Menjadi Baik Atau Buruk, Semua Tergantung Pilihan Anda

Seorang pria paruh baya memberi makan kedua anjingnya di tempat yang berbeda. Hal ini membuat seorang anak sekolahan yang lewat di depan rumahnya selalu bertanya-tanya. Suatu hari, anak itu mendatangi pria tersebut.

Ia bertanya kepada pria tersebut mengapa ia selalu memberi makan anjingnya secara berjauhan. Kata pria itu, agar mereka tidak bertengkar dan berkelahi. Anak itu mengangguk, tapi saat akan kembali, pria itu menahan tangannya. "Tunggu dulu anak muda," ujarnya.
Ia mengajak anak tersebut duduk dan mengenalkannya pada anjing-anjingnya. Rupanya pria itu dan istrinya juga sering memergoki bocah kelas 2 SMP itu berjalan sambil melihat heran di depan pagar rumahnya.

Dalam pembicaraan itu, tiba-tiba pria baik namun misterius itu berkata sesuatu. "Aku juga punya dua anjing srigala dalam diriku. Anjing pertama penuh kemarahan, dendam, kecemburuan, kebohongan dan kelicikan. Sementara anjing kedua penuh dengan rasa senang, jujur, damai dan penuh kebenaran," ceritanya.

"Mereka selalu bertarung di dalam dadaku ini, atau di kepalaku," kata paman itu sambil menunjuk dada dan kepalanya. "Dan mereka juga ada dalam diri semua orang, termasuk aku dan kau," tambahnya.

Anak itu menoleh dan bertanya, "Lalu, siapa yang akan menang di antara kedua anjing itu?" Pria itu tersenyum dan menjawab, "Yang paling sering kau beri makan."

Tak ada manusia yang sempurna. Hati kita kadang seperti timbangan yang timpang menjadi terlalu baik atau terlalu jahat. Menjadi tokoh protagonis atau antagonis dalam drama kehidupan ini sesungguhnya adalah pilihan Anda. Akan tetapi, stay balance. 

Lepas dari apa kata orang, menjadi orang baik atau tidak itu adalah keputusan Anda sendiri. Kalau Anda lebih memilih dendam, maka Anda akan menjadi pendendam. Kalau Anda memilih bahagia, maka Anda akan mengikhlaskan dan terus maju ke depan. 

Anda tahu apa yang terbaik dan tidak merusak hidup Anda. Semoga kisah pendek ini bermanfaat, Ladies.