- Pernikahan merupakan satu hal yang menjadi hak bagi semua orang. Lalu, bagaimana pandangan ajaran Taoisme mengenai pernikahan ? Terlansir dari laman taoistmastreblog.com, ada beberapa sekte Taoisme yang bukan merupakan ajaran Taoisme murni.
Sekte-sekte ini mengadopsi beberapa aturan-aturan dari agama Buddha, dan itu artinya, sekte-sekte ini memiliki biarawan dan juga biarawati. Biarawan dan biarawati ini adalah mereka yang terpisah dari keluarganya dan kemudian tinggal di dalam kuil atau gunung, terpisah dari segala sesuatu yang berbau duniawi.
Beda halnya dengan ajaran Taoisme murni, hanya beberapa sekte-sekte tertentu Taoisme yang mengadopsi cara ini. Pure Taoisme atau ajaran Taoisme murni malah sebaliknya. Mereka menentang adanya biarawan dan biarawati karena menurut pandangan ajaran Taoisme murni, dengan adanya biarawan atau biarawati itu sama halnya memisahkan seseroang dari keluarganya, merampas haknya untuk bisa tinggal bersama keluarganya untuk kemudian menjadi pekerja di kuil.
Baik biarawan maupun biarawati, keduanya tidak diperbolehkan menikah, bahkan berbicara mengenai seks saja sudah dilarang. Mereka menilai cinta sebagai semacam penghalang atau masalah dalam kehidupan mereka. Cinta adalah intisari atau pokok bagi suatu pernikahan menurut ajaran Taoisme.
Intisari kedua pernikahan adalah apapun yang mengikat seorang wanita dan pria akhirnya memutuskan untuk hidup bersama. Terdapat 5 faktor kategori yang dinilai dapat mengikat seorang pria dan wanita dalam satu pernikahan: kejujuran, kepercayaan dan iman, moral dan kebajikan, komunikasi dan kebersamaan.
Terlepas dari adanya kedua perbedaan ekstrim ini, tentu kita setuju bahwa 5 faktor tersebut memang penting bagi kehidupan rumah tangga, baik di atas ranjang maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar
Posting Komentar