iLustrasi, Polisi dan PSK |
- Bisnis prostitusi yang memberikan pendapatan fantastis membuat banyak wanita terjebak dalam dunia malam tersebut. Seperti yang dialami oleh LN (35) wanita asal Palembang, dia merupakan mantan pekerja seks komersial (PSK) di daerah Bandung. Dari hasil jual dirinya tersebut LN banyak mengantongi pundi pundi rupiah setiap bulannya.
Namun seiring usia yang makin bertambah, LN tak lagi banyak 'dipakai' oleh pelanggannya. Hal itu berdampak kepada pendapatannya yang terus menurun. Dia pun kemudian memutar otak untuk bisa menyambung hidupnya.
Akhirnya, LN pulang kampung ke Lampung dan membuka kafe remang-remang di kawasan Kampung Baru. Di kafenya tersebut dia juga menyediakan wanita penghibur untuk melayani para hidung belang dan menjelma menjadi seorang germo. Dia memiliki 10 orang PSK. Pendapatannya pun sangat fantastis, LN mampu menghasilkan ratusan juta perbulan. Dia juga sanggup menggaji Rp 30 juta per bulan untuk kupu-kupu malamnya.
Berikut cerita LN, germo yang sanggup gaji PSK hingga Rp 30 juta:
1. Jual PSK, germo LN kantongi Rp 500 juta per 2 bulan
Dari pengakuan tersangka LN (35), dia sudah empat tahun menjalankan bisnis menjual wanita sebagai pekerja seks komersial (PSK). Penghasilan dari usahanya itu cukup fantastis, mencapai Rp 500 juta per dua bulan.
Kasubdit IV Renakta Ditreskrium Polda Sumsel Kompol Tulus Sinaga menjelaskan, tersangka LN sudah lama berada di Palembang. Dia juga menjadi PSK selama beberapa tahun sejak merantau dari Bandung, kampung halamannya.
Lantaran termakan usia dan pelanggannya mulai berkurang, tersangka memutuskan nekat membuka usaha sebuah kafe. Tak hanya menjadi tempat hiburan, kafe tersebut juga disediakan PSK untuk melayani pria hidung belang.
"Tersangka akhirnya menyewa tempat untuk dijadikan kafe. Dia jadi germonya. Kafe itu terdapat sepuluh kamar. Di sanalah, anak buahnya melayani tamunya," ungkap Tulus.
Selama empat tahun menjalani bisnis itu, tersangka sudah menjadikan puluhan wanita sebagai PSK. Banyak anak buah tersangka keluar karena tidak betah dan digantikan dengan wanita lain. Mayoritas korbannya berasal dari Bandung dan berstatus janda berusia 26 hingga 30 tahun.
"Ada korbannya yang sudah tahu dipekerjakan sebagai PSK. Tapi banyak juga yang ditipu, tadinya dijanjikan pelayan warung makan. Sekarang anak buahnya ada sepuluh orang," kata dia.
Yang cukup mencengangkan, sambung Tulus, pendapatan tersangka cukup fantastis. Dalam waktu dua bulan, dia menghasilkan sekitar Rp 500 juta dari tamu yang memakai jasa anak buahnya. Uang tersebut dibagi dua dengan seluruh pekerjanya.
"Anak buahnya digaji dua bulan sekali. Sebagian dari hasilnya, buat tersangka dan biaya operasional kafe," pungkasnya.
2. Layani 15 tamu per malam, anak buah LN digaji Rp 30 juta per bulan
Kafe Cahaya Sumber Bandung di eks lokalisasi Kampung Baru Palembang milik tersangka LN (35), dikenal salah satu tempat penyedia pekerja seks komersial (PSK) yang cukup besar. Kafe tersebut ramai dikunjungi pria hidung belang karena memiliki banyak PSK yang cantik.
Dari pengakuan tersangka LN, pemberian gaji kepada sepuluh anak buahnya memakai sistem bagi hasil. Masing-masing PSK menyetor Rp 120 ribu setiap pengunjung yang datang per malam. Kasir akan merekap seluruh total kunjungan yang dilayani setiap anak buahnya.
"Fifty-fifty hasilnya. Dua bulan sekali baru direkap dan anak buahnya digaji," ungkap Kasubdit IV Renata Ditreskrimum Polda Sumsel.
Saking banyaknya tamu yang berkunjung, ada sejumlah PSK anak buah tersangka LN yang melayani hingga mencapai 15 pria hidung belang per malam. Setiap hari, kafe itu beroperasi sejak pukul 19.30-03.00 WIB.
"Ada yang dapat Rp 60 juta setiap gajian. Karena mampu melayani 15 tamu setiap malam. Paling kecil dapat Rp 7 juta," kata dia.
Adapun PSK anak buah tersangka LN adalah dengan inisial N, I, W, Y, K, J, E, E, D, dan Y. Rata-rata sudah menjadi PSK sejak satu tahun terakhir.
"Semuanya janda warga Bandung berusia 26 sampai 30 tahun dan hanya dijadikan saksi," pungkasnya.
3. Germo LN memiliki penyalur wanita sebagai PSK di Bandung
Polda Sumsel terus mendalami kasus penjualan orang (human trafficking) yang dilakukan seorang wanita berstatus sebagai germo inisial LN (35). Dugaan kuat, LN yang sudah ditetapkan sebagai tersangka memiliki jaringan kuat untuk mengembangkan bisnisnya.
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Tulus Sinaga mengungkapkan, dari pengakuan tersangka LN, wanita yang dijadikannya sebagai PSK didapat dari daerah Bandung, Jawa Barat. Korban dijanjikan akan dipekerjakan sebagai pelayan toko di Palembang dengan upah berkisar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta perbulan.
"Mayoritas korbannya bukan PSK waktu ditemukan, mereka janda yang tidak ada pekerjaan di Bandung. Di Palembang baru dipaksa jadi PSK," ungkap Tulus.
Selain mendapatkan sendiri, tersangka juga memiliki anak buah di Bandung yang bertugas mencari wanita untuk dikirim ke Palembang. Penyalur tersebut tidak perlu menjelaskan secara rinci pekerjaan yang diberikan kepada calon korbannya.
"Memang ada penyalurnya di Bandung. Semua ongkos dan fasilitasnya ditanggung oleh tersangka," kata dia.
Oleh karena itu, pihaknya akan menyelidiki kasus ini hingga tuntas dan penyalur PSK di Bandung juga berhasil ditangkap, termasuk dugaan adanya jaringan khusus di lingkaran bisnis yang dijalankan tersangka.
"Baru LN jadi tersangka. Tidak menutup kemungkinan penyalurnya juga sama, tergantung hasil penyelidikan," pungkasnya.
Diketahui, Polda Sumsel berhasil menciduk pelaku penjualan orang yang menjadikan korbannya sebagai PSK di eks lokalisasi Kampung Baru Palembang.
Penangkapan tersebut dilakukan dalam penggerebekan di sebuah kafe 'Cahaya Sumber Bandung' milik tersangka LN. Saat digerebek, pelaku LN sedang berada di lokasi dan tidak melakukan perlawanan. Sementara sepuluh korbannya dijemput di sebuah tempat karaoke di pusat perbelanjaan Palembang Square (PS).
Dari penggerebekan tersebut, diamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya 20 kotak kondom di sepuluh kamar, dan beberapa buku rekapitulasi penghasilan dari kunjungan tamu per malam.
Dari usahanya tersebut, LN mampu menghasilkan Rp 500 juta per dua bulan. Uang itu sebagian diberikan kepada anak buahnya sebagai gaji, dan sisanya untuk tersangka sendiri, termasuk biaya operasional kafe.
4. Jual 10 wanita jadi PSK, seorang germo diciduk polisi
Polda Sumsel berhasil menciduk pelaku human trafficking yang menjadikan korbannya sebagai pekerja seks komersial (PSK). Pelaku adalah seorang wanita berstatus germo berinisial LN (35) yang memiliki sepuluh anak buah.
Penangkapan tersebut dilakukan dalam penggerebekan di sebuah kafe 'Cahaya Sumber Bandung' milik pelaku di eks lokalisasi Kampung Baru Palembang.
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumsel Kompol Tulus Sinaga mengungkapkan, penangkapan tersebut hasil penyelidikan terhadap laporan salah satu korbannya yang melapor ke Polda Sumsel akhir pekan lalu. Polisi menemukan fakta yang valid adanya operasi penjualan orang.
Saat digerebek, pelaku LN sedang berada di lokasi dan tidak melakukan perlawanan. Sementara sepuluh korbannya dijemput di sebuah tempat karaoke di pusat perbelanjaan Palembang Square (PS).
Dari penggerebekan tersebut, diamankan sejumlah barang bukti. Di antaranya sekitar 20 kotak kondom di sepuluh kamar dan beberapa buku rekapitulasi penghasilan dari kunjungan tamu per malam.
"LN sudah kita tetapkan sebagai tersangka, sedangkan sepuluh anak buahnya PSK, jadi korban dan saksi," ungkap Tulus.
Lantaran kesehatannya memburuk setelah penyakit liver stadium empat yang dialaminya kambuh, tersangka diizinkan pulang untuk pengobatan. Namun, kasusnya tetap diproses dan pemeriksaan dilakukan dengan pemanggilan.
"Tadi pagi kita pulangkan karena ada permintaan tertulis dari dokternya. BAP tetap jalan," pungkasnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar