Presiden RI ke-6
sekaligus Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
mengatakan menerima telepon dari seorang bekas menteri kemarin malam. Eks
menteri ini, menurut SBY, menyampaikan pesan dari politikus senior yang bukan
dari Demokrat ihwal pengajuan peninjauan kembali (PK) oleh kubu Moeldoko Cs.
"Pesan seperti ini juga kerap saya terima. Jangan-jangan ini serius bahwa Demokrat akan diambil alih,” kata SBY dalam keterangannya, Ahad, 28 Mei 2023.
Kisruh antara
kubu Moeldoko dengan kubu SBY berawal saat mantan Panglima TNI itu dinyatakan
terpilih sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Penetapan itu dilakukan oleh
sejumlah kader dalam Kongres Luar Biasa yang diadakan di Deliserdang, Sumatera
Utara pada awal 2021 lalu. Kongres dilakukan setelah beberapa kader tersebut
dipecat dan dituduh terlibat dalam kudeta.
Kini, PK yang diajukan
kubu Moeldoko tengah berproses di Mahkamah Agung. Berdasarkan akal sehat, kata
SBY, MA sulit menerima PK Moeldoko. Musababnya, Moeldoko sudah 16 kali kalah di
pengadilan. Jika MA pada akhirnya memenangkan Moeldoko, SBY menduga informasi
mengenai adanya intervensi politik untuk mengganggu Demokrat benar adanya.
"Ini berita yang sangat buruk," kata SBY.
Sebagai Ketua Majelis
Tinggi Partai Demokrat, SBY berharap pemegang kekuasaan tetap amanah dalam
menegakkan kebenaran dan keadilan. Ia mengingatkan bahwa Indonesia bukan negara
predator, yakni yang kuat memangsa yang lemah.
Kepada para
kader Demokrat, SBY turut berpesan ke mereka agar mengikuti perkembangan PK
Moeldoko ini sembari memohon perlindungan Tuhan. "Ikuti petunjuk Ketua
Umum. Jika keadilan tak datang, kita berhak memperjuangkannya secara damai dan
konstitusional," kata SBY.
Versi Kubu Moeldoko
Sebelumnya
Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika Dewan Pimpinan Pusat Partai
Demokrat pimpinan Moeldoko, Saiful Huda Ems, berharap MA mengadili PK yang
diajukan partainya dengan seadil-adilnya. Berkas permohonan PK dengan Nomor 128
PK/TUN 2023 itu sudah masuk MA sejak medio Mei lalu.
"Adil itu tentu pula
bukan berarti harus memberikan kemenangan yang sama bagi kedua belah pihak,
melainkan dapat memutus perkara yang tepat sesuai dengan yang diatur oleh
koridor hukum,” kata Saiful dalam keterangannya, Jumat, 26 Mei 2023.
Menurut Saiful
ia sedari awal hendak mengoreksi secara total bahkan melakukan perlawanan
terhadap perampokan partai. Perampok ini, menurut dia, adalah SBY, Agus
Harimurti Yudhoyono (AHY), serta Ibas Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang
dijuluki Trio Cikeas.
Dia berujar upaya
mengoreksi partai ini dilakukan melalui KLB di Deliserdang pada 5 Maret 2021
lalu. Upaya ini, kata dia, telah menguras tak hanya keringat, melainkan juga
dana. “Pada awalnya tak sedikit yang mencaci maki kami. Namun seiring
berjalannya waktu, orang mulai mengerti dan paham mengapa Demokrat harus
direbut dan disterilkan dari Trio Cikeas,” kata Saiful.
Saiful
berharap majelis hakim bisa memutus perkara ini dengan adil. Menurut dia, jika
kepengurusan versi AHY tidak segera dihentikan, maka berpotensi memanen banyak
politisi korup. "Besar harapan kami pada Mahkamah Agung untuk dapat segera
memutus PK yang kami ajukan, dengan mempertimbangkan kemaslakhatan bagi bangsa
ini,” kata dia.
Tidak ada komentar
Posting Komentar