Buatmu, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari menjadi
berbeda dan tak biasa. Tak usah ikut kata orang kalau memang bukan itu yang
terbaik bagi kita. Tak ada kewajiban untuk berlaku persis sama seperti mereka.
Tak perlu khawatir jika ada kebiasaan umum yang tak kita
adopsi, atau jika renjana kita gagal mereka pahami. Tak perlu malu dengan
sisi-sisi unik pribadi sendiri. Toh semua orang punya kadar keunikannya, dan
mungkin, kadar kita sedikit lebih tinggi saja.
Kita melayang-layang, dua alien yang saling jatuh cinta.
Untuk pertama kali di Bumi kau dan aku bertemu orang yang setara anehnya. Yang
mengerti dan bisa menerima sisi diri kita yang tak biasa. Yang melihat siapa
kita sebenarnya, lalu terpikat karenanya.
Dirimu memberiku tempat yang nyaman. Yang aku rasa bukan
hanya cinta namun juga sikap menerima
terhadap diriku
Aku menyukai Bumi dan orang-orang yang hidup di atasnya.
Yang paling aku suka dari manusia: ketika kau melempar senyum pada mereka,
mereka akan membalasnya dengan senyuman yang sama. Dan biar sering dikatakan
aneh begini, aku pun punya teman-teman yang menyayangi. Keluarga pun setia
menemani walau banyak kebiasaanku yang tak mereka mengerti.
Namun kau memberitahuku bahwa ada tempat di dunia di mana
keunikanku diterima. Tak dipertanyakan, tak dibuat jadi bahan tawa. Menurutmu
warna kulitku yang lebih gelap daripada anak-anak Ibuku yang lainnya bukanlah
suatu cela.
Ketika teman-temanku sudah menikah dan memiliki buah hati,
kau tak menganggap aneh pilihanku untuk menundanya sampai lebih dewasa nanti.
Cita-citaku pun — sebuah pekerjaan yang direspon Ayah dengan kalimat “Hah? Ada
ya kerja macam itu?” — tak kau rendahkan. Justru saat pertama kali
mendengarnya, matamu berbinar.
Banyak orang bisa menyayangi, namun tak semuanya bisa
bersikap menerima. Sebagai orang yang berarti bagiku, kau melakukan dua-duanya.
Kenapa harus mengubah gayaku untuk mengesankanmu? Kau sudah
memahami dan memaklumi tingkah lakuku
Aku tak perlu mengganti selera berpakaianku hingga “lebih
menarik” di matamu. Kau pun menyukai tawaku yang terbahak-bahak dan tanpa malu.
Jika kadang aku tak ingin pergi ke luar, kau pun tak menuntut penjelasan. Kau
paham, aku hanya sedang butuh waktu sendirian.
Alih-alih harus mengubah kebiasaan, bersamamu aku menemukan
kecocokan. Kau pun punya keunikan sendiri yang tak semua orang bisa pahami. Dan
kau santai saja, tak pernah merasa rendah diri walau teman-temanmu pun kerap
menggodamu karena keunikan-keunikan ini.
Mana ada orang yang tak tertawa saat namamu tersebut dalam
pembicaraan? Pasti ada saja cerita orang tentang tingkahmu. Dari iseng
mengerjai kepala sekolah sampai selalu badung saat kecil dulu. Tapi kau cuek
saja. Yang penting buatmu, tetap baik dan punya kelebihan yang tak semua orang
punya.
Dulu aku hanya berharap bisa diterima. Mana kutahu? Ternyata
ada juga orang yang sama “aneh”-nya. Itu saja sudah cukup membuat hatiku
menghangat bahagia.
Tidak ada komentar
Posting Komentar