuk sekedar membantu biaya masa depan sebuah keluarga. Masalahku adalah,,, pasangan hidupku.

Cerita cintaku mulai berawal ketika aku kuliah di sebuah universitas, tahun pertama aku kuliah aku menjalin kasih dengan seorang pria yang tak lain adalah senior di kampusku.

Dua tahun kami pacaran, semuanya berjalan indah. Bukan hanya terlihat sebagai pasangan yang romantis tapi juga penuh canda, sering aku membayangakan kehidupanku kelak akan bahagia bersamanya.

Setelah wisuda, dia melamar pekerjaan diluar kota, dengan berat hati aku mengantar kepergianya, berbekal janjinya yang akan setia, aku selalu merindunya.

Setahun berlalu, komunikasi kami berangsur memburuk, berawal dari alasanya yang sibuk di tempat kerja, sampai akhirnya aku kehilangan kontak.

Aku mulai putus asa dan sangsi dengan janji setianya, tapi aku masih tetap berharap suatu saat dia akan pulang, kembali ke pelukanku.

Harapan hanya tinggal harapan, tepat di hari jadi kami, aku menerima undangan pernikahannya. Bagai disambar petir, aku tak mampu berucap, hanya air mata yang mengalir, mewakili betapa kecewa dan marahnya aku.

Kehidupanku terasa hampa, sakit dan yang lebih menusukku, kulihat namanya bersanding dengan nama yang tak asing ditelingaku, nama adik kelasku semasa sma.

Aku hanya bisa terisak, namun aku sadar,, aku tak boleh mati percuma hanya karena satu orang lelaki,,, akupun bangkit melihat luasnya dunia yang belum aku jelajahi.

Cukup lama aku menutup hatiku, sampai aku menemukan perkerjaanku yang sekarang, sekaligus lembaran baru pahitnya perjalananku. Setelah tiga bulan aku bekerja di kantorku, rekan kerjaku mengenalkanku dengan rekan kerjanya di perusahaan lain.

Kuterima masukan rekanku yang mengatakan “sudah cukup kau menyiksa dirimu sendiri, kini saatnya kamu mencari kebahagiaan, karna ia tak akan datang jika kamu tak meraihnya”.

Dwi, begitulah lelaki itu mengenalkan dirinya, awal kenalan kami hanya berkomunikasi lewat telpon, sampai kami sepakat untuk bertemu di sebuah restoran.

Awal pertemuan, kunilai orangnya lumayan ganteng, dengan postur yang tidak mengecewakan, pribadinya kalem, bawaanya tenang dan sopan. Dan tanpa aku bisa mengelak, aku mulai menyukainya.

Setelah pertemuan itu, kami makin sering bertemu dan diapun rajin menelpon untuk sekedar memastikan telah makan siang atau sekedar menanyakan keadaanku. Sungguh lelaki yang sempurna, bathinku.

Tiga bulan berlalu, kamipun resmi pacaran. Masa itu berjalan dengan indah, bawaanya yang tenang membuatku yang cepat emosi menjadi lebih tenang.

Pantai adalah tempat favoritnya, dan dengan segera juga menjadi tempat favoritku. Kami banyak menghabiskan waktu di pantai, menikmati sepoian angin pantai yang menemani kebersamaanku.

Enam bulan menjalin hubungan ini, dia berniat mengajakku ke hubungan yang bukan hanya sekedar untuk pacaran. Akupun setuju, dengan pertimbangan yang matang, kamipun memutuskan untuk bertunangan.

Aku dikenalkan dengan orang tuanya. Kedatanganku di sambut ramah, keluarganya begitu hangat. Aku merasa bahagia berada di tengah keluarganya, orangtuanya menganggap aku ini anak mereka sendiri, begitupun adik perempuannya, dengan cepat ia akrab denganku. Obrolan demi obrolanpun mengalir, tentang diriku dan keluargaku.

Pilupun ternyata belum melepasku, manakala aku menangkap tatapan yang aneh dari calon ibu mertuaku saat aku menyebutkan tanggal lahirku. Aku mulai merasa ada yang aneh, seketika aku gugup lalu melirik ke arah Dwi, namun aku tak menemukan jawabannya.

Dengan pandangan mata yang tak melepaskanku, ibunya berkata kalau aku tak bisa dan tak boleh menikah dengan putra satu-satunya. Aku yang masih kebingungan, menatap ke arah ayahnya, ayahnyapun mulai menjelaskan dengan suara yang tegas.

Kehangatan yang aku terima sedari tadi berubah menjadi hujan badai yang membasahi pipiku. Setiap kata dari ayahnya bagai petir yang memekakkan telingaku.

Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya bisa terisak di punggung pacarku, aku mulai mencaci Tuhan dengan hidupku yang aku rasa tak adil. Sebelum aku masuk ke rumah, kupeluk erat pacarku, seakan aku tak ingin dia pergi dari sisiku. Dan kecupan hangat di dahiku sebagai bekalku malam ini.

Kasur tempat badanku rebah serasa tebuat dari duri, duri yang mencabikku,membuatku berdarah. Perkataan ayahnya yang mengatakan tanggal lahirku akan menjadi angka sial untuk anaknya terngiang keras ditelingaku.

Runtuh semua harapan yang aku bangun. Pilu yang telah terkubur lama, seakan bangkit lagi, mengikat hatiku dan memerasnya, hingga yang tersisa hanya puing.

Mengingat semua tentangnya, masaku dengannya, candaku dengannya, manjaku, dan tenang nasehatnya membuatku merasa kehilangan segalanya.

Terngiang di telingaku “suatu saat, jika kau merindukanku, datanglah ke pantai,, aku akan memelukmu dalam setiap sepoi angin, mengahangatkan dengan segenap mentari dan menopangmu bagai batu karang “.

Hanya air mata yang menemani sepanjang malam itu. Setelah malam itu, kami makin jarang bertemu, komunikasipun makin tipis. “sungguh aku tak sanggup hidup dengan kehampaan kita ini” jelasku pada suatu malam saat kami makan malam bersama.

“Aku pun tak pernah bisa memilih antara cinta dan keluargaku, dua hal yang takkan perbah bisa kupilih”, jawabnya.

“Aku takkan pernah memintamu memilih, aku juga tak mau dipilih, aku mencintaimu, aku ingin kamu bahagia, aku relakan kau untuk keluargamu, aku hanya berpesan, carilah seorang wanita yang jauh lebih baik dari aku, agar aku tak merasa kecewa telah melepasmu“ kataku sambil terisak

“Aku tak pernah menyangka kita akan berakhir seperti ini, mungkin aku lelaki yang lemah karena tak bisa memperjuangkan cintaku, tapi aku juga tak mau mengecewakan ibuku. Aku sangan mencintaimu, satu janjiku padamu, aku takkan pernah meninggalkanmu. Aku akan menikah setelah kamu menikah.”

Tanpa bisa lagi kubendung, air mataku meluncur deras. Tangan halusnya untuk terakhir kalinya menyapu pipiku, dengan penuh arti dia kecup keningku, aku merasakan keningku basah, dia menangis,,,, dia menangis,,,” aku akan merindukan kecupan ini” bathinku,, kosong sudah hatiku sekarang,, dua kali kepiluan telak melukaiku dan membuatku ambruk.

Tapi hidup terus berjalan, sejak perpisahan kami,, Dwi masih sering menghubungiku, sekedar menanyakan kabarku, hubungan kami berlanjut layaknya kakak dan adik.

Setahun aku belajar bahagia dengan kesendirianku, sampai akhirnya seorang teman mengenalkan temannya kepadaku, akupun mencoba membuka hatiku. Vicky, itu nama pemuda itu,walau kami hanya berkomunisi jarak jauh, tapi aku mulai nyaman dengan sikapnya.

Vicky yang seorang anggota polri tengah berdinas disuatu provinsi terpencil. Sebulan berlalu, aku dan Vicky, mulai memulai hubungan kami.

Walau hanya lewat telpon dan video call, kami bisa saling mengerti. Dwi yang tau tentang hal ini turut bahagia, walau ku tahu sampai sekarang dia masih belum membuka hatinya untuk orang lain.

Enam bulan aku dan Vicky pacaran, tiba saatnya dia cuti dan mengunjungiku. Kami akan bertemu untuk yang pertama kalinya, setelah enam bulan pacaran.

Cukuran cepak , perawakan tegap dan baju dinasnya membuatku kikuk dan grogi, namun semua luntur oleh senyum dan candanya sepanjang perjalan dari bandara kerumahnya.

“Ternyata polisi itu juga bisa pacaran dan bercanda” gumamku dalam hati. Kepulangan saat cuti ini dia manfaatkan untuk mengenalkan aku dengan keluarganya.

Keluarganyapun tak kalah hangatnya dengan keluarga Dwi. Dua adik laki-laki dan kakak perempuanya menerimaku dengan ramah.

Tepat di hari ulang tahunku, kami resmi bertungangan. Masa cutinyapun habis tanpa terasa, dan saatnya dia harus kembali ke tugasnya. Dengan berat hati aku mengantarnya ke bandara. Hubungan kami berjalan baik, namun aku merasa tidak nyaman dengan sikap cemburunya yang berlebihan.

Banyak larangan yang aku terima darinya, termasuk keluar bersama dengan rekan sekantorku yang biasanya untuk merayakan sesuatu. Pertama-tama aku masih bisa mengalah, namun lama kelamaan dia semakin mengekangku, aku mulai tak tahan.

Dalam kekalutanku datanglah sosok rekan kantor, Beni. Dia prihatin dengan nasibku saat aku ceritakan tentang pacarku. Entah dari mana hembusan itu datang, sikap prihatin Beni membuatku nyaman, dan mulailah aku sering mengeluh kepadanya dibarengi seringnya aku mulai jalan berdua dengan Beni yang tentunya dengan kebohongan kepada Vicky.

Aku memberi seribu alasan kepada Vicky saat aku sedang bersama Beni. Namun benar kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melonpat, pasti akan jatuh juga. Di suatu malam, saat aku sedang asyik makan malam bersama beni, aku dikejutkan dengan sapaan seorang lelaki.

Kupandangi wajah lelaki itu dan serasa menelan beling, aku ingat,,, lelaki ini adalah adik dari Vicky. Berusaha tenang aku mengenalkan Beni dengan dia sebagai klien di kantorku.

“Ya memang aku keluar dengan lelaki lain, memang kenapa? Tidak trima? Ya sudah,, putuskan saja aku,, kita berakhir disini..!” Bentakku saat dia menelpon dan menanyakan tentang pengaduan adiknya.

“Hey,, kenapa kamu ini,, mudah sekali kamu berucap,, apa kamu tidak berfikir betapa aku memujamu? betapa aku memanjakanmu? betapa aku menyayangimu?” Sahutnya di seberang

“Sayang?? Sayang apa?? Kalau kau benar-benar sayang, kenapa kau selalu mengekangku?melarangku ini itu, kau tak pernah yakin padaku” jawabku emosi. “Aku begitu karena ingin menjagamu aku tak mau kamu berpaling kepada orang lain hanya karena aku jauh darimu,,” jelasnya.

“Tidak,, kamu tidak sayang, tapi egois, dan tidak percaya padaku. Aku mencintaimu,, tapi aku tidak pernah melakukan hal bodoh seperti yang kamu lakukan, pokoknya saya minta kita putus, berakhir kita disini,,,” dan akupun memutuskan telponya.

Dia menelpon berkali-kali serta mengirimiku sms,, tapi tidak pernah aku balas. Sekian lama aku bertahan, akhirnya tiba saatnya aku berontak. Bersamaan dengan itu, aku juga memutuskan hubungan dengan Beni dan mulai menghindarinya.

Enam bulan berlalu, tanpa sengaja aku bertemu lagi dengan Vicky di sebuah tempat makan, tanpa bisa mengelak, dia mengajakku makan bersama.

Jujur, aku mulai merasakan cintaku tumbuh kembali, dan belakangan aku tahu kalau dia sudah pindah tugas ke kotaku. Pertemuan malam itu ternyata berlanjut ke malam berikutnya, tanpa terelakkan kami berpacaran kembali. Aku mulai terbiasa dengan sikap cemburunya, dan sikap egoisnya.

Terkadang aku sadar, kalau aku mencintainya, aku harus mengalah, tapi terkadang aku tak bisa mengontrol emosiku dan kamipun sering bertengkar.

Nasib baik kemudian menyapaku, perusahaan tempat aku berkerja memilihku sebagai salah satu orang yang akan berangkat ke luar negeri untuk urusan perusahaan selama 4 bulan.

Awalnya Vicky tidak setuju dengan ini, tapi karena aku berkeras, dia akhirnya mengalah. Satu bulan pertama hubunganku berjalan baik, dua hari sekali aku menelpon dia, dan di setiap malamnya kami berbincang melalui salah satu fasilitas web.

Masih tetap dengan sikap cemburunya, tak terhindarkan kami makin sering bertengkar. Makin runcing dan makin rapuh kurasa hubungan kami.

Awalnya hubunganku dengan rekan kerja berlangsung baik sampai akhirnya aku terperosok ke lubang gelap. Aku mulai akrab seorang karwayan dari perusahaan lain yang juga tergabung dalam program perusahaanku. Alan, itu namanya. Kedekatan yang berawal dari masalah kerjaan itu berlanjut tumbuh di hati. Entah bagaimana awalnya, kamipun mulai menjalin kasih. Meski aku tahu dia sudah beristri dan ayah dari seorang balita, tapi aku tak bisa melarang hatiku.

Tanpa terasa dua bulan kami lalui dengan manis, kami sepakat untuk menjadikan masa kami disini hanya milik kami, tanpa saling mengungkit tentang pasangan masing-masing. Sia yang tahu sikap Vicky yang cemburuan menyayangkan kenapa aku tak bertemu dengan dirinya sebelum ia menikah.

Dia juga menceritakan perihal istrinya yang selalu bersikap dingin dan cuek kepadanya, seolah-olah suami istri hanya sebatas ikatan resmi.

Namun Alan bertahan dengan sabar terhadap istrinya demi sang buah hati, ia tak pernah menyangka pilihannya kepada wanita pendiam yang tidak banyak menuntut mendatangkan petaka bagi dirinya sendiri.

Dia merasa jenuh dengan kehidupan berumah tangganya sekarang yang dingin. Sebulan sebelum kepulanganku, aku mulai dilanda kebingungan. Aku sadar Alan bukanlah pilihan terbaik dalam hidupku, termasuk bukan jalan yang baik untuk keluarganya. Aku berniat mengakhiri ini semua.

“Alan, terimakasih atas semua waktu yang kamu berikan,tapi kita tidak bisa terus terusan begini. Aku tak pernah bisa membayangkan bagaimana kalau aku yang di posisi istrimu.pasti aku hatiku akan sangat hancur.”

“Maafkan aku yang datang pada saat dan waktu yang tidak tepat ke dalam hidupmu, meski kau hanya kumiliki dalam cermin,tapi kau tahu betapa aku mencintaimu melebihi istriku sendiri.”

“Aku tak mau lebih banyak lagi menyakiti hati istrimu. Kita akhiri saja ini semua.“

“Kalau itu memang keputusanmu, aku terima. Tapi kalau suatu saat kamu berubah pikiran dan menginginkan aku, datanglah, aku akan menceraikan istriku. Sekarang hidupku sama sekali tak ada artinya. Istriku hanya hiasan rumah yang tiada memberi kehangatan. Aku tak kuat lagi membohongi diriku dan dirinya dengan cinta palsuku.”

“Walaupun demikian, kau telah memilkiki seorang putra dari hubunganmu. Kau pernah berucap cinta padanya, berjanji tuk setiapadanya.”

“Iya,aku akui itu,tapi itu hanya kekhilafanku karena patah hati dengan perempuan lain”
“sudahlah,,aku tak mau berdebat, sudah malam aku mau istirahat” jawabku sambil berlalu dari hadapannya.

Sejak malam itu, hubungan kami terjaga hanya sebatas rekan kerja. Meski terkadang aku mendapatinya sedang menatap ke arahku dengan penuh makna, aku berusaha menampiknya. Sementara hubunganku dengan Vicky masih tidak berubah, sikapnya yang cemburu tiada pernah berubah.

Dua minggu sebelum pulang ke tanah air, aku pergi ke sebuah tempat wisata yang lumayan terkenal saat musim panas. Kuhela nafasku, mencoba berbagi beban dengan hembusan angin sore.

Riuh ombak di pinggir pantai ini membawa kembali ingatanku pada Dwi. Ku ambil ponselku lalu kutumpahkan segala tangisku di sela nasehat teduhnya. ***




Tergoda Cinta Yang Lain

Tidak ada komentar

Sabtu, 19 Agustus 2023




Namaku Ayu, aku punya cerita yang ingin kubagi ke semua pembaca The Jogja, semoga ceritaku ini bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.

Sebelumnya, aku adalah seorang wanita yang sangat beruntung. Aku berasal dari keluarga yang berkecukupan, karir yang memuaskan dan punya kekasih yang sangat mencintaiku.. mau melakukan semuanya untukku. Namanya Dean, dia adalah calon suamiku.

Bersama Dean, kekasihku itu, aku selalu merasa menjadi seorang wanita yang paling sempurna, aku diperlakukannya bagai seorang puteri. Namun satu hal dari Dean yang sangat membebaniku selama 2 tahun bersamanya, dia amat sangat pencemburu. Awalnya aku anggap biasa saja, wajar jika dia cemburu itu artinya dia sayang padaku. Tapi sekarang sikap cemburunya itu yang menjadi masalah besar dalam hidupku.

Di kantorku, aku mendapatkan karir yang lumayan bagus dan mendapatkan kepercayaan yang penuh dari bos untuk menyelesaikan proyek besar perusahaan. Bos ku sangat baik dan professional, tapi Dean sangat membencinya dan tidak menyukai pekerjaanku itu, alasannya karena aku sering kontak dengan bos ku.

Berkali-kali dia meminta ku untuk keluar dari perusahaan tempatku bekerja, dan sebagai gantinya aku akan di rekomendasikan ke perusahaannya. Aku menerimanya, meskipun keluarga tidak mendukung aku tetap menuruti saran kekasihku.

Seminggu, dua minggu, ku tunggu hingga sebulan belum ada kabar juga dari perusahaan tempat Dean bekerja. Aku mulai putus asa dan selalu disalahkan oleh pihak keluarga. Aku mengalah dan mencoba mencari pekerjaan di perusahaan lain. Dan alhamdulillah aku diterima disebuah perusahaan asing.

Di kantor baru ini aku mendapatkan suasana baru yang menyenangkan. Semua orang memperlakukanku dengan baik. Aku merasa nyaman berada disini. Terlebih saat aku menjadi bawahan seorang leader yang sangat ku kagumi sebelumnya. Dia sendiri yang mengajukan diri untuk menjadi leaderku. Seperti sedang bermimpi. Cowok yang sangat ganteng, keren, dewasa, dan smart seperti dia mau menjadi leader ku.

Namanya Evan, awalnya aku canggung terhadapnya, tapi seiring waktu kami mulai dekat. Mengobrol kesana kemari mengenai pribadi dan keluarga masing-masing. Evan berasal dari Bali, semakin menggoda ku, karena dulu aku pernah punya impian mendapat suami yang asli dari Bali tapi beragama Islam sama sepertiku.

Hari pertama bekerja rasanya sangat indah bersama Evan. Dia memperlakukan ku dengan sangat baik, seperti kekasihnya sendiri yang sudah lama tidak aku rasakan saat aku bersama dengan Dean. Perhatiannya membuat hatiku luluh, bahkan untuk duduk saja dia menyiapkan kursinya untukku, ke kamar mandi pun di antar dan di jaga dari luar olehnya. Perlakuannya sangat membuat hatiku jadi galau dan melupakan segala sesuatu tentang Dean, kekasihku.

Terlalu asik menikmati waktu berdua dengannya di kantor, aku telambat pulang. Tak ku sangka Dean ternyata menungguku di luar kantor, belum sempat pamit, Dean menarik paksa aku untuk segera pulang. Hal itu membuatku sangat malu dan kami bertengkar di sepanjang perjalanan pulang. Perasaanku begitu cepat hilang untuknya entah karena emosi atau sudah terpengaruh perasaanku pada Revan.

Aku memutuskan untuk berpisah dengan Dean. Tapi dia menangis sejadi-jadinya dan berlutut padaku meminta hubungan kami untuk tetap berlanjut, tak tega maka kuterima tawarannya. Keesokan harinya karena malu aku tak mau lagi berangkat ke kantor. 

Aku mengundurkan diri, entah kenapa aku jadi pendiam dan sering menangis, hatiku tertinggal disana, aku sering membayangkan saat-saat bersama Evan, tak bisa terlupakan hingga kini, aku terlanjur memendam perasan pada Evan yang sangat lembut padaku. 

Sedangkan pada Dean, perasaanku sudah sangat berbeda, setiap hari aku selalu memarahinya, selalu mencari alasan untuk menyalahkannya, tapi Dean tetap teguh pada pendiriannya untuk mempertahankan cintanya padaku.

Hari-hari aku lalui seperti itu. Hingga akhirnya aku menemukan sebuah album foto yang jatuh di bawah rak buku. Ternyata itu adalah album fotoku bersama Dean saat kami masih sama-sama duduk di bangku sekolah. Air mataku menetes saat menatap wajahnya di foto yang terlihat lembut dan bahkan sebenarnya lebih tampan dari Evan.

Entah apa yang membuatku begitu tega menyia-nyiakan lelaki yang sangat mencintaiku yang selalu ada di sampingku hanya untuk lelaki yang baru saja aku kenal. Kini aku mengerti semuanya, aku adalah wanita terbodoh di dunia jika meninggalkan laki-laki yang sangat istimewa ini. 

Lelaki yang bersedia ku maki setiap hari dan mau menuruti semua mau ku termasuk berlutut di kakiku untuk meminta hatiku saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Tak akan pernah bisa kudapatkan laki-laki seperti dia.

Jadi, Alhamdulillah ada hikmah yang bisa kudapat setidaknya bagi diriku sendiri dan untuk pembaca, bahwa menghargai apa yang sudah kita miliki dan menjaganya itu lebih baik di bandingkan mengejar yang tidak pasti. ***




Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde