- Mungkin ini salah satu kisah kasih yang tak bisa aku lupakan. Meski harus berpisah dengan kekasihku tapi dia rela memberikan hartanya yang paling berharga untukku.
Aku adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Aku dari kecil di didik oleh orang tuaku untuk menjadi laki-laki yang baik, suka menolong dan taat agama.
Dari SD sampai SMA jujur aku sangat gemetar jika didekati oleh wanita yang dengan candaannya menggoda aku. Karena memang dari keluargaku tidak memperbolehkan aku berpacaran selama mengenyam pendidikan.
Hingga tiba saat aku tiba di bangku kuliah aku mencoba memberanikan diri untuk dekat dengan perempuan yang usianya lebih tua dariku.
Sebut saja dia Fani. Dia anak Fakultas Pendidikan semester 5 sedang aku masih semester 1. Beberapa kali bertemu di tempat private Bahasa Inggris akhirnya aku memberanikan diri untuk menyatakan isi hatiku.
Iseng-iseng siapa tahu dia menerimaku. Ternyata dia juga baru saja disakiti oleh mantan pacarnya karena selingkuh. Dan tanpa berpikir lama dia pun menerima cintaku dengan syarat aku tidak boleh menyakiti hatinya.
Berjalan selang 6 bulan cinta kita mulai goyah, ternyata teman organisasiku juga ada yang menyukai Fani. Sebut saja namanya Syukrin.
Syukrin adalah anak kesayangan Dosen Agama, sehingga ia pun mudah meminta Fani lewat Dosen Agama karena kebetulan Fani itu adalah kemenakan dari Dosen Matimatika di kampusku.
Satu bulan terakhir aku melihat geliat Fani berubah saat jalan denganku. Aku curiga ada sesuatu yang tidak aku ketahui. Hingga aku desak Fani untuk bercerita jujur.
Ternyata benar, Fani telah diminta oleh Syukrin lewat orang tuanya kepada Bibi Fani, dosen Matematika itu. Sejenak Fani menangis dan memelukku erat.
Dia merasa sangat bersalah telah mengkhianati cinta kita. Akhirnya dalam pelukan itu Fani mendekatkan bibirnya di telingaku lalu dia berkata, “sebelum aku menikah, aku akan serahkan semuanya buat kamu mas”.
Sejenak aku berpikir, apa maksud dari ucapannya. Tiba-tiba di kursi taman yang sepi itu Fani menarik tanganku hingga aku terjatuh di semak-semak.
Dia menarik tanganku dan meletakkannya di buah dadanya. Tiba-tiba dadanya bergerak-gerak menandakan sesuatu. Hingga imanku pun hilang malam itu.
Kami melakukannya sampai tak ada sehelai kain pun di tubuh kami. Sejenak setelah melakukan adegan itu, aku merasa menyesal, “kenapa aku melakukan ini dengan orang yang sangat aku sayangi,” pikirku.
Sambil memakai celana dalam dan BH nya, dia berkata, “terimakasih mas. Walau kita tidak bersama nantinya, kamu sudah merasakan tubuhku”.
Kami melakukan berkali-kali hingga Fani minta berhenti disaat malam perkawinannya dengan Syukrin.
Tidak pernah aku sangka Fani sebaik itu rela menyerahkan keperawanannya untukku.
Hingga kadang saat suaminya kerja, dia meneleponku dan kami pun melakukan phone sex jika dia lagi pengen tapi suaminya pas tidak bisa menemaninya di ranjang.
Fani memberikan keperawanannya kepadaku. Hal yang tak bisa aku lupakan sampai saaat ini.
Mungkin itu secercah cerita ML ku dengan pacar yang sangat aku sayangi.***
Tidak ada komentar
Posting Komentar