PSK asal Maroko sedang santai |
Belasan pekerja seks komerisal (PSK) asal Maroko yang terjaring petugas Imigrasi di Kawasan Puncak datang ke Indonesia berbekal visa turis. Mereka tak sembarangan memilih para pelanggannya. Hanya pria-pria ganteng dan berduit yang dilayani.
"Mereka milih-milih konsumennya, maunya yang ganteng. Biasanya sama orang Arab juga. Tarifnya Rp3 sampai Rp5 juta per jam," ungkap Kasubid Penyidikan keimigrasian Direktorat Keimigrasian, Bambang Catur P, beberapa waktu lalu.
Para PSK ini, sambung Bambang, memiliki paspor dengan menggunakan visa turis. "10 orang (PSK) megang paspor. 9 lainnya belum ada, mungkin ada dipegang di agen, nanti akan kita cari. Kebanyakan mereka sudah tinggal 1 atau 2 bulan. Ada juga yang sudah overstay," jelasnya.
Ia mengatakan, penangkapan belasan PSK ini merupakan pengembangan dari penangkapan dua PSK asal Maroko kemarin. Dalam beroperasi, mereka juga melibatkan warga lokal. Biasanya, warga lokal bertugas sebagai pengantar para PSK menuju calon konsumen.
Hingga kini pihaknya masih akan melakukan pendataan terhadap para PSK. Para PSK rencananya di deportasi dan ditangkal. Diduga, masih banyak PSK asal Maroko yang masih berkeliaran karena saat penggerebekan, banyak PSK yang berhasil kabur.
Tidak ada komentar
Posting Komentar