Ulama muda Muhammadiyah, Ustad Adi Hidayat (UAH) memperoleh anugerah gelar kehormatan akademik, Doktor Honoris Causa (HC) Manajemen Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) pada hari Selasa (30/5/2023).
Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah tersebut menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Al-Quran dan Sunnah, serta Implementasinya Menuju Pendidikan Berkemajuan”.
Menurut UAH, pendidikan Islam berbasis Al-Quran dan Sunnah merupakan satu-satunya alternatif bagi kaum muslimin untuk mewujudkan tujuan Islam beserta penunaian tugas manusia di muka bumi sebagai wakil Allah (khalifatu fil ardh). Karenanya, diperlukan manajemen tarbiyah yang sahih.
UAH lalu menyebut bahwa sepanjang sejarah para nabi sejak Adam As hingga Muhammad ï·º, nilai-nilai Islami telah diinternalisasi ke dalam diri mereka untuk membimbing umatnya menciptakan kehidupan dunia yang ideal dan damai.
Setelah Nabi terakhir, Rasulullah ï·º wafat, nilai-nilai utama itu telah disisipkan di dalam Al-Quran sebagai pedoman. Para ulama di berbagai periode berikutnya, lantas mengkodifikasikan nilai-nilai Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman utama menjawab problematika kehidupan sekaligus menuntun pada peradaban utama yang tinggi.
Dari Al-Quran, para ulama mampu menyusun jawaban atas persoalan pendidikan, tata niaga, pengembangan IPTEK, tata negara, hukum pidana, hukum acara, hingga strategi militer yang semuanya terekam dalam sejarah kegemilangan peradaban Islam di berbagai belahan dunia.
Di masanya, Nabi Muhammad tidak sekadar mengajarkan Al-Quran sebagai bacaan, melainkan juga mengajarkan makna dan implementasinya yang saling terkoneksi dengan aktivitasnya di muka bumi.
Kesuksesan manajemen pendidikan Islam ini, kata dia tersirat dari kesuksesan Nabi Muhammad ï·º membentuk 40 orang generasi awal Islam di Makkah yang kemudian berkembang menjadi 12.000 kaum muslimin di Yatsrib dan mengubah masyarakat Arab dari Jahiliah menjadi beradab.
Dalam waktu 23 tahun, Nabi juga berhasil melahirkan 38 panglima. Termasuk melahirkan pemimpin, birokrat, ulama, dan 5 saudagar terkaya yang tiga di antaranya memiliki kekayaan luar biasa jika dikonversi dengan mata uang saat ini (Ustman bin Affan 850 Juta USD, Zubair bin Awwam 1 M USD, dan Abdurrahman bin Auf yang memiliki kekayaan 3.2 M USD atau setara dengan Rp. 72.000 Triliun).
Kurikulum dan manajemen pendidikan Islam ini kata UAH berlaku di setiap zaman. Di bawa kemanapun, model pendidikan seperti ini kata dia selalu melahirkan peradaban. Termasuk salah satu contohnya adalah Muhammadiyah.
“Kiai Ahmad Dahlan pun hanya mengeluarkan satu surah dalam Al-Quran, yaitu Surat Al-Ma’un yang dengan value surah-surah itu dan paham sunnah-sunnah nabinya, itulah yang mengeluarkan kemuliaan-kemuliaan Amal Usaha Muhammadiyah yang berwujud PKU, panti-panti yatim, pusat-pusat pendidikan, dan dari 1 ayat Ali Imran ayat 3, lahirlah Persyarikatan Muhammadiyah yang abadi melewati satu abad sampai masa kini,” terangnya.
Inspirasi dari Al-Quran inilah yang menurut UAH patut diimplementasikan lewat manajemen yang tepat. Sebelum menyampaikan hal ini, UAH telah memberikan contoh lewat kesuksesan beragam lembaga pendidikan yang telah dia rintis.
“Dan kalau kita rumuskan ayat-ayat inilah yang bisa jadi value, melahirkan negara-negara maju dan mencerahkan, mendapatkan ridha Allah Swt,” pungkasnya dikutip laman Muhammadiyah.
Beberapa tokoh memberikan ucapan atas anugerah ini. Di antaranya Ketua PP Muhammadiyah Dr Haedar Nasir. “Selamat dan sukses guru kami Ustadz Adi Hidayat yg dianugerahi gelar doktor kehormatan (Honoris Causa) dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam dari sekolah Pascasarjana UMJ,” ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkfili Hasan melalui akun twitternya.
“UAH memang konsisten berdakwah dan mencerdaskan ummat melalui pendidikan Islam berbasis Al-Quran & Sunnah, “ tulis Menteri Perdagangan itu di akun @ZUL_Hasan.*
Tidak ada komentar
Posting Komentar