Responsive Ad Slot

Latest

Relationship

Mengenal Cinta Tak Harus Menunggu Lama

Selasa, 08 Agustus 2023

/ by Jogjanesia

“Gue ga minat pacaran, mau fokus studi dan karir dulu.. ntar juga jodoh dateng sendiri!”



-
 Kamu punya sahabat yang sudah kenal lama ? Menyenangkan bukan punya seseorang yang mengerti kita, yang bisa berperan sebagai orang sahabat dan orang tua sekaligus. Karena nggak jarang sahabatlah yang bisa menasihati kita dan menemani kita saat suka dan duka. 

Pacar aja kalah ya sepertinya kalau kita udah punya sahabat. Sahabat bisa nemenin kita 24 jam, dengerin curhatan kita yang kayaknya nggak pernah ada habisnya, tulus tanpa pernah mengeluh.

Namun, hubungan apapun pasti pernah ngalamin yang namanya masalah atau cobaan. Bukan cuma mereka yang pacaran saja yang terlibat masalah, hubungan persahabatan pun nggak luput dari cobaan. Salah satu cobaan yang mungkin dialami adalah masalah pria.

Kamu punya sahabat dan yang namanya sahabat pasti selalu cerita apapun ke kamu. Salah satunya adalah tentang pria yang dia taksir. Dia cerita kalau dia tertarik dengan salah satu teman prianya yang kebetulan juga kamu kenal. Kamu sebagai sahabat yang mendengarkan curhatan si dia mendukung karena sepertinya si pria baik untuk sahabat kamu.

Salah satu bentuk dukungan kamu adalah kamu berusaha untuk ngedeketin dia sama si gebetannya itu. Dukungan kamu mulai dari ngajak mereka ketemuan bareng bertiga untuk ngobrol. Kamu berpikir kalau itulah waktu untuk sahabat kamu dan si dia saling mengenal.

Namun, sayangnya rencana kamu gagal karena si pria itu ternyata lebih tertarik sama kamu. Awalnya kamu nggak sadar kalau si dia sedang PDKT sama kamu hingga akhirnya kamu kebawa suasana dan si pria berhasil ngebuat kamu nyaman. Kamu sadar kalau kamu juga suka sama gebetan sahabat kamu sendiri. 

Hingga waktu yang paling kamu takutkan terjadi, si pria nembak kamu. Duh, mas Makin ke sini saya makin banyak mendengar orang yang menyatakan itu, khususnya dari kaum wanita. Sebagian karena didikan orangtua yang lebih mementingkan kemapanan dan keamanan hidup.

Anda mungkin pernah mendapat rentetan ceramah, “Jangan pacaran dulu, kamu masih SMP!” lalu “Jangan pacaran dulu, tunggu lulus SMA!” lalu “Jangan pacaran dulu, fokus kuliah dong!” lalu “Jangan pacaran dulu, rajin kerja aja, anak orang mau dikasih makan apa?” lalu tiba-tiba ditodong secara tidak adil “Kamu udah tua begini, mau kapan menikah? Jangan ditunda-tundalah!” Kacau.

Banyak orang menyepelekan pentingnya melatih otot-otot romansa semenjak dini, sehingga akhirnya mereka tiba di ‘usia matang’ tanpa disertai kematangan untuk mengelola percintaan.

Dalam tabel Hierarchy Of Needs, Abraham Maslow memasukkan keintiman cinta ke dalam kebutuhan sosial yang wajib terpenuhi dalam proses pertumbuhan seorang manusia. Jika Anda tidak mau memenuhinya -baik karena malas ataupun karena tidak mampu- itu jelas akan berdampak negatif pada kehidupan Anda.

Sekolah cinta hari ini sederhana saja: saya ingin mencuci otak Anda yang selama ini terbiasa menyepelekan isu percintaan. Percintaan itu sama pentingnya dengan studi, karir, keluarga, hobi, pergaulan, dan bidang-bidang hidup lainnya. Malah jika dilakukan dengan baik dan benar, hubungan cinta bisa memberikan banyak sekali dampak positif dalam hidup Anda. Simak baik-baik penjelasannya sebagai berikut.

MENGENALI DIRI SENDIRI

“Pacaran adalah waktu untuk mengenali pasangan!” kata banyak orang. Kotoran banteng! Mengenali pasangan seharusnya terjadi saat PDKT karena disitulah Anda harus melihat seluruh potensi dia dibandingkan gebetan-gebetan lain yang berbaris di sampingnya. Saat pacaran, Anda biasanya akan terkejut menyadari bahwa Anda tidak secerdas, sedewasa, sehebat yang Anda pikirkan sebelumnya.

Anda jadi sadar Anda payah mengelola emosi. Anda jadi sadar akan kemanjaan dan ketergantungan Anda. Anda jadi sadar Anda punya banyak ketakutan dan kenegatifan. Anda jadi sadar Anda suka malas dalam berkomunikasi. Anda jadi sadar ini-itu. Dan agar hubungan bisa terus jalan, Anda harus mendorong diri untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan itu.

Dalam penelitian Andrew Collins yang berjudul The Developmental Significance of Romantic Relationships, orang yang bertahan dalam hubungan cinta lebih dari 9 bulan dilaporkan memiliki perilaku yang tidak lagi emosional konfrontatif, lebih terbiasa positif terhadap orang lain, dan lebih mampu bernegosiasi.

Jika pacaran adalah untuk mengenali diri, pernikahan adalah untuk mengasah diri jauh lebih tajam lagi. Bayangkan hubungan cinta sebagai tempat indah untuk bermain bahagia, sekaligus gym untuk berolahraga. Latihan mental dan kemampuan dalam mengelola drama hubungan cinta pastinya akan sangat membantu Anda menghadapi berbagai drama kehidupan lainnya di kampus, kantor, dsb.

MELIPATGANDAKAN KEHIDUPAN

Percintaan punya efek pelipatgandaan. Artinya jika Anda sudah bahagia, kehadiran pasangan pasti memberikan Anda lebih banyak alasan untuk bahagia. Jika Anda sudah sukses, pasangan pasti bisa mendorong Anda melompat lebih tinggi lagi. Pasangan adalah partner atau rekan kerja, jadi hubungan itu akan membuat Anda lebih bergairah bekerja cerdas dalam hidup.

Hubungan cinta yang baik juga sewajarnya mendorong Anda pada lingkungan pergaulan yang lebih luas. Paling minimal, Anda jadi terbiasa bergaul dengan sahabat atau komunitas pasangan Anda. 

Bertambahnya pertemanan demikian seringkali berarti bertambahnya kesempatan untuk mengembangkan karir. Bertambahnya pertemanan juga berarti bertambah banyaknya kehangatan simpati dan support yang siap membanjiri ketika Anda sedang down. “The more, the merrier!” demikian kata orang bule.

Constantine Sedikides menulis dalam penelitiannya, Perceived Benefits and Costs of Romantic Relationships, bahwa hubungan cinta akan melipatgandakan rasa keamanan, keceriaan, keyakinan mencintai-dicintai, dan keintiman dalam hidup sehari-hari.

Pada saat yang sama, hubungan cinta juga melipatgandakan tekanan dan kekhawatiran, pengorbanan diri, serta jumlah konflik. Kombinasi keduanya akan membuat kehidupan lebih megah meriah ketika digambarkan dalam buku otobiografi ataupun film biografi diri Anda suatu saat nanti.

MENYEHATKAN FISIK DAN MENTAL

Penelitian berjudul Love And Its Effect On Mental And Physical Health yang dilakukan Jane Traupmann menemukan bahwa kualitas hubungan cinta terhubung dengan tiga faktor: Passionate Love, Companionate Love, dan Sexual Satisfaction. Jika ketiga hal itu dipenuhi, maka bukan saja hubungannya berjalan indah sentosa, tapi kedua orang yang terlibat di dalamnya juga jadi sehat secara fisik dan batin.

Bahkan sebuah buku lain, Why Married People Are Happier, Healthier, and Better off Financially, menjelaskan ratusan data tentang mengapa kaum lajang banyak mengalami ‘kerugian’ dibanding kaum yang memiliki pasangan.
Berikut saya kutip beberapa data saja:
  • Tingkat kematian pria lajang lebih tinggi 250% dibanding pria yang berpasangan, sementara tingkat kematian wanita lajang 50% lebih tinggi daripada wanita yang berpasangan.
  • Orang lajang lebih banyak masuk rumah sakit dan memiliki resiko lebih tinggi meninggal setelah menjalani operasi.
  • 9 dari 10 pria-wanita yang berpasangan bisa mencapai usia 65 tahun, tapi hanya 6 dari 10 pria lajang dan 8 dari 10 wanita lajang bisa tembus usia 65 tahun.
  • Pria yang berpasangan memiliki sistem kekebalan tubuh, tekanan darah, kolesterol, dan berat tubuh yang lebih baik dibanding pria lajang.
  • Pria yang berpasangan 50% lebih sedikit bunuh diri dibanding pria lajang.
  • 40% kaum yang berpasangan menyatakan sangat bahagia menjalani hidupnya, sementara hanya 25% kaum lajang yang menyatakan demikian.
  • dan masih banyak lagi.
Demi Tuhan, percintaan itu bukan saja membahagiakan tapi juga sangat menyehatkan. Mungkin itu sebabnya juga banyak pria-wanita lajang terlihat begitu letih labil, lesu madesu, dan rentan terhadap penyakit galau. 

Maslow juga mengkategorikan keintiman sebagai D-Needs alias Deficiency Needs yang berarti manusia cenderung merasa cacat, lemah, atau kekurangan jika tidak memiliki pasangan intim.

alah romansa sepertinya memang ribet ya Ladies dan ini juga pasti terjadi sama beberapa wanita dan sahabatnya.


Kalau sudah begini, apa yang akan kamu lakukan?


Nggak ada yang salah dalam hal percintaan. Kamu suka sama orang, orang suka sama kamu nggak pernah ada yang salah. Yang salah jika kamu bersikap egois dan memaksakan sesuatu.

Kalau hal ini terjadi sama kamu, memang pilihan cuma ada dua dan masing-masing ada konsekuensinya. Sobat, saat kamu suka dengn seseorang yang ternyata akan menyakiti hati orang lain (sahabat kamu sendiri) maka langkah paling dewasa sebenarnya adalah komunikasi.

Sebelum kamu bicara sama sahabat kamu (atau istilahnya meminta izin) maka coba pikirkan terlebih dahulu sejauh apa sih persahabatan kamu dan dia? Apakah persahabatan kamu layak hanya untuk seorang pria yang belum tentu yang kamu cari selama ini? Karena lagi-lagi, saat kamu jatuh cinta logika tetap harus digunakan.

Kalau kamu pikir si pria cukup layak untuk kamu maka komunikasikan sama si sahabat. Kalau memang kamu memaksakan hubungan dengan si pria kemungkinan kamu akan kehilangan sahabat. Karena banyak kasus yang seperti itu. 

Wanita yang nggak rela jika gebetannya suka sama sahabatnya sendiri. Meskipun mungkin terlihat anak kecil, toh nyatanya jika kamu di posisi sahabat kamu juga akan berpikir yang tidak-tidak kan? Mulai dari sahabat pengkhianat, sahabat yang nggak ngertiin kamu, hingga sahabat yang egois.

Namun, jika kamu memikirkan sahabat maka kamu pun akan kehilangan pria yang kamu sukai. Apapun pilihanmu, akan ada konsekuensi yang mengekornya.





Tidak ada komentar

Posting Komentar

Don't Miss
© all rights reserved 2023
Created by Mas Binde