Masih hangat terkait pernyataan Pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yaitu Jusuf Wananda yang membahas terkait pencalonan presiden 2024. Di acara milik Jurnalis senior Rosi di kanal YouTube Kompas TV, Jusuf Wanandi mengungkap perihal Pilpres 2024 yang sebaiknya hanya diikuti dua kandidat calon presiden.
Jusuf Wanandi
mengungkap bahwa koalisi yang menginginkan keberlanjutan rezim Presiden Joko
Widodo (Jokowi) akan berupaya membuat Pilpres hanya diikuti 2 pasang calon. Tidak
hanya itu, Jusuf Wanandi juga menegaskan bahwa pada dasarnya koalisi tersebut
berusaha keras agar salah satu calon yang bukan dari bagian mereka agar tidak
menang.
Kendati hingga hari ini,
tercipta tiga poros Jusuf Wanandi meyakini Istana akan melakukan berbagai cara
untuk menggagalkan kemenangan calon tersebut. “Istana masih sangat kuat. Jangan
kira Istana tidak bisa mencegah itu,” ujarnya.
Sementara itu,
Guru Besar Hukum Tata Negara, Denny Indrayana, baru-baru ini menyinggung
perihal Peninjauan Kembali (PK) yang diajukan KSP Moeldoko atas Partai
Demokrat. Berdasarkan informasi yang diterimanya, PK tersebut diduga
ditukarguling dengan kasus korupsi mafia peradilan di Mahkamah Agung (MA).
“PK Kepala
Staf Kepresidenan Moeldoko, atas Partai Demokrat, diduga ditukarguling dengan
kasus korupsi mafia peradilan di MA,” ujar Denny, dikutip WE NewsWorthy dari
akun Twitter pribadi pada Minggu (28/5/2023). Seandainya Partai Demokrat
berhasil jatuh ke tangan Moeldoko, hampir bisa dipastikan bahwa pencalonan
Anies akan gagal.
“Jika Demokrat
berhasil "dicopet", istilah Gus Romi PPP, maka pencapresan Anies
Baswedan hampir pasti gagal,” ujar Denny.
Tidak ada komentar
Posting Komentar