Sebut saja namaku Alden, aku seorang ayah dari satu anak berumur 6 tahun. Aku seorang karyawan disebuah perusahaan swasta, jabatanku lumayan bagus sebagai asisten manager. Apa yang aku alami akhir-akhir ini seperti judul sebuah sinetron, CLBK alias Cinta Lama Bersemi Kembali.
Ya, sebetulnya pernikahanku baik-baik saja, andai aku tidak bertemu mantan kekasih yang pernah membuat luka yang dalam di hatiku. Sebut saja namanya AL. Aku pernah berpacaran dengan AL ketika kami sama-sama masih kuliah. Sayangnya setelah 3 tahun membina hubungan, AL memilih menikah dengan pria pilihan orang tuanya.
Aku memang curiga dari awal kalau AL sengaja mencariku dan pertemuanku dengannya di sebuah Mall bukanlah tanpa sengaja. Dari beberapa kali pertemuan aku jadi tahu kalau kondisi rumah tangganya sangat tragis. Suami AL seorang pengangguran dan kerap memukulnya jika sedang mabuk. Terus terang aku tidak paham mengapa AL dulu memilihnya sebagai suami.
Meskipun aku tahu masalah AL adalah masalah rumah tangga yang tidak boleh aku campuri, tapi terus terang aku merasa tidak tega melihat orang yang aku sayangi dulu dengan tulus teraniaya oleh kerasnya keegoisan suaminya.
Tanpa sadar akhirnya pertemuan dan pertemuan yang sering terjadi antara aku dengan AL membuat hatiku seperti tersiram bunga nan semerbak. Aku menjadi mabuk dan lupa dengan keluarga sendiri. Hubunganku dengan AL sudah
terlampau jauh menurutku, mungkin pembaca ceritacurhat.com bisa tahu sendiri apa yang dilakukan dua orang dewasa saat berduaan kalau bukan ML. Kalau mengingat itu aku selalu merasa bersalah, apalagi jika di rumah melihat anakku yang masih polos.
Aku merasa bersalah telah masuk kedunianya yang sebenarnya bukan urusanku lagi. Tapi hati tidak bisa dibohongi kalau AL adalah kriteria wanita yang dari dulu aku impikan. Haruskah aku membohongi istriku, sampai kapan aku jalani dua kehidupan seperti ini.
Aku mencintai istri dan anakku, tetapi cintaku kepada mantanku sungguh berbeda. Ini mungkin yang disebut CLBK alias cinta lama bersemi kembali, cinta yang dulu kukira telah mati ternyata bangkit kembali, perjumpaanku dengan AL seolah memberi energi bagi rasa itu.
Sekarang aku bingung antara kewajiban sebagai suami dan perasaan yang selalu berharap AL mendampingi sisa hidupku. Tolong aku pembaca, terimakasih. ***
Punya cerita curhat untuk dibagi ke pembaca?
Tidak ada komentar
Posting Komentar