- Akhir-akhir ini didunia entertain heboh dengan konser dari artis cantik Taylor Swift. Walau sebelumnya heboh juga dengan Tour dari Coldplay, namun kali ini banyak negara meminta Taylor Swift agar tampil dinegara peminta.
Silahkan membayangkan bagaimana Singapura membusungkan dada karena mampu menghadirkan Tylor Swift.
Politisi Australia rela berlutut untuk memohon kehadiran ikon global nomor satu itu.
Apa yang membuat suatu negara dianggap relevan di panggung dunia? Posisi geopolitik, produk domestik bruto (PDB), atau kekuatan militer?
Tidak. Tidak lagi. Situs berita Semafor menulis pengaruh global saat ini bukan lagi geopolitik, PDB, dan kekuatan militer, tapi Taylor Swift. Sebuah negara akan merasa dipandang dunia jika mampu menghadirkan penyanyi satu ini.
Sejak Swift mengumumkan Eras Tour, perjalanan internasional yang terkenal, banyak pemimpin nasional dari empat benua memohon kepada bintang pop itu untuk memasukan negaranya ke dalam jadwal tur. Mereka ingin menikmati dampak ekonomi dan budaya kehadiran Swift.
Permohonan Thailand
Tahun 2014, Swift membatalkan konser di Bangkok setelah kudeta memaksa pemerintah sipil tersingkir dan digantikan militer. Tahun ini, setelah memenangkan pemili Thailand dan akan membentuk pemerintahan sipil, Pita Limjaroenrat mentweet Swift dan mendesaknya berkunjung ke Thailand.
“Hei Taylor. Penggemar Anda. Ngomong-ngomong, Thailand kembali ke jalur demokrasi penuh hampir sepuluh tahun setelah Anda membatalkan konser di Bangkok akibat kudeta militer. Datanglah, dan saya akan menyanyikan Lavender Haze bersama Anda,” tulis Pita.
Di Asia Tenggara, Swift hanya akan hadir di Singapura. Ia akan tampil 2-4 Maret 2024 dan 7-9 Maret 2024.
Kanada tak Dilirik
AS bertetangga dengan Kanada. Taylor Swift tinggal nyeberang, dan dipastikan tidak akan ada hambatan apa pun. Namun, Swift tak melirik Kanada yang membuat PM Justin Trudeau seolah harus memohon.
“Saya tahu tempat-tempat di Kanada akan senang menerima Anda. Kami berharap dapat melihat Anda di Kanada segera,” tulis PM Trudeau, Kamis 6 Juli, di Twitter.
Bulan lalu, seorang anggota parlemen Kanada merasa terhina negaranya tidak menjadi bagian tur Taylor Swift dan mengajukan keluhan.
Bikin Ribut di Australia
Rencananya, Swift hadir di Australia dan manggung di Melbourne dan Sydney, tapi politisi bagian lain negara itu ribut. Mereka kecewa Swift tidak memasukan kota di wilayahnya sebagai bagian tur.
“Saya mohon kepada Anda. Sekali lagi saya mohon kepada Anda, dan saya akan berlutut jika harus, tolong datang ke Queensland,” tulis Andrew Wallace, anggota parlemen dan mantan ketua parlemen Australia saat diwawancarai ABC Australia. “Ada begitu banyak penggemar Taylir Swift di Queensland, dan saya salah satunya.”
Patrick Gorman, anggota parlemen yang mewakili Perth, mengatakan telah memeriksa apakah stadion di kotanya layak menghadirkan Swift.
“Kami butuh Eras Tour hadir di Perth. Penggemar Swift akan mendukung,” tulisnya.
Doa Presiden Cile
Presiden Cile Gabriel Boric, yang mengaku pernah menyimpan foto Taylor Swift, Juni lalu mengajukan permintaan tertulis kepada sang penyanyi agar memasukan negaranya ke dalam jadwal tur Amerika Latin.
Swift tak merespon. Ia hanya memasukan Meksiko, Argentina, dan Brasil, sebagai negara tujuan tur Amerika Latin.
Yang bisa dilakukan Presiden Boric hanya berharap dan berdoa. “Semoga suatu hari nanti Swift datang ke Cile. Mudah-mudahan dalam tiga tahun ke depan,” tulis Boric.
Dampak Ekonomi Swifties
Apa yang membuat banyak negara menginginkan kehadiran Taylor Swift?
Dampak ekonomi kehadiran Swift terdokumentasi dengan baik. Di AS, kota-kota yang menghadirkan Swift mencatat lonjakan pendapatan hotel dan penumpang transportasi umum.
Perusahaan riset QuestionPro memperkirakan dampak ekonomi Swifties sebesar lima miliar dolar AS. Air New Zealand menambahkan serangkaian penerbangan baru, yang memungkinkan Kiwi Swifties mengunjungi Australia saat Swift manggung.
Tidak ada alasan selain uang yang dihasilkan dari kehadiran Swift ke suatu negara. Uang itu datang dari negara-negara terdekat yang tidak tergiur menghadirkan Swift.
Selama 15 tahun berkarier, Swift kini berada di puncak popularitas. Ia menjelma sebagai raksasa budaya, yang bisa membuat sebuah negara kecil seperti Singapura membusungkan dada karena mampu menghadirkannya.
Taylor Swift, menurut situs berita Semafor, adalah selebritis yang tidak memecah belah dan dicintai secara universal. Setiap politisi menginginkan kehadirannya. Swift selalu menjadi berita utama. Bahkan, memohon kehadiran Swift menjadi healine media online raksasa.
Tidak ada komentar
Posting Komentar