- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyebut negara-negara di Indo-Pasifik yakni Asia Tenggara merupakan negara yang bebas memilih kawan dan jalannya sendiri, tanpa harus ada paksaan. Blinken menyatakan hal itu saat bicara dalam pertemuan antara para menteri luar negeri ASEAN dan Amerika Serikat di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Jumat (14/7).
Mulanya, Blinken mengatakan bahwa AS dan Indo Pasifik punya hubungan kemitraan dan memiliki pandangan yang sama terkait sentralitas ASEAN. Ia lalu menyebut AS dan ASEAN sama-sama berpandangan bahwa kawasan Indo-Pasifik ialah wilayah yang bebas, terbuka, sejahtera, aman, dan tangguh.
Oleh sebab itu, ia percaya bahwa ASEAN di Indo Pasifik bebas menentukan jalan maupun kawan mereka.
"Itu berarti wilayah di mana negara-negara bebas untuk memilih jalan dan mitra mereka sendiri, di mana masalah ditangani secara terbuka, bukan melalui paksaan, di mana aturan dicapai secara transparan dan diterapkan secara adil, di mana barang, ide, orang-orang mengalir secara sah dan bebas di seluruh wilayah baik daratan, lautan, langit dan dunia maya," kata Blinken.
Menurut Blinken, visi yang sama itu membuat Washington dan Asia Tenggara menjadi mitra strategis. Ia berharap hubungan ini bisa mewujudkan solusi atas setiap masalah yang ada, seperti akses internet dan teknologi, iklim, ketahanan pangan, hingga kesehatan.
"Lima dialog yang kami tambahkan pada KTT khusus tahun lalu membantu mendorong kemajuan di bidang kesehatan dan transportasi, pemberdayaan perempuan, lingkungan, iklim, dan energi," ujar Blinken.
Beberapa waktu belakangan, kawasan Indo-Pasifik menjadi pusat perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan China. Perebutan itu salah satunya ditandai dengan kehadiran aliansi militer di kawasan serta masalah yang kian pelik di Laut China Selatan.
AS membentuk kerja sama militer bersama Australia dan Inggris yang dinamakan AUKUS (AS, UK, US). Washington dengan ini kerap mengerahkan kapal-kapal di Indo-Pasifik sebagai armada untuk mengklaim pengaruh.
Sementara itu, China masih getol mengklaim sepihak sebagian besar wilayah Laut China Selatan yang tumpang tindih dengan klaim teritorial sejumlah negara. China juga kerap mengerahkan kapal-kapal hingga membangun pulau untuk menunjukkan dominasinya di kawasan tersebut.
China juga seringkali membangun narasi bahwa AS ingin menciptakan "NATO" di Indo-Pasifik karena aktivitas dan kerja sama militernya. AS membantah dengan menyebut Indo-Pasifik merupakan wilayah yang bebas dan terbuka.
Tidak ada komentar
Posting Komentar