Politikus dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, mengungkapkan bahwa tanda-tanda kekalahan calon presiden (capres) dari PDIP, Ganjar Pranowo, dalam Pilpres 2024 semakin terlihat jelas.
Ade Armando menyoroti hasil survei yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia, yang menunjukkan bahwa elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berhasil melampaui Ganjar, sementara Anies Baswedan masih berada di posisi ketiga.
Dalam survei tersebut, Prabowo berada di posisi pertama dengan 38 persen dukungan, Ganjar mendapatkan 34,2 persen, sementara Anies mendapatkan 18,9 persen.
"Apa yang saya khawatirkan akhirnya mulai terjadi. Dukungan terhadap Ganjar terus menurun sementara dukungan terhadap Prabowo terus meningkat," kata Ade Armando dalam saluran YouTube Cokro TV, seperti dikutip pada Selasa (6/6/2023).
"Saya tidak bisa merasa senang karena tanda-tanda kekalahan Ganjar dalam Pilpres 2024 semakin jelas," tambah Ade Armando.
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia, Ade juga menyebutkan bahwa jika Pilpres 2024 berlangsung dalam dua putaran dan tersisa Prabowo dan Ganjar, maka pemenangnya akan menjadi Prabowo.
"Lalu bagaimana jika pertarungan dilakukan dalam dua putaran dengan Prabowo dan Ganjar sebagai kandidat? Hasil survei menunjukkan bahwa jika Prabowo dan Ganjar berada di babak final, kemenangan Prabowo akan semakin meyakinkan," ucapnya.
"Prabowo mendapatkan 50,5 persen sementara Ganjar mendapatkan 39,3 persen. Ini berarti selisihnya sekitar 11 persen. Ini berarti mayoritas suara pendukung Anies sebagian besar beralih ke Prabowo, bukan ke Ganjar," tambahnya.
Ade menyoroti bahwa penurunan atau stagnansi elektabilitas Ganjar tersebut terkait dengan sikap arogan dari PDIP sebagai partai pendukung Ganjar. Menurutnya, pendukung Ganjar menyebut bahwa PDIP seringkali memperlakukan Ganjar seperti seorang petugas partai. Bahkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, meminta Ganjar untuk mengakui bahwa dirinya memang merupakan petugas partai.
"Menurut saya, salah satu faktor penting yang menyebabkan penurunan atau stagnansi suara Ganjar adalah PDIP," ujar Ade Armando.
"Tanpa disadari, PDIP telah meredam semangat pendukung Ganjar dan membuat Ganjar terlihat bukan sebagai pemimpin yang diharapkan oleh Indonesia," lanjutnya.
Hal ini dianggap akan memperburuk citra Ganjar di mata publik. "Aku mengingatkan PDIP untuk menghentikan sikap arogan dan perlakuan terhadap Ganjar sebagai petugas partai," ungkapnya. "Saya yakin sikap semacam itu hanya akan menurunkan elektabilitas Ganjar. Sayangnya, masukan saya ini tidak ditanggapi dengan dewasa oleh PDIP," tambahnya.
Seperti yang diketahui, Megawati sebelumnya telah mengingatkan Ganjar dalam sebuah pertemuan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan, di kantor DPP PDI-P, Jakarta, pada Jumat lalu.
Pada kesempatan tersebut, Megawati mengingatkan tugas Ganjar sebagai seorang petugas partai, sama seperti Ketua Umum PDIP dan kader-kader lainnya. Beruntungnya, Ganjar menaati nasehat Megawati dan dianggap telah menjalankan tugasnya sebagai kader partai dengan baik.