Untuk kesekian kalinya hatiku tersakiti lagi, kekasihku yang paling kusayangi dan kuhargai diam-diam menduakanku. Aku tak percaya namun semuanya benar adanya. Aku berusaha menenangkan diri namun tak bisa, pikiranku kacau dan aku merasa tidak ada lagi yang bisa di harapkan. Cerita cinta yang begitu kuagungkan akhirnya berakhir duka.
Hampir satu bulan dia tidak meneleponku, hingga akhirnya aku mengganti nomor ponselku, tetapi aku merasa ingin mendengar kabarnya, lalu ku telpon nomor ponselnya tapi tak kulanjutkan niatku untuk berbicara dengannya, sebab perasaanku masih kesal terhadapnya.
Beberapa menit kemudian dia mengirimiku sms, tak ku balas smsnya. Sepertinya dia mengetahuinya lalu dia menelponku, tak ku angkat hingga beberapa panggilan tak terjawab dan akhinya ponselkupun non aktif akibat batereinya lemah.
Keesokan harinya sekitar jam 16:30 WITA, dia menelponku lagi hingga panggilan tak terjawab sebanyak 3 kali, lalu kukirimi sms padanya namun dia membalas smsku dengan kasar, tak lama kemudian dia meneleponku lagi, kali ini tak ku abaikan panggilannya, terdengar suara di luar sana, “Hallo, kenapa tidak di angkat? masih marah dengan saya, atau sudah ada yang baru?”
Ya Allah sepertinya aku baru di sambar petir mendegar perkataannya. Lalu ku jawab dengan kata seadanya. “Siapa yang marah, seandainya saya marah pasti teleponmu tidak akan kuangkat, kenapa baru kali ini ada kabar? bukan berarti kamu selingkuh lantas saya akan membalasnya dengan hal yang sama, setidaknya saya masih punya hati dan pikiran.”
Perselisihanpun terjadi namun akhirnya mereda, tetapi hatiku ingin membuktikan kalau dia menghianatiku. Dan ternyata apa yang kurasakan benar, akhirnya dia mengakui, ya Allah sakit perasaan ini, kenapa dia melakukannya? selama ini aku cukup memperhatikan dia, mengertikan dia, bahkan menghargai hubunganku dengannya, Aku merasa tidak pernah berselingkuh, setiap ada cowok yang menembakku aku jawab jujur, tapi sudahlah semuanya akan sia-sia adanya.
Aku mulai berfikir bahwa menjalin hubungan jarak jauh sangatlah menyakitkan, apa lagi dia adalah seorang pelaut, wajar saja jika dia tidak puas dengan aku, di luar sana banyak yang lebih baik dan lebih cantik dariku, tapi satu hal yang harus dia tahu, aku menghargai pasanganku seperti menghargai bapakku.
Tepat 30 september kami resmi tidak berhubungan lagi, bahkan saat ini aku di hantui rasa trauma yang begitu melanda, saat solat, belajar bahkan beraktifitas lainpun sepertinya terganggu. Butuh waktu lama untuk melupakannya karna aku mencintainya lebih dari apapun, bahkan harga diriku kukorbankan untuknya.
Ternyata setelah mengenalnya, dia adalah seorang laki-laki yang tak bertanggung jawab, saat ini aku hanya pasrah kepada Allah, semoga dia baik-baik saja dengan kekasih barunya, bahkan langgeng sampai ke pelaminan, aku tak tau kapan aku akan memulai jalan cerita cintaku, tapi saat ini aku ingin fokus terhadap pendidikanku dulu.
Aku berharap suatu saat nanti akan kutemukan cinta yang jauh lebih baik dan serius terhadapku dan bisa membuatku terseyum seperti sedia kala. Aku mencintaimu Maluju tetapi kau mengkhianatiku.
***
Tidak ada komentar
Posting Komentar