- Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sampai melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA), Minggu (2/7) siang.
Sidak tersebut dilakukan langsung kepala pemerintahan Malaysia itu setelah insiden yang melibatkan turis asal China dan seorang menteri negeri jiran pada Kamis (29/6).
Dikutip dari The Straits Times, Anwar Ibrahim mengakui sidak terhadap Departemen Imigrasi dilakukan terkait laporan "budaya korupsi" di dalam departemen di KLIA.
Anwar sempat mengatakan bahwa mayoritas petugas imigrasi Malaysia telah melakukan pekerjaan dengan baik. Namun, segelintir dari mereka harus bertanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan.
"Dalam kunjungan mendadak ke loket Imigrasi dan bea cukai di KLIA beberapa waktu lalu, saya menemukan masih ada ruang untuk perbaikan guna memperkuat pengoperasian pintu masuk negara ini," kata Anwar Ibrahim di media sosialnya, Minggu (2/7).
Ia kemudian melanjutkan bakal melakukan investigasi terkait insiden tersebut dan akan mengambil tindakan jika diperlukan.
Anwar melakukan kunjungan dadakan untuk menginspeksi operasional bea-cukai dan keimigrasian di bandara jelang Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah dan Permaisuri tiba usai melakukan haji di Arab Saudi.
"Semua tampak dalam kontrol. Ada beberapa masalah yang harus diperbaiki tapi saya meminta tetap akan ada penyelidikan," ujar Anwar.
"Ada sejumlah masalah tertentu dan jika ada kesalahan, bakal ada tindakan yang proporsional," katanya lagi.
Sebelumnya, Dirjen Imigrasi Malaysia Ruslin Jusoh mengatakan, departemen yang dipimpinnya mulai melakukan penyelidikan terkait insiden yang dilaporkan sebuah media daring. Disebutkan bahwa seorang menteri menuntut turis asal China yang ditahan Imigrasi di KLIA untuk dibebaskan.
Ia mengatakan investigasi akan dilakukan secara komprehensif mencakup semua aspek yang relevan.
Pada saat yang sama, ia meminta agar masyarakat memberikan ruang agar pemeriksaan dapat dilakukan secara transparan dan tidak menimbulkan spekulasi.
Dalam satu pernyataan, Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia Tiong King Sing membenarkan dirinya merupakan menteri yang disebutkan dalam laporan berita eksklusif tersebut.
Ia mengatakan tidak memiliki pilihan selain segera datang ke KLIA, membawa serta penyelidik dari Divisi Integritas Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya untuk mengetahui situasi dan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikannya.
Dalam unggahan di laman Facebook-nya, Menteri Tiong mengatakan seorang turis perempuan asal China yang baru tiba di KLIA mengalami kendala komunikasi, tanpa alasan dikurung dalam ruangan oleh oknum petugas di sana.
Oknum petugas, menurut Tiong, menawarkan untuk membantu membebaskan turis tersebut dengan harga 3.000 Ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp9,6 juta untuk tiket pesawat untuk meninggalkan Malaysia, RM3.000 lainnya untuk masuk kembali ke negara tersebut, dan RM12.000 (sekitar Rp38,6 juta) untuk biaya pemrosesan aplikasi visa yang dibutuhkan. ***
Tidak ada komentar
Posting Komentar