Pasukan Ukraina diduga menggunakan drone (UAV) buatan
Amerika Serikat (AS) dalam serangan di wilayah Rusia untuk pertama kalinya.
Beberapa media, termasuk Mash dan SHOT, melaporkan hal itu pada Selasa
(18/4/2023). “Satu drone Switchblade, yang diproduksi perusahaan AeroVironment
Amerika, terbang ke wilayah udara Rusia dari Ukraina sebelum jatuh di Wilayah
Belgorod Rusia, berbatasan dengan wilayah Ukraina,” ungkap laporan tersebut.
“UAV jatuh hanya sekitar 500 meter dari perbatasan antara kedua negara, tanpa
menimbulkan kerusakan atau korban,” papar kantor berita lokal.
Mash maupun SHOT tidak memberikan foto atau video apa pun
dari dugaan lokasi kecelakaan drone. Militer Rusia belum mengomentari insiden
tersebut. Switchblade adalah drone kamikaze miniatur yang mampu melakukan
pengeboman tukik. Beratnya bisa mencapai 15 kilogram dan memiliki panjang
antara 49 hingga 130 sentimeter tergantung modifikasinya. AS telah memasok Kiev
dengan sekitar 700 drone Switchblade, serta 1.800 drone kamikaze Phoenix Ghost.
Rusia telah berulang kali menyaksikan serangan pesawat tak berawak Ukraina,
terutama di wilayahnya yang berbatasan dengan Ukraina, di tengah konflik yang
sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev. Beberapa serangan Ukraina juga
menargetkan wilayah yang lebih dalam di Rusia. Pada Maret, satu dari tiga orang
sebagai UAV bermuatan bahan peledak menghantam satu kota di Wilayah Tula yang
terletak di selatan Moskow, sekitar 250 km dari perbatasan terdekat dengan
Ukraina.
Pada Desember 2022, UAV Ukraina menyerang lapangan terbang
militer Dyagilevo dan Engels yang terletak masing-masing 500 km dan 700 km dari
wilayah yang dikuasai Ukraina. “Tiga prajurit tewas dan dua pesawat mengalami
kerusakan ringan,” papar Kementerian Pertahanan Rusia saat itu. Pasukan Ukraina
biasanya menggunakan drone yang diproduksi secara lokal atau buatan Soviet
seperti UAV pengintai Tu-141 Strizh (Swift) yang telah dirubah dalam serangan
semacam itu, menurut laporan media. Pada Februari, Mash melaporkan pesawat tak
berawak Ukraina yang jatuh di satu blok apartemen di kota Belgorod, Rusia,
membawa “alat peledak plastik buatan Inggris yang berisi pecahan logam.” Moskow
telah berulang kali menuduh kolektif Barat memungkinkan Ukraina menyerang lebih
dalam ke wilayah Rusia. Dalam pidato tahunannya kepada Majelis Federal pada
Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pendukung Kiev telah
terlibat langsung dalam serangan pesawat tak berawak di fasilitas negara yang
menampung penerbangan strategis berkemampuan nuklir. AS dan sekutunya telah memasok
segala jenis senjata ke Kiev mulai dari rudal anti-tank portabel hingga
kendaraan tempur infanteri, tank, dan artileri. Namun, Washington telah
berulang kali menolak memberikan senjata jarak jauh kepada pasukan Ukraina
seperti rudal permukaan-ke-permukaan ATACMS, dengan alasan risiko perang
habis-habisan antara Rusia dan NATO jika senjata semacam itu digunakan untuk
menargetkan wilayah Rusia.
Tidak ada komentar
Posting Komentar