Sejumlah pelajar di dua sekolah menengah atas di kota Pekanbaru terindikasi terpapar LGBT dan mendapat bantuan dana dari luar negeri untuk kampanye perilaku menyimpang itu.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Pengaduan Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Riau, Hendri.
“Itu (dana, red) bukan ratusan juta namun miliaran dalam setahun. Kampanye secara tidak langsung,” ujarnya lansir Riau Online pada Selasa (30/05/2023).
Menurutnya para pelaku LGBT adalah korban yang ditanamkan perilaku menyimpang sejak dini. Lebih lanjut, Hendir mengungkapkan bahwa para siswa yang terindikasi LGBT bahkan memiliki komunitas dan membuat grup WhatsApp dengan anggota mencapai ratusan yang didominasi laki-laki.
“Dari ratusan yang tergabung dalam grup LGBT itu didominasi laki-laki. Untuk yang perempuan ada tapi hanya coba-coba. Ada juga yang ACDC atau mereka bisa jadi laki-laki atau perempuan,” ujarnya.
Komunitas siswa terindikasi LGBT tersebut dikendalikan dari Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri). “Posisi gengnya tidak di sini. Namun, di Batam. Diancam akan dibuka aibnya dan disebar videonya. Datanya ada sama mereka,” lanjut Hendri.
Terakhir, dirinya mengimbau para kepala sekolah untuk responsif terhadap perubahan perilaku para siswa karena peran sekolah sangat dibutuhkan mengingat siswa lebih banyak berada di sekolah.*
Tidak ada komentar
Posting Komentar