Sang istri tidak bisa melupakan masa lalu, demikian pula suaminya. Sayang, saya tidak mendapat detail tentang masa lalu istri maupun suaminya. Namun, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa si istri masih terbayang pacar lamanya sehingga tidak bergairah kepada suami.
Sebaliknya, si istri juga cemburu kepada mantan pacar suami. Sehingga istri tidak bisa menerimanya. Barangkali, si suami juga bersikap demikian pada sang istri. Setiap orang mempunyai masa lalu. Dan tidak semua masa lalu bisa diceritakan kepada suami maupun istri.
Percayalah, seks tak semata urusan fisik. Masalah psikologis seringkali mengganggu keharmonisan hubungan seks.
Bila diceritakan semua, hal itu bisa mengganggu perkawinan. Yang terpenting, suami dan istri sama-sama bersepakat dan berupaya keras menyatukan diri, lantas menikmati hubungan yang sekarang.
Bila hal itu dapat dilakukan, kehidupan rumah tangga mereka akan harmonis. Masa lalu tidak akan mengganggu lagi. Bukankah hakikat pernikahan adalah kedua belah pihak sudah saling menerima masa lalu?
Untuk itu, langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah berbicara atau berdiskusi mengenai kehidupan sekarang dan masa depan. Pasangan yang mengalami hal ini harus berusaha melupakan atau menyelesaikan masa lalu. Mungkin pada mulanya akan bertengkar, tapi bukan masalah.
Ulangi dan ulangi terus sampai timbul rasa lelah dan akhirnya dapat saling menerima. Yang penting, baik suami atau istri tidak sedang menjalin ikatan dengan orang lain. Mungkin, pada awalnya salah satu pihak belum bisa menikmati hubungan intim. Tapi, bila pasangan suami istri sudah saling menerima, hubungan intim pun akan bisa dinikmati dan normal kembali.
*dr. Naek L. Tobing, SpKJ. Sexology
Tidak ada komentar
Posting Komentar